Penulis: Fadlilatu As
Syaikh Al'Allamah Al Faqih Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Rahimahullah
Soal
1 : Malam Lailatul-Qodar itu jatuh pada hari ke berapa ?
Jawab : Di dalam Al-Qur'an tidak diterangkan pada malam ke berapa malam Lailatul-Qodar itu jatuh, tetapi didalam Hadits diterangkan bahwa sesungguhnya Rosululloh : "Beri'tikaf pada 10 hari awal di bulan Romadlon menginginkan malam Lailatul-Qodar,
kemudian beliau beri'tikaf pada 10 hari pertengahannya
dan mengatakan (yang artinya): 'Sesungguhnya malam Lailatul-Qodar itu jatuh
pada 10 hari akhir di bulan Romadlon'. Beliau melihatnya dan beliau sujud
diwaktu shubuh ditempat yang berair bercampur tanah, kemudian pada malam ke 21
disaat beliau I'tikaf turunlah hujan maka mengalirlah air hujan tersebut pada
atap masjid karena masjid Nabi terbuat dari anjang-anjang. Beliau menjalankan
sholat subuh bersama para sahabatnya kemudian beliau sujud. Anas bin Malik
berkata: 'Aku melihat bekas air dan tanah dikeningnya, maka beliau sujud
ditempat yang berair bercampur tanah" (HR.Bukhori no.669 dan 2016, Muslim
no.1167 dan 216 dari shohabat Abu Sa'id Al-Khudri ).Jawab : Di dalam Al-Qur'an tidak diterangkan pada malam ke berapa malam Lailatul-Qodar itu jatuh, tetapi didalam Hadits diterangkan bahwa sesungguhnya Rosululloh : "Beri'tikaf pada 10 hari awal di bulan Romadlon menginginkan malam Lailatul-Qodar,
Hadits di atas menunjukkan bahwa malam Lailatul-Qodar pada saat itu jatuh pada malam yang ke 21. Sedangkan para sahabat Rosululloh melihat dalam mimpi mereka bahwa malam Lailatul-Qodar jatuh pada malam ke 27. (HR. Bukhori no.2015, Muslim no.1165 dari shohabat Abdulloh bin 'Umar ).
Yang shohih dari perbedaan para ulama tentang jatuhnya malam Lailatul-Qodar pada 10 hari terakhir adalah berpindah-pindah pada setiap tahunnya, terkadang pada tahun ini jatuh pada malam yang ke 21, kemudian pada tahun berikutnya jatuh pada malam yang ke 29, 25 atau 24.
Adapun hikmah berpindah-pindahnya malam Lailatul-Qodar supaya orang-orang yang malas menjalankan ibadah, mereka bersemangat untuk menjalankan ibadah pada 10 hari terakhir di bulan Romadlon. Hikmah yang lainnya juga yaitu agar menambah amal shalih seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah. (Syaikh Utsaimin)
Soal 2 : Apa alamat/tanda malam Lailatul-Qodar?
Jawab:
Lailatul-Qodar mempunyai beberapa alamat/tanda, baik secara langsung (yaitu pada malamnya) maupun setelah terjadi (yaitu pada pagi harinya).
Adapun alamat secara langsung (yaitu pada malamnya) diantaranya:
1.Sinar cahaya sangat kuat pada malam Lailatul-Qodar dibandingkan dengan malam-malam yang lainnya. Tanda ini pada zaman sekarang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang tinggal ditempat yang jauh dari sinar listrik atau sejenisnya.
2.Bertambah kuatnya cahaya pada malam itu.
3.Thuma'ninah. Yaitu ketenangan dan kelapangan hati yang dirasakan oleh orang-orang yang beriman lebih kuat dari malam-malam yang yang lainnya.
4.Angin dalam keadaan tenang pada malam Lailatul-Qodar, tidak berhembus kencang (tidak ada badai) dan tidak ada guntur. Hal ini berdasarkan hadits dari shohabat Jabir bin Abdillah sesungguhnya Rosululloh bersabda (yang artinya):
"Sesungguhnya Aku melihat Lailatul-Qodar kemudian dilupakannya, Lailatul-Qodar turun pada 10 akhir (bulan Romadlon) yaitu malam yang terang, tidak dingin dan tidak panas serta tidak turun hujan". (HR. Ibnu Khuzaimah no.2190 dan Ibnu Hibban no.3688 dan dishohihkan oleh keduanya).
Kemudian hadits dari shohabat 'Ubadah bin Shomit sesungguhnya Rosululloh bersabda (yang artinya) “Sesungguhnya alamat Lailatul-Qodar adalah malam yang cerah dan terang seakan-akan nampak didalamnya bulan bersinar terang, tetap dan tenang, tidak dingin dan tidak panas. Haram bagi bintang-bintang melempar pada malam itu sampai waktu subuh. Sesungguhnya termasuk dari tandanya adalah matahari terbit pada pagi harinya dalam keadaan tegak lurus, tidak tersebar sinarnya seperti bulan pada malam purnama, haram bagi syaithon keluar bersamanya (terbitnya matahari) pada hari itu". (HR. Ahmad 5/324, Al-Haitsamy 3/175 dia berkata : perawinya tsiqoh)
5.Terkadang Alloh memperlihatkan malam Lailatul-Qodar kepada seseorang dalam mimpinya. Sebagaimana hal ini terjadi pada diri para shahabat Rosululloh .
6.Keni'matan beribadah dirasakan oleh seseorang pada malam Lailatul-Qodar lebih tinggi dari malam-malam yang lainnya.
Adapun alamat setelah terjadi (yaitu pada pagi harinya) diantaranya:
1.Matahari terbit pada pagi harinya dalam keadaan tidak tersebar sinarnya dan tidak menyilaukan, berbeda dengan hari-hari biasanya. Hal ini berdasarkan hadits dari shohabat Ubay bin Ka'ab yang mengatakan: "Sesungguhnya Rosululloh mengkabarkan kepada kami: 'Sesungguhnya Matahari terbit pada hari itu dalam keaadaan tidak tersebar sinarnya'". (HR. Muslim no.762, 2/828)
Adapun alamat yang menyebutkan bahwa tidak ada atau sedikit gonggongan anjing pada malam Lailatul-Qodar adalah tidak benar, karena terkadang dijumpai pada 10 malam terakhir dibulan Romadlon anjing dalam keadaan menyalak/menggonggong. (Syaikh Utsaimin)
(Diterjemahkan oleh Al Ustadz Abu ‘Isa Nurwahid dari Fataawa Lajnah ad Da’imah, Syarhul Mumthi’ Ibnu Utsaimin, Fataawa wa Rasaail Ibnu Utsaimin, dan Majmu’Fataawa Syaikh Shalih Fauzan)
Sumber : Buletin Da'wah Al-Atsary, Semarang. Edisi 18 / 1427 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar