TEMPAT
PELAKSANAAN SHALAT BERJAMA'AH, KEUTAMAAN, MEMAKMURKAN MASJID DAN
BERJALAN MENUJU
MASJID.
MEMAKMURKAN DAN
MENDATANGI MASJID (UNTUK BERIBADAH)
Masjid merupakan
Baitullah, di dalamnya Ia disembah dan senantiasa disebut
nama-Nya. Masjid
merupakan menara petunjuk dan bendera Islam. Allah
memuliakan serta
mengagungkan orang yang mengikatkan dirinya dengan
masjid.
Allah berfirman.
"Artinya :
Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka
janganlah kamu menyembah seseorangpun di
dalamnya di samping (menyembah)
Allah"
[Al-Jin : 18]
Masjid-masjid
itu dibangun agar manusia mengerjakan shalat dan berdzikir
kepada Allah,
membaca Al-Qur'an dan taqarrub kepada-Nya, merendah di
hadapan-Nya dan
mengharapkan pahala di sisi-Nya.
Sesungguhnya
memakmurkan masjid adalah bagian terbesar untuk taqarub
kepada
Allah Subhanahu
wa Ta'ala. Di antara bagian dari memakmurkan masjid adalah
membangun,
membersihkan, membentangkan permadani, meneranginya dan masih
banyak lagi
bagian-bagian dari pemerliharaan masjid. Adapula memakmurkan
masjid dengan
i'tikaf di dalamnya, shalat dan senantiasa mendatanginya
dengan
berjama'ah, mengajarkan ilmu-ilmu yang bermanfaat, membaca
Al-Qur'an,
belajar dan
mengajarkannya. As-Sunnah telah menjelaskan keutamaan dan
balasan yang
besar dalam memakmurkan, membangun dan memelihara masjid.
Diriwayatkan
dalam shahih Muslim, Utsman Radhiyallahu 'anhu telah
mendengar
Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya :
Barangsiapa telah membangun masjid karena Allah Subhanahu wa
Ta'ala (Bukair
berkata : Saya menyangka beliau berkata dengan mengharap
wajah Allah),
maka Allah akan membangunkannya rumah di Jannah" [Shahih
Muslim 1/378 no.
533 urutan 24 kitab al-Masajid bab 4]
Maksudnya karena
ikhlas dengan mengharap wajah Allah Subhanahu wa Ta'ala
semata serta
mengharap keridhaan-Nya, tidak riya, sum'ah dan tidak pula
karena mencari
pujian manusia serta bukan karena satu tujuan atau
tujuan-tujuan
yang lain.
Seperti telah
dijelaskan tentang keutamaan memakmurkan masjid, dijelaskan
pula tentang keutamaan menyiapkan masjid
untuk shalat dan pujian bagi
orang
yang
melaksanakannya.
Dalam shahih
Muslim, Abu Hurairah berkata : Sesungguhnya ada seorang
wanita
berkulit hitam
yang berkhidmat pada masjid (dalam riwayat lain ; seorang
pemuda). Suatu
ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak
melihatnya, maka
beliau bertanya tentang dia, para shahabat menjawab, Ia
telah meninggal.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Apakah
tidak ada kemampuan bagimu untuk memberitahukan kepadaku (tentang
kematiannya, ada
yang menjawab, sepertinya mereka menganggap kecil masalah
itu. Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Tunjukkan padaku
kuburannya, maka
ditunjukkanlah beliau pada kuburan tersebut, beliau
mendo'akannya
kemudian bersabda:
"Artinya :
Sesungguhnya ahli kubur ini dipenuhi kegelapan dan Allah
meneranginya
dengan shalatku terhadap mereka" [Shahih Muslim 2/658 no 956
urutan 71 Kitab al-Janaiz bab ash-shalat
'ala al-Kubur]
Telah ada
beberapa nash sharih lagi shahih yang menjelaskan keutamaan
mendatangi
masjid untuk menunaikan shalat, dzikir dan qira'ah Qur'an.
Orang
yang menziarahi
masjid itu berada dalam penjagaan Allah dan mendapatkan
rahmat-Nya
selagi ia duduk didalamnya, menjaga adab-adabnya dan selalu
menghubungkan
hatinya dengan Allah.
Sesungguhnya
shalat seseorang di dalam masjid dilebihkan dari shalat yang
dilakukan di
rumah atau di pasar dengan 25 derajat atau 27 derajat.
Beberapa
nash telah
menjelaskan bahwa orang yang mendatangi masjid dalam gelap,
maka
Allah akan
meneranginya dengan sempurna pada hari kiamat, seperti orang
yang
pergi ke masjid
di pagi hari atau di malam hari, Allah akan menyediakan
baginya rumah di
jannah. Ini merupakan fadhilah yang besar, takkan ada
orang
yang melampui
batas atau meremehkannya kecuali orang yang lalai atau
pemalas, maka
haram baginya mendapatkan kebaikan saudaranya semuslim.
Lihat beberapa
hadits yang telah menjelaskan apa yang telah saya katakan
ini, supaya
menjadi ilmu, bashirah dan petunjuk, dengan itu pula supaya
kalian melaksanakan
rukun ini sebagai ilham dari syi'ar-syi'ar Islam di
masjid bersama
jama'ah lain untuk mendapatkan ridha dan balasan dari Allah
di dunia dan di
akhirat.
Dari Abu
Hurairah, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya :
Shalat seseorang (di masjid dengan berjama'ah) itu dilebihkan
dengan 25
derajat dari shalat yang dikerjakan di rumah dan di pasar,
sesungguhnya
salah seorang di antara kalian jika berwudlu kemudian
menyempurnakannya lalu mendatangi masjid, tak ada keinginan yang lain
kecuali untuk
shalat, maka tidaklah ia melangkah dengan satu langkah pun
kecuali Allah
mengangkatnya satu derajat, dan terhapus darinya satu
kesalahan hingga
ia masuk masjid ..." [Muttafaqun 'alaih, Lu'lu wal
Marjan,
yang disepakati
oleh Bukhari dan Muslim 1/131 no. 387]
Orang yang
menziarahi masjid berada dalam perlindungan dan rahmat dari
Allah
selagi tetap
dalam duduk dan menjaga adab-adabnya dengan menghadapkan hati
kepada Allah
semata.
Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda.
"Artinya :
Maukah aku tunjukkan kepadamu sesuatu yang menyebabkan Allah
menghapuskan
kesalahan-kesalahan dan mengangkat derajat ..? para shahabat
menjawab ; Ya
wahai Rasulullah, beliau bersabda, " Menyempurnakan wudlu
meski dalam
keadaan susah dan banyak-banyak mendatangi masjid, menunggu
shalat setelah
shalat.... itulah ribat, itulah ribat, itulah ribat"
[Shahih
Muslim 1/219 no
251 urutan 41 bab 14 kitab At-Thaharah]
Allah berfirman.
"Artinya :
Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah
diperintahkan
untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada
waktu
pagi dan waktu
petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan
tidak (pula)
oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan
sembahyang, dan
(dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari
yang (di hari
itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Mereka
mengerjakan
yang demikian
itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka (dengan
balasan) yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya
Allah menambah
karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezki kepada
siapa yang
dikehendaki-Nya tanpa batas" [An-Nur : 36-38]
Banyak sekali
ayat dan hadits-hadits dalam bab ini, maka bagi orang yang
berkhidmat di
masjid dan bertanggung jawab atas masjid baik atas nama
pribadi,
jama'ah, yayasan atau yang lain haruslah menghidupkan masjid
dengan
membangun,
membersihkan, menghamparkan permadani, penerangan dan
kesinambungan
pemenuhan air serta lainnya yang termasuk di dalamnya demi
kemudahan dan
kelancaran hamba Allah untuk melaksanakan amal-amal yang
besar
di dalam masjid.
Panduan Hukum, Adab, Hikmah, Sunnah dan Peringatan Penting Tentang
Pelaksanaan Shalat Berjama'ah, oleh Dr Shalih bin Ghanim bin Abdillah
As-Sadlani.
[Shalat
Berjama'ah, Panduan Hukum, Adab, Hikmah,..hal 61-65, Pustaka
Arafah]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar