Ketika iman bersemi dalam hati sesuai tuntunan syariat, niscaya hati ini rindu terbang ke jannah dan takut siksa neraka

Selasa, 30 Agustus 2011

Menerima Apa Adanya

Kadang kita mengalami kondisi yang serba sulit : hari-hari terasa muram, masa depan gelap tak jelas, makin menggelisahkan. Ke sana-sini mencari kerja tak ada kepastian yang jelas, seluruh jalan terasa buntu, setiap kali memulai usaha selalu merugi --terkadang ditipu kawan--, musibah datang silih berganti tak ada habisnya, tangisan anak merengek untuk memenuhi biaya sekolah, sementara penghasilan tak mencukupi dan setimbun problema hidup. Hidup tanpa problema hanyalah impian belaka. Sudah sunatullah.
Orang hidup terkadang mengalami kasusahan dan kesempitan yang membelenggu hidupnya. berupa sakit, kematian, kekurangan harta, kehilangan anak dan musibah - musibah lainnya


Bingung?
Bila kebingungan mencekam, jalan keluar akan semakin buntu. semakin tercekam dalam kebingungan, psikologi menjadi kocar-kacir, segala program yang telah tata berantakan, masa depan kian gelap , dan persoalan kian menimbun.Tak terhitung jumlah orang --utamanya orang yang tak memiliki iman-- telah mengambil jalan pintas bunuh diri dikarenakan kebingungan mencari jalan keluar dari kesulitan hidup. Tidak sedikit, ribuan orang menjadi gila dan stress karena tak tahu bagaimana hendak menyikapi berbagai masalah yang dihadapi.


Bersedih ?.
Jika perasaan sedih membebani, menjadikan perasaan kalut tak
terhindari, misalnya, karena kerugian selama ini yang harus ditanggung apalagi jika diingat bagaimana "capeknya" berusaha, siang malam bekerja
keras hanya musibah yang datang memporak-porandakan semuanya ; perasaan sedih karena merasa sendirian, teman-teman yang pernah dibantu ternyata melupakan dirinya. Tak jarang, rasa menyesal dan kecewa muncul ketika itu. Ketika rasa penyesalan demikian ini muncul, seluruh keikhlasan yang telah dilakukan hangus. Kesedihan akan semakin menumpuk dan membebani jiwa. Sia-sia, menyesali masa lalu, dan pada waktu yang sama, telah menggerogoti simpanan pahala. Semakin sedikit simpanan amal baik, maka semakin terasa sempit jiwa dan kehidupan kita.


Mengambil jalan Pintas?
Melakukan tindakan yang merugikan orang lain demi kepentingan sesaat dan keuntungan duniawi, seperti: menipu, mencuri, merampok, dlsb, sungguh tindakan jahat semacam itu bukan jalan keluar. Justru, makin mempersulit jalan hidup. Dengan tindakan jahat, kepercayaan orang lain akan hilang. Bukankah modal utama dalam kesuksesan hidup tidak hanya terletak pada banyaknya uang, pun bukan pada kehebatan memasarkan diri, melainkan terletak pada sejauh mana orang lain mempercayai kita. Barang-barang haram yang kita peroleh tidak akan pernah membuat hidup menjadi tenang, tapi membuat semakin gelisah merasa dikejar-kejar sesuatu yang mengancam. Barang haram niscaya akan membangun kerakusan baru : merasa haus untuk memburu lagi barang-barang haram yang baru. Kekayaan haram tidak mendatangkan berkah sama sekali : tak terasa kekayaan tiba-tiba habis begitu saja, sia-sia.
Bagi seorang muslim, yang harus dilakukan bukanlah melarikan diri dari kesulitan. Namun bagaimanapun ia mampu menghadapi setiap masalah yang menerjang kehidupannya dengan jiwa yang lapang. Islam sebagai agama yang hanif telah memberikan seperangkat kiat untuk mengatasi kesulitan, sehingga saat berbagai masalah datang menyapa, ia tak gampang berputus asa. Hatinya tetap tegar laksana batu karang dan jiwanya senantiasa lapang, sehingga hidup pun tetap terasa nikmat walaupun kesulitan tak kunjung berhenti menyergap
Bagaimana jalan keluarnya ?
- Pertama : melanjutkan usaha dengan tetap jujur, dan menghindari segala perbuatan yang dibenci Allah.
Kedua : percaya bahwa segala yang menimpa
hamba adalah karena takdir Allah. Meyakini, bahwa segala yang Allah
takdirkan adalah yang terbaik buat kita. Dengan demikian, akan datang
perasaan tenang karena dirasa yang diyakini : Allah maha Kaya, Maha Kuasa, dan Allah yang menentukan segala nasib hambaNya. Selain kedekatan yang melahirkan rasa tenang, hidup akan semakin bersih ;kepercayaan orang lain akan semakin kuat. Selanjutnya, jalan hidup akan semakin terbuka lebar.
Ketiga : setiap kali seorang hamba memasuki kesulitan, berarti, kemudahan
semakin dekat dan jalan keluar segera ditemukan. Janji Allah


(Q.S. Alam Nasyrah : 5-6) :
"Fainna ma'al usyri yusra, inna ma'al usyri yusra".
(Maka pada setiap kesulitan akan disertai kemudahan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar