Para pembaca yang budiman, agar
Romadhon semakin indah dan bernilai di sanubari kita, alangkah baiknya jika
kita mengetahui dan mengkaji bersama di antara fadhilah dan keutamaan bulan
suci nan berkah ‘Romadhon’. Keutamaan dan fadhilah Romadhon telah
dibeberkan oleh Allah dan Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam-
dalam Al-Qur’an dan Sunnah sebagai berikut:
- Bulan Al-Qur’an
Satu perkara yang sulit dilupakan
oleh kaum muslimin bahwa Al-Qur’an turun di bulan Romadhon, tepatnya malam Lailatul
Qodar. Allah menurunkan Al-Qur’an di bulan suci ini karena keutamaan yang
tinggi baginya,
dan hikmah. Allah -Ta’ala- berfirman,
شَهْرُ
رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ
الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
"(Beberapa hari yang ditentukan
itu ialah) bulan Romadhon, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan)
Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, dan penjelasan mengenai petunjuk itu,
serta pembeda (antara yang haq dengan yang batil)". (QS. : Al-Baqoroh: 185 )
Al-Hafizh Ibnu Katsir Ad-Dimasyqiy-rahimahullah-
berkata, "Allah -Ta’ala- memuji Bulan Puasa (Romadhon) diantara
bulan-bulan lainnya dengan memilih Romadhon diantara bulan-bulan itu untuk
diturunkan Al-Qur’an yang agung (di dalamnya); sebagaimana halnya Dia
mengkhususkan Romadhon dengan hal itu, maka sungguh ada sebuah hadits datang
(menyebutkan) bahwa Romadhon adalah bulan yang diturunkan di dalamnya
Kitab-Kitab Allah kepada para nabi ". [Lihat Tafsir Ibnu Katsir
(1/292)]
Sebagai penguat bagi ucapan Ibnu
Katsir -rahimahullah- , Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-
bersabda ,
أُنْزِلَتْ
صُحُفُ إِبْرَاهِيْمَ أَوَّلَ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ وَأُنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ
لِسِتٍ مَضَيْنَ مِنْ رَمَضَانَ وَأُنْزِلَ الْإِنْجِيْلُ لِثَلَاثَ عَشْرَةَ
لَيْلَةً خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ وَأُنْزِلَ الزَّبُوْرُ لِثَمَانِ عَشْرَةَ خَلَتْ
مِنْ رَمَضَانَ وَأُنْزِلَ الْقُرْآنُ لِأَرْبَعٍ وَعِشْرِيْنَ خَلَتْ مِنْ
رَمَضَانَ
"Shuhuf Ibrahim diturunkan di
malam pertama Romadhon; Taurat diturunkan pada 7 Ramadhan; Injil diturunkan
pada 14 Ramadhan; Zabur diturunkan pada tanggal 19 Ramadhan; Al-Qur’an
diturunkan pada 25 Ramadhan". [HR.
Ahmad dalam Al-Musnad (4/107), Abdul Ghoniy Al-Maqdisiy dalam Fadho'il
Romadhon (53/1), dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq
(2/167/1). Di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam Shohih As-Siroh
(hal.90)]
Faedah : Hadits ini merupakan
bantahan -dari segi sejarah- atas orang yang meyakini bahwa Nuzulul Qur’an pada
tanggal 17 Romadhon !!! Adapun bid’ahnya Nuzulul Qur’an, maka akan
datang pembahasannya, Insya Allah!
- Bulan Pengampunan Dosa
Setiap mukmin amat mengharapkan
ampunan dosa dari Allah, karena ia tahu bahwa hisab di hari akhir amat dahsyat.
Dengan kehadiran Romadhon, kesempatan besar untuk bertaubat, dan mendapatkan
ampunan sangat lebar. Amat celakalah seorang yang memasuki Romadhon, tapi ia
enggan bertaubat dan beramal sholeh yang akan menjadi sebab dosanya diampuni.
Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu-
berkata,
أَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ارْتَقَى الْمِنْبَرَ فَقَالَ
آمِيْنَ آمِيْنَ آمِيْنَ فَقِيْلَ لَهُ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا كُنْتَ تَصْنَعُ
هَذَا فَقَالَ قَالَ لِيْ جِبْرَائِيْلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ
دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ فَقُلْتُ آمِيْنَ
"Rasulullah -Shollallahu
‘alaihi wasallam- naik ke atas mimbar seraya bersabda,
"Amiin…amiin…amiin". Beliau ditanya, "Wahai Rasulullah, engkau
tidak pernah melakukan seperti ini". Belaiu menjawab, "Jibril
-alaihis salam- berkata kepadaku, "Semoga kecelakaan bagi seorang hamba
yang didatangi oleh bulan Romadhon, namun tidak diberi ampunan", maka
saya pun berkata, "Amiin".
[HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shohih-nya (3/192), Ahmad dalam Al-Musnad
(2/246 & 254), dan Al-Baihaqiy dalam As-Sunan (4/204). Di-shohih-kan
oleh Al-Albaniy dalam Shohih Al-Adab Al-Mufrod (646)]
Jadi, seorang yang mau diampuni
dosanya, harus menutupi dosanya dengan amal sholeh di bulan suci ini, seperti
membaca Al-Qur’an, mendengarkan ceramah, puasa, dan sholat tarawih; bukan
berhura-hura, dan menghabiskan waktu dalam perkara sia-sia, apalagi haram,
seperti bermain kartu di bulan Romadhon, ludo, ular tangga, berdusta, berbicara
tabu, berzina, dan lainnya.
Nabi -Shollallahu ‘alaihi
wasallam- bersabda,
وَمَنْ
صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ
"Barangsiapa yang berpuasa di
bulan Romadhon karena beriman dan mengharapkan pahala, niscaya akan diampuni
dosa-dosanya yang lalu" .
[HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (1802), dan Muslim dalam Shohih-nya
(175)
Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hanbaliy-rahimahullah-
berkata, "Jika bulan Romadhon telah sempurna, maka sungguh puasa, dan
sholat malam telah lengkap bagi orang beriman. Maka terjadilah baginya
pengampunan dosanya yang lampau dengan sempurnanya dua sebab tersebut, yaitu
puasa, dan sholat malamnya". [Lihat Latho'if Al-Ma'arif
(hal.232)]
- Bulan Pengabulan Do’a & Pembebasan dari Siksa
Neraka
Seseorang terkadang susah menemukan
kondisi yang mustajab sehingga doanya dikabulkan oleh Allah. Namun Allah
sebagai Pemberi Nikmat bagi para hamba-Nya yang beriman telah menyiapkan waktu
mustajab untuk berdo’a.
Nabi -Shollallahu ‘alaihi
wasallam- bersabda,
إِنَّ
لِلَّهِ فِيْ كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ عُتَقَاءَ مِنَ النَّارِ فِيْ شَهْرِ
رَمَضَانَ وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيُسْتَجَابُ لَهُ
"Sesungguhnya Allah pada setiap
hari dan malam di bulan Romadhon memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari
neraka; sesungguhnya setiap muslim memiliki do’a yang ia berdo’a
dengannya,lantaran itu do’anya dikabulkan". [HR. Al-Bazzar dalam Al-Musnad (3142), dan
Ahmad dalam Al-Musnad (2/254). Syaikh Ali bin Hasan Al-Atsariy
men-shohih-kan hadits ini dalam Shifah Ash-Shoum (hal.24)]
Wahai Pembaca Budiman, manfaatkanlah
kesempatan ini dalam memperbanyak do’a, mengadu, dan bermunajat kepada Allah
Robbul Alamin di sepanjang bulan Romadhon. Semoga setitik air mata
penyesalan, dan takut akan menyelamatkan dirimu dari siksa neraka
sebagaimana yang dijanjikan oleh Nabimu -Shollallahu ‘alaihi wasallam-
dalam hadits ini.
- Setan-setan dan Jin Durhaka Dikerangkeng; Pintu Surga
Dibuka, dan Pintu Neraka Ditutup
Saking mulia dan sucinya bulan
Romadhon, Allah mengikat para setan, dan jin yang durhaka; pintu-pintu surga
dibuka, dan neraka ditutup.
Nabi -Shollallahu ‘alaihi
wasallam- bersabda,
إِذَا
كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِيْنُ
وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا
بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ
وَيُنَادِيْ مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ
أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
"Jika malam pertama Romadhon
datang, maka setan-setan, dan jin-jin durhaka dibelenggu; pintu-pintu neraka
ditutup. Maka tak ada satu pintu(nya) pun yang terbuka; pintu-pintu surga
dibuka. Maka tak ada suatu pintu pun yang ditutup; Seorang pemanggil
memanggil,"Wahai pencari kebaikan, menghadaplah; wahai pencari
kejelekan, berhentilah". Allah memiliki hamba-hamba yang dimerdekakan
dari neraka. Demikian itu pada setiap malam". [HR. At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (682), dan
Ibnu Majah dalam Sunan-nya (1642). Hadits ini di-shohih-kan
oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (1960) ]
Al-Hafizh Ibnu Abdil Barr
Al-Andalusiy-rahimahullah- berkata dalam At-Tamhid (7/310), "Makna hadits ini
menurut saya –Cuma Allah yang lebih tahu-: Allah melindungi di dalamnya kaum
muslimin, atau dominannya dari maksiat-maksiat. Jadi, setan tidak akan bebas
datang kepada mereka sebagaimana mereka bebas datang di sepanjang tahun".
Ingat !! Namun kalian jangan
menyangka bahwa setan ketika itu tak akan menggoda dirimu. Ketahuilah, ia akan
tetap menggodamu, walaupun tidak segencar di bulan lain. Isilah hari-harimu
dengan ketaatan, jangan mendekati jalan-jalan kemaksiatan sehingga engkau akan
selamat darinya. Didiklah dirimu di bulan ini menjadi hamba yang taat,
bukan hamba yang durhaka. Jika tidak, maka engkau akan menjadi bahan bakar
Jahannam. Na’udzu billah minannar.
- Di dalam Romadhon Terdapat Lailatul Qodar
Diantara keistimewaan umat Islam
dibandingkan umat-umat terdahulu, "sedikit amal, banyak pahala".
Dahulu mereka melaksanakan sholat dan puasa dengan aturan yang berat, tapi
pahala sedikit. Adapun umat Islam, diberikan fasilitas waktu, dan tempat untuk
melipatgandakan amalan ringan, seperti dalam surat ini:
Allah -Ta’ala- berfirman,
إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ
وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ سَلَامٌ هِيَ حَتَّى
مَطْلَعِ الْفَجْرِ
"Sesungguhnya Kami telah
menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qodar). Dan tahukan
kamu apa malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dibandingkan
seribu bulan. Pada malam itu, para malaikat, dan Jibril turun dengan izin
Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai
terbit fajar". (QS. Al-Qodr: 1-5)
Nabi -Shollallahu ‘alaihi
wasallam- bersabda,
لِلَّهِ
فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
"Allah memiliki di bulan
Romadhon suatu malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Barang siapa yang
dihalangi (dari kebaikannya) , maka ia akan dihalangi (dari kebaikan)". [HR. An-Nasa'iy dalam Al-Mujtaba (2106), dan
Ahmad dalam Al-Musnad (7148). Hadits ini di-shohih-kan
oleh Al-Albaniy dalam Shohih At-Targhib (999)]
Nabi -Shollallahu ‘alaihi
wasallam- bersabda,
مَنْ
قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ
مِنْ ذَنْبِهِ
"Barang siapa yang b angun
(sholat malam) karena beriman dan mengharapkan pahala, niscaya akan diampuni dosa-dosanya
yang lalu" . [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya
(1802), dan Muslim dalam Shohih-nya (175)]
- Umrah Romadhon Menyamai Haji bersama Nabi -Shollallahu
‘alaihi wasallam-
Keutamaan umrah seperti ini banyak
dilalaikan dan tidak diketahui oleh mayoritas kaum muslimin. Padahal Nabi -Shollallahu
‘alaihi wasallam- bersabda,
فَإِنَّ
عُمْرَةً فِيْ رَمَضَانَ تَقْضِيْ حَجَّةً مَعِيْ
"Sesungguhnya umroh di bulan
Romadhon menyamai haji bersamaku".
[HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (1764), Muslim dalam Shohih-nya
(1256) Abu Dawud dalam As-Sunan (1988) At-Tirmidziy dalam As-Sunan
(939), Ibnu Majah dalam As-Sunan (2991). Lihat Shohih
Al-Jami' (7547) karya Al-Albaniy]
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqolaniy-rahimahullah-
berkata,"Ibnul Arabiy berkata, "Hadits tentang umrah ini
adalah hadits shohih. Itu merupakan keutamaan dan nikmat dari Allah. Umrah
dapat mencapai derajat haji karena bersatunya Romadhon dengan umrah". Ibnul
Jauziy berkata, "Dalam hadits ini terdapat keterangan bahwa pahala
amal bertambah karena kelebihan mulianya waktu sebagaimana ia bertambah dengan
kehadiran hati (khusyu’), dan kesucian niat". [Lihat Fathul Bari
(3/604)]
Artikel ini telah dipublikasikan di http://almakassari. com/artikel- islam/aqidah/ ramadhan-
yang-kurindukan. html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar