Ketika iman bersemi dalam hati sesuai tuntunan syariat, niscaya hati ini rindu terbang ke jannah dan takut siksa neraka

Selasa, 28 Agustus 2012

Surah Qaf Sebagai Penyebab Hidayahku


Seorang wanita yang telah bertobat bercerita:

Dahulu aku tenggelam dalam gelapnya kemaksiatan. Sering ibuku menasehatiku sampai menangis tapi kuanggap angin lalu saja, dan aku masih terus berjalan di jalan yang gelap ini, aku larut dengan angan-angan dan hayalan.
Ketika hari berganti dengan malam yang gelap gulita akau berfikir juga apa yang akan
kulakukan esok hari. Dan pada siang hari aku berfikir juga tentang apa yang akan kulakukan untuk menghabiskan waktu malam. Pikiranku hanya terfokus pada urusan dunia saja dan menghabiskan waktu tanpa manfaat sedikitpun, hari-hariku berlalu dengan nyanyian, majalah, dan film-film cabul, begitulah keadaanku yang telah diliputi kelalaian.
Suatu hari aku merasa bosan dengan aktivitasku yang monoton, juga dengan nasehat ibuku yang mengingatkanku pada ayahku yang telah meninggal dunia, mudah-mudahan Allah merahmatinya. Aku masuk ke kamar yang penuh kaset, majalah dan gambar-gambar, tiba-tiba aku mendengar suara imam masjid yang menggetarkan pendengaranku, gema kalam ilahi telah menggetarkan hatiku, 'Subhanallah, alangkah agungnya kalam itu'.
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. (Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya. Dan ditiupkalah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman. Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat, penggiring dan seorang malaikat penyaksi. Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam. Dan yang menyertai dia berkata: 'Inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku'. Allah berfirman: 'Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala, yang sangat enggan melakukan kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu, yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah maka lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat'. Yang menyertai (syetan) dia berkata (pula): 'Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh'. Allah berfirman: 'Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku, padahal sesungguhnya Aku dahulu telah memberikan ancaman kepadamu'. Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku. (Dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya kepada jahannam: 'Apakah kamu sudah penuh?' Dia menjawab: 'Masih adakah tambahan?'". (QS. Qaaf : 16-30).
Ketika pada kehidupan sesungguhnya, alangkah dahsyatnya kematian, dan begitu lalainya aku. Seolah-olah kubur terhalangi oleh kelalaian dalam hidupku. Shalat kulakukan sebatas kebiasaan, kalau ada kesempatan aku kerjakan, kalau tidak aku tinggalkan. Demikian pula dengan kewajiban-kewajiban yang lain.
Kitab Allah tak pernah aku sentuh kecuali di sekolah, dan itupun kalau aku ikut pelajaran, kalau tidak, aku akan pergi dengan teman-temanku . . .!
Kini lonceng peringatan sudah berbunyi dan bergema dalam jiwaku. Aku dikelilingi oleh pertanyaan-pertanyaan dari segala penjuru, 'Ya Ilahi apa yang telah kupersiapkan untuk menjawab pertanyaan-Mu?, apa yang telah kupersiapkan untuk alam kubur dan kematian?, tidak ada . . ! Aku tidak punya apa-apa selain hafalan-hafalan lagu-lagu sesat, ya Ilahi, apa yang harus aku lakukan . . .? Aku habiskan usiaku dalam gelimang dosa siang dan malam.
Jika aku harus kembali . . . kembali kepada Allah . . . dan bersiap-siap menghadapi hari dimana lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil (QS. Al-Haj : 2) . . . aku harus bangkit dan bekerja dengan giat dan ikhlas. Mudah-mudahan Allah mengampuni segala kelalaianku dan menerima kebaikanku yang sedikit . . . tiada daya dan upaya selain dari Allah SWT'.
Dikutip dari : Hakikat Taubat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar