Pernah Muhammad Bin Bundar As-Sabbak
Al-Jurjani berkata kepada Imam Ahmad bin Hambal, "Berat bagiku untuk mengatakan
si fulan lemah, si fulan pendusta." Maka berkata Al-Imam, "Jika kamu
diam dan saya pun diam, bagaimana si jahil mengetahui yang benar dari yang
salah."
Abdullah bin Ahmad bin Hanbal berkata bahwa
suatu hari datanglah Abu Turab An-Nakshsyabi menemui bapaknya ketika ia sedang
mengatakan "si fulan lemah dan si fulan dipercaya" kemudian
berkatalah Abu Turab, "Ya Syaikh, engkau mencela ulama, "maka
bapaknya melihat kepada Abu Turab seraya berkata, "Celaka kamu, ini
nasihat, bukan ghibah!"
Berkata Imam Abu Isa At-Tirmidzi,
"Sebagian orang yang tidak paham telah mencela ulama hadits karena
membicarakan orang". Juga Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata,
"Sebagian orang yang tidak memiliki ilmu menyangka bahwa perbuatan itu
adalah ghibah. Padahal tidaklah demikian, karena menyebutkan aib seseorang jika
ada maslahatnya, walaupun sifatnya khusus, seperti tak ada perselisihan tentang
bolehnya menolak persaksian seorang yang berdusta. Maka dalam hal ini
kemaslahatan bagi kaum muslimin lebih diutamakan." (Syarh Ilal oleh Imam
Ibnu Rajab Al-Hanbali, 1:43-44).
Biografi Yusuf Al Qaradhawi
Riwayat Singkat
Qaradhawi dilahirkan pada tahun 1926 M,
menimba ilmu di Al-Makatib, Madrasah Ibtidaiyah dan Ma'had Diniy di Al-Azhar.
Pemahaman akidahnya bersumber dari faham Asy'ariyah. Semenjak kecil sudah
dijejali dengan kitab-kitab sufi, seperti kitabnya Al-Ghazali, Ibnu Ujaibah dan
sebagainya. Oleh karena itu, ia tidak menentang faham tasawuf, sebagaimana
pengakuannya.
Ketika masih remaja di bangku Ibtidaiyah,
Qaradhawi bergabung dengan Ikhwanul Muslimin dan sangat terpengaruh oleh
pemikiran Hasan Al-Banna, Muhammad Al-Ghazali, dan para pembesar Hizbul Ikhwan
lainnya. Maka tidak heran jika kemudian dia menjadi salah satu pembesar di
Hizbul Ikhwan di tahun-tahun terakhir.
Daftar Kebatilan Qaradhawi
1. Terkontaminasi pemikiran rasionalis di
"Madrasah Hawaiyah" (madrasah yang dibangun atas dasar hawa nafsu),
sehingga terkadang menolak hadits-hadits shahih dengan alasan tidak masuk akal,
bertentangan dengan Al-Qur'an, dan lain sebagainya. Hal ini bisa dilihat dalam
kitab Kaifa Nata'aamal Ma'as-Sunnah yang ditulisnya.
2. Tidak merujuk kepada pemahaman Salaf
terhadap Al-Qur'an, bahkan ia memahaminya menurut hawa nafsunya. Tidak
menghargai para ulama, tidak memperdulikan pendapat ulama, dan menyelisihi
ijma' (kesepakatan) ulama, apabila bertentangan dengan hawa nafsunya.
3. Mengajak umat Islam untuk bermawaddah
(berkasih sayang) dengan Yahudi dan Nasrani. Hal ini dituangkannya dalam
berbagai kitab, koran dan majalah.
4. Berupaya mendekatkan kaum muslimin
dengan musuh-musuh mereka (Yahudi dan Nasrani). Hal ini dibuktikan dengan
seringnya berpartisipasi dan hadir dalam berbagai muktamar Tauhidul-Adyan
(penyatuan agama-agama) yang diadakan oleh Yahudi dan Nashara, kecuali muktamar
di Sudan, ia tidak bisa hadir karena alasan pribadi.
5. Berpendapat bahwa jihad hanya untuk
membela diri saja, bukan untuk ekspansi ke negeri-negeri kafir.
6. Menghormati tempat ibadah orang-orang
kafir.
7. Mengkampanyekan "Perdamaian
Dunia" tanpa letih dan bosan. (Maksudnya, kaum muslimin dibelenggu
kebebasannya untuk berjihad dan membela harga dirinya dari penindasan
orang-orang kafir dengan dalih perdamaian dunia, pent.)
8. Mempropagandakan positifnya keberagaman
agama.
9. Mengadopsi pemikiran-pemikiran yang
berasal dari orang-orang kafir, dan berusaha memolesnya dengan wajah Islami,
seperti demokrasi dan pemilu.
10. Memutuskan suatu perkara sesuai dengan
pendapat mayoritas jika terjadi perbedaan pendapat.
11. Memecah-belah kaum muslimin menjadi
bermacam-macam thaifah, firqah dan hizib, serta mengingkari nas-nas yang
melarangnya.
12. Berpendapat bahwa orang yang
mengkritisi para penakwil dan pengingkar Asma' wa Shifat Allah adalah lari dari
perjuangan Islam, menolong musuh dan melemahkan barisan Islam.
13. Berusaha untuk mensalafkan Sufi dan
mensufikan Salaf, serta mencampuradukkan keduanya.
14. Mencela dan merendahkan ulama Islam,
serta memuji ahli bid'ah dan ahlul ahwa'.
15. Merayakan hari-hari besar bid'ah yang
dia sendiri sudah tahu bahwa itu hanya taklid kepada orang-orang Barat.
16. Membolehkan nyanyian dan mendengarkan
lagu-lagu yang didendangkan oleh artis laki-laki maupun perempuan. Bahkan
terpesona dengan suara Faizah Ahmad dan menyenangi lagunya Fairuz.
17. Menyaksikan film sinetron di televisi
dan video.
18. Berpendapat bahwa bioskop adalah sarana
hiburan yang penting, halal dan baik.
19. Membolehkan penjualan beberapa barang
yang haram bagi orang yang terasing di negeri kafir.
20. Berpendapat bahwa tidak masalah
(boleh-boleh saja) menghadiri acara-acara yang didalamnya dihidangkan khamr,
jika itu dilakukan demi maslahat dakwah!!!
21. Menyatakan bolehnya mempergunakan
produk yang tercampur dengan daging, minyak dan lemak babi bila sudah diproses
secara kimia, sebagaimana ia menghalalkan sesembelihan orang kafir selain Ahli
Kitab.
22. Mengeluarkan fatwa dan makalah yang
kontroversi, karena bekal ilmu haditsnya sedikit dan buruk.
Mengenai keadaan keluarga Qaradhawi,
biarlah dia sendiri yang bercerita. Majalah Sayidatii no. 678, 11 Maret 1994
memuat wawancara dengannya. Sang wartawan bertanya kepadanya :"Sehubungan
dengan izin yang Anda berikan kepada putri Anda untuk belajar di Universitas
asing yang ikhtilath (bercampur-baur antara laki-laki dan perempuan), apakah
alasan Anda? " Qaradhawi menjawab :
"Pertama, dia pergi bersama suami dan
anaknya, dan di sana melahirkan dua orang anak. Kedua, di Dirasah Ulya
(magister) tidak ada dampak negatif yang timbul dari ikhtilath di sana, karena
ia sibuk dengan tugas-tugas, makalah, laboratorium dan pelajarannya. Ketiga,
yang paling penting ikhtilath pada dasarnya tidaklah haram. Karena yang
diharamkan adalah khalwat, tabarruj, dan ikhtilath iltimas (bersentuhan), yaitu
bersentuhan dan berdekatan. Adapun bila ia seorang murid wanita yang tergabung dalam
sejumlah orang tanpa khalwat yang memalukan dalam berpakaian serta menjaga
norma-norma Islam, ini tidaklah berbahaya."
Kemudian Qaradhawi ditanya: "Lalu
bagaimana dengan hobi anak-anak Anda?" Dia menjawab : "Tidak ada
halangan bagi anak-anakku untuk mengembangkan bakatnya. Putraku punya hobi
olahraga judo dan telah meraih sabuk hitam. Dia juga hobi berenang dan angkat
besi. Aku juga mendukung mereka. Sementara putraku Abdurrahman, dia mempunyai
hobi sastra. Dia adalah seorang penyair, pandai membaca syair, serta
melantunkan dan mendendangkannya, (Qaradhawi tertawa)."
Kemudian sang wartawan bertanya,
"Dimanakah dia belajar mengubah lagu dan nasyid?" Qaradhawi menjawab,
"Ia belajar dari bakat dan sekolah musik. Dia punya banyak hobi."
Lanjutnya, "Anakku, Abdurrahman, kuliah di Darul Ulum, ia mempunyai
teman-teman wanita. Dan mungkin saja, diantara teman-temannya telah menjadi
kekasih hatinya. Dan Allah mengaruniakan rasa cinta kepada temannya. Semua ini
dierbolehkan."
Pembaca yang budiman, inilah yang bisa
penulis ringkas dari sosok Qaradhawi. Setiap poin yang disebutkan sudah dibahas
dalam bab-bab terdahulu, didukung dengan dalil-dalil dan bukti-bukti yang
nyata.
==========
(Dikutip dari terjemah tulisan Syaikh Ahmad
bin Muhammad bin Manshur Al 'Udaini Al Yamani dalam Kitabnya : Raf'ul-Litsaam
'An Mukhaalafatil-Qaradhaawii Li Syarii'atil-Islaam. Kesalahan-kesalahan Yusuf
Qaradhawi. Penerbit : Daarul-Atsaar, Yaman, cet. I 1421 / 2000)
sumber: http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=255
Tidak ada komentar:
Posting Komentar