Syaikh Muhammad bin
Sholih Al-‘Utsaimin ditanya:”Apa hukum sholat ‘Ied?”
Jawab: Yang saya fahami bahwa sholat ‘Ied adalah
fardlu ‘ain, sehingga tidak boleh bagi kaum laki-laki untuk
meninggalkannya. Mereka harus menggadirinya, karena Nabi shalallahu ‘alaihi wa
sallam memerintahkannya, bahkan beliau juga memerintahkan para gadis
pingitan
untuk ikut keluar menuju sholat ‘ied. Bahkan beliau juga memerintahkan orang
yang haid untuk datang juga meskipun mereka harus menjauh dari tempat sholat. Hal
ini menunjukkan akan pentingnya perkara tersebut. Pendapat yang saya sebutkan
inilah yang rajih dan diambil oleh Syaikhul Islam Ibn Taimiyah rahimahullah.
Tetapi sebagaimana sholat Jum’at jika tidak mengerjakannya, seseorang tidak
perlu mengqodlonya, sebab tidak ada dalil yang menunjukkan kewajibannya. Ia
tidak harus melakukan sholat apapun sebagai penggantinya, karena sholat jum’at
jika ketinggalan mengerjakannya maka penggantinya adalah sholat Dzuhur, karena
ia adalah waktu Dzuhur. Adapun jika ketinggalan sholat ‘ied maka ia tidak usah
mengqadlo.
Nasehat saya untuk saudaraku kaum muslimin hendaknya bertaqwa kepada Allah,
melaksanakan sholat ini yang bersisi kebaikan dan do’a, bertemunya manusia satu
dengan yang lain, serta menumpahkan rasa kasih saying dan cinta. Sekiranya
manusia diundang untuk menghadiri permainan tentu Anda akan melihat mereka
bersegera mendatanginya, lalu bagaimana jika yang memanggil (mengundang) mereka
adalah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam untuk melakukan sholat ini yang dengannya
mereka mendapat pahala Allah Azza wa Jalla sesuai dengan janji-Nya kepada
mereka?
Yang perlu diperhatikan bagi wanita yang pergi menuju sholat ‘ied, mereka harus
menjauhi tempat laki-laki, mereka berada dibagian belakang tempat sholat yang
jauh dari laki-laki, dan jangan keluar dalam keadaan/kodisi berhias ataupun
bertabarruj, hal ini sebagaimana terjadi pada jaman Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam ketika beliau memerintahkan kaum wanita untuk ikut keluar
menuju tempat sholat, ada yang berkata:’Ya Rasulullah, diantara kami ada yang
tidak memiliki jilbab’. Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab:”Hendaknya saudarinya meminjamkan jilbab kepadanya”1).
Jilbab adalah baju panjang atau pakaian yang sejenis mantel. Hal ini menunjukkan
kewajiban wanita untuk memakai jilbab jika keluar, karena ketika Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang wanita yang tidak mempunyai jilbab
beliau tidak mengatakan hendaklah ia keluar dengan pakaian semampunya, tetapi
beliau mengatakan:”Hendaknya saudarinya meminjamkan jilbab kepadanya”.
Dan bagi imam sholat ‘ied, jika berkhutbah di depan kaum laki-laki hendaknya
juga mengkhususkan khutbah di depan kaum wanita jika mereka tidak mendengar
khutbah di depan kaum laki-laki. Tetapi jika mereka bias mendengarkannya, maka
hal itu sudah cukup. Hanya yang lebih utama dalam akhir khutbah menyinggung
khusus hukum-hukum wanita sebagai nasehat dan untuk mengingatkan mereka
sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau
berkhutbah pada kaum laki-laki lalu beliau berjalan menuju kaum wanita lalu
menasehati dan mengingatkan mereka.2)
Soal ke-3 dari fatwa no. 9555
Soal: Sholat ‘iedul Fithri dan Adha apakah wajib atau Sunnah, dan apakah
hukuman bagi orang yang meninggalkannya?
Jawab: Sholat ‘iedul Fithri dan Adhah adalah Fardlu kifayah, sebagain ahli ilmi
berpendapat bahwa hukum sholat ‘iedul fithri dan Adhah adalah Fardlu ‘Ain
seperti sholat Jum’at; maka tidaklah semestinya bagi seorang muslim untuk
meninggalkannya.
Wabillahi Taufiq, sholawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad,
keluarganya serta para sahabatnya.
Al-Lajnah Daimah Lilbuhuts Al-‘Ilmiyyah Wal Ifta’
Anggota: Abdullah bin Gudyan
Wakil Ketua: Abdur Rozaq ‘Afifi
Ketua: Abdul Aziz bin Baaz
السؤال الثالث من الفتوى رقم (9555)
س3: صلاة العيدين الفطر والأضحى هل هي واجبة أم سنة، وما هي الذنوب على الذي
يتركها؟
ج3: صلاة العيدين: الفطر والأضحى، كل منهما فرض كفاية، وقال بعض أهل العلم: أنهما
فرض عين كالجمعة؛ فلا ينبغي للمؤمن تركها.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم .
اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء
عضو، نائب رئيس اللجنة، الرئيس
عبدالله بن غديان، عبدالرزاق عفيفي، عبدالعزيز بن عبدالله بن باز
Soal ke-2 dari fatwa no. 6505
Soal: Apakah sholat ‘ied wajib bagi wanita; apabila ia wajib apakah yang
terbaik ia lakukan, apakah dilakukan di rumah atau di lapangan?
Jawab: Sholat ‘ied tidaklah wajib bagi wanita akan tetapi ia adalah sunnah; dan
hal yang terbaik yang mesti ia lakukan adalah ia melakukannya di lapangan
bersama kaum muslimin dikarenakan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkan kepada kaum wanita yang demikian.
Wabillahi Taufiq, sholawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad,
keluarganya serta para sahabatnya.
Al-Lajnah Daimah Lilbuhuts Al-‘Ilmiyyah Wal Ifta’
Anggota: Abdullah bin Qu’ud
Anggota: Abdullah bin Gudyan
Wakil Ketua: Abdur Rozaq ‘Afifi
Ketua: Abdul Aziz bin Baaz
السؤال الثاني من الفتوى رقم (6505)
س2: هل صلاة العيد واجبة على المرأة، وإن كانت واجبة فهل تصليها في المنزل أو في
المصلى؟
ج2: ليست واجبة على المرأة ولكنها سنة في حقها، وتصليها في المصلى مع المسلمين؛
لأن النبي صلى الله عليه و سلم أمرهن بذلك.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم .
اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء
عضو، عضو، نائب رئيس اللجنة، الرئيس
عبدالله بن قعود، عبدالله بن غديان، عبدالرزاق عفيفي، عبدالعزيز بن عبدالله بن باز
Catatan Kaki:
1)HR.Bukhori 324; Muslim 890.
2) Fatawa Arkanil Islam, soal no. 330.
Sumber: http://abdurrahman.wordpress.com/2007/10/05/hukum-sholat-iedain/
Makkah 'Isha - 25th December 2024
-
*Makkah Isha *
(Surah Hashr: Ayaah 18-24) *Sheikh Baleelah*
Download 128kbps Audio
4 jam yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar