Ketika iman bersemi dalam hati sesuai tuntunan syariat, niscaya hati ini rindu terbang ke jannah dan takut siksa neraka

Sabtu, 25 Agustus 2012

Peringatan Penting Tentang Pelaksanaan Shalat Berjama'ah


TEMPAT PELAKSANAAN SHALAT BERJAMA'AH, KEUTAMAAN, MEMAKMURKAN MASJID DAN
      BERJALAN MENUJU MASJID.

      MEMAKMURKAN DAN MENDATANGI MASJID (UNTUK BERIBADAH)

      Masjid merupakan Baitullah, di dalamnya Ia disembah dan senantiasa disebut

      nama-Nya. Masjid merupakan menara petunjuk dan bendera Islam. Allah
      memuliakan serta mengagungkan orang yang mengikatkan dirinya dengan
masjid.
      Allah berfirman.

      "Artinya : Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka
      janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah)
      Allah" [Al-Jin : 18]

      Masjid-masjid itu dibangun agar manusia mengerjakan shalat dan berdzikir
      kepada Allah, membaca Al-Qur'an dan taqarrub kepada-Nya, merendah di
      hadapan-Nya dan mengharapkan pahala di sisi-Nya.

      Sesungguhnya memakmurkan masjid adalah bagian terbesar untuk taqarub
kepada
      Allah Subhanahu wa Ta'ala. Di antara bagian dari memakmurkan masjid adalah
      membangun, membersihkan, membentangkan permadani, meneranginya dan masih
      banyak lagi bagian-bagian dari pemerliharaan masjid. Adapula memakmurkan
      masjid dengan i'tikaf di dalamnya, shalat dan senantiasa mendatanginya
      dengan berjama'ah, mengajarkan ilmu-ilmu yang bermanfaat, membaca
      Al-Qur'an,
      belajar dan mengajarkannya. As-Sunnah telah menjelaskan keutamaan dan
      balasan yang besar dalam memakmurkan, membangun dan memelihara masjid.

      Diriwayatkan dalam shahih Muslim, Utsman Radhiyallahu 'anhu telah
mendengar
      Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

      "Artinya : Barangsiapa telah membangun masjid karena Allah Subhanahu wa
      Ta'ala (Bukair berkata : Saya menyangka beliau berkata dengan mengharap
      wajah Allah), maka Allah akan membangunkannya rumah di Jannah" [Shahih
      Muslim 1/378 no. 533 urutan 24 kitab al-Masajid bab 4]

      Maksudnya karena ikhlas dengan mengharap wajah Allah Subhanahu wa Ta'ala
      semata serta mengharap keridhaan-Nya, tidak riya, sum'ah dan tidak pula
      karena mencari pujian manusia serta bukan karena satu tujuan atau
      tujuan-tujuan yang lain.

      Seperti telah dijelaskan tentang keutamaan memakmurkan masjid, dijelaskan
      pula tentang keutamaan menyiapkan masjid untuk shalat dan pujian bagi
orang
      yang melaksanakannya.

      Dalam shahih Muslim, Abu Hurairah berkata : Sesungguhnya ada seorang
wanita
      berkulit hitam yang berkhidmat pada masjid (dalam riwayat lain ; seorang
      pemuda). Suatu ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak
      melihatnya, maka beliau bertanya tentang dia, para shahabat menjawab, Ia
      telah meninggal. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

      "Apakah tidak ada kemampuan bagimu untuk memberitahukan kepadaku (tentang
      kematiannya, ada yang menjawab, sepertinya mereka menganggap kecil masalah
      itu. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Tunjukkan padaku
      kuburannya, maka ditunjukkanlah beliau pada kuburan tersebut, beliau
      mendo'akannya kemudian bersabda:

      "Artinya : Sesungguhnya ahli kubur ini dipenuhi kegelapan dan Allah
      meneranginya dengan shalatku terhadap mereka" [Shahih Muslim 2/658 no 956
      urutan 71 Kitab al-Janaiz bab ash-shalat 'ala al-Kubur]

      Telah ada beberapa nash sharih lagi shahih yang menjelaskan keutamaan
      mendatangi masjid untuk menunaikan shalat, dzikir dan qira'ah Qur'an.
Orang
      yang menziarahi masjid itu berada dalam penjagaan Allah dan mendapatkan
      rahmat-Nya selagi ia duduk didalamnya, menjaga adab-adabnya dan selalu
      menghubungkan hatinya dengan Allah.

      Sesungguhnya shalat seseorang di dalam masjid dilebihkan dari shalat yang
      dilakukan di rumah atau di pasar dengan 25 derajat atau 27 derajat.
      Beberapa
      nash telah menjelaskan bahwa orang yang mendatangi masjid dalam gelap,
maka
      Allah akan meneranginya dengan sempurna pada hari kiamat, seperti orang
      yang
      pergi ke masjid di pagi hari atau di malam hari, Allah akan menyediakan
      baginya rumah di jannah. Ini merupakan fadhilah yang besar, takkan ada
      orang
      yang melampui batas atau meremehkannya kecuali orang yang lalai atau
      pemalas, maka haram baginya mendapatkan kebaikan saudaranya semuslim.

      Lihat beberapa hadits yang telah menjelaskan apa yang telah saya katakan
      ini, supaya menjadi ilmu, bashirah dan petunjuk, dengan itu pula supaya
      kalian melaksanakan rukun ini sebagai ilham dari syi'ar-syi'ar Islam di
      masjid bersama jama'ah lain untuk mendapatkan ridha dan balasan dari Allah
      di dunia dan di akhirat.

      Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

      "Artinya : Shalat seseorang (di masjid dengan berjama'ah) itu dilebihkan
      dengan 25 derajat dari shalat yang dikerjakan di rumah dan di pasar,
      sesungguhnya salah seorang di antara kalian jika berwudlu kemudian
      menyempurnakannya lalu mendatangi masjid, tak ada keinginan yang lain
      kecuali untuk shalat, maka tidaklah ia melangkah dengan satu langkah pun
      kecuali Allah mengangkatnya satu derajat, dan terhapus darinya satu
      kesalahan hingga ia masuk masjid ..." [Muttafaqun 'alaih, Lu'lu wal
Marjan,
      yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim 1/131 no. 387]

      Orang yang menziarahi masjid berada dalam perlindungan dan rahmat dari
      Allah
      selagi tetap dalam duduk dan menjaga adab-adabnya dengan menghadapkan hati
      kepada Allah semata.

      Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
      sallam bersabda.

      "Artinya : Maukah aku tunjukkan kepadamu sesuatu yang menyebabkan Allah
      menghapuskan kesalahan-kesalahan dan mengangkat derajat ..? para shahabat
      menjawab ; Ya wahai Rasulullah, beliau bersabda, " Menyempurnakan wudlu
      meski dalam keadaan susah dan banyak-banyak mendatangi masjid, menunggu
      shalat setelah shalat.... itulah ribat, itulah ribat, itulah ribat"
[Shahih
      Muslim 1/219 no 251 urutan 41 bab 14 kitab At-Thaharah]

      Allah berfirman.

      "Artinya : Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah
      diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada
waktu
      pagi dan waktu petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan
      tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan
      sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari
      yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Mereka
      mengerjakan
      yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka (dengan
      balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya
      Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezki kepada
      siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas" [An-Nur : 36-38]

      Banyak sekali ayat dan hadits-hadits dalam bab ini, maka bagi orang yang
      berkhidmat di masjid dan bertanggung jawab atas masjid baik atas nama
      pribadi, jama'ah, yayasan atau yang lain haruslah menghidupkan masjid
      dengan
      membangun, membersihkan, menghamparkan permadani, penerangan dan
      kesinambungan pemenuhan air serta lainnya yang termasuk di dalamnya demi
      kemudahan dan kelancaran hamba Allah untuk melaksanakan amal-amal yang
      besar
      di dalam masjid.
 Yaqa'u Fiiha min Bid'ain wa Akhthain edisi Indonesia Shalat Berjama'ah
      Panduan Hukum, Adab, Hikmah, Sunnah dan Peringatan Penting Tentang
      Pelaksanaan Shalat Berjama'ah, oleh Dr Shalih bin Ghanim bin Abdillah
      As-Sadlani.
      [Shalat Berjama'ah, Panduan Hukum, Adab, Hikmah,..hal 61-65, Pustaka
      Arafah]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar