Ketika iman bersemi dalam hati sesuai tuntunan syariat, niscaya hati ini rindu terbang ke jannah dan takut siksa neraka

Rabu, 17 Agustus 2011

Wahai Kaum Muslimin, Raihlah Kemuliaan Lailatul Qodar!


Oleh: Asy Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan

Segala puji bagi Allah yang telah mengutamakan bulan Ramadhan daripada bulan-bulan lainnya, dan mengkhususkannya dengan Lailatul Qadr, yang lebih baik dari seribu bulan.

Semoga shalawat dan salam tercurah kepada nabi kita Muhammad, kepada keluarga dan para sahabatnya, amma ba’du;

Allah subhanahu wata'ala berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ * فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi, dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (Ad Dukhan: 3-4)


Allah subhanahu wata'ala juga berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ *وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ *لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ *تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ *سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada Lailatul Qadr. Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadr itu? Lailatul Qadr itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Al Qadr: 1-5)

Malam itu terjadinya pada malam di bulan Ramadhan yang diberkahi,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelas an mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). “ (Al Baqarah: 185)

Diharapkan terjadinya malam itu pada 10 hari terakhir bulan ramadhan, berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
تحروا ليلة القدر في العشر الأواخر من رمضان
“Carilah Lailatul Qadr di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (Dikeluarkan oleh Al Bukhari [2020] dan Muslim [1169])

Maka sudah seharusnya berijtihad, berupaya keras di setiap malam sepuluh terakhir ini untuk mendapatkan Lailatul Qadr. Nabi shallallahu alaihi wasallam telah bersabda,

من قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا غُفر له ما تقدم من ذنبه
“Barang siapa yang menegakkan Lailatul Qadr dalam keadaan beriman dan mengharap pahala dari Allah ta’ala, maka diampunilah dosa-dosanya yang telah berlalu.”

Dan Allah ta’ala pula telah mengkhabarkan bahwa Lailatul Qadr lebih baik daripada seribu bulan. Malam ini disebut sebagai Lailatul Qadr karena pada malam inilah ditentukan apa yang terjadi dalam tahun tersebut berdasarkan firman Allah ta’ala,
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.”

Ini adalah takdir sanawi (takdir tahunan) yang merupakan takdir khusus. Adapun takdir yang umum, maka ini telah dimulai limapuluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi, sebagaimana di dalam hadits-hadits yang sahih dalam masalah ini.

Dikatakan pula bahwa malam ini disebut Lailatul Qadr karena agung dan mulianya kedudukan malam ini. Dan makna firman Allah ta’ala,

خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Lebih baik dari seribu bulan.” Yaitu menegakkan malam tersebut dan beramal ibadah di dalamnya lebih baik daripada beramal di dalam seribu bulan yang tidak ada Lailatul Qadrnya. Dan mencari Lailatul Qadr di malam-malam yang ganjil adalah lebih besar kesempatannya, karena sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
 
 اطلبوها في العشر الأواخر في ثلاث يبقين أو سبع يبقين أو تسع يبقين

“Carilah pada sepuluh malam terakhir, ketika tersisa tiga, tujuh atau sembilan (malam).” (Dikeluarkan oleh Al Imam Al Bukhari [2021,2022] dengan lafazh yang mirip)

Dan malam yang ke duapuluh tujuh adalah malam yang diharapkan (jatuhnya Lailatul Qadr –pent), karena ucapan banyak sahabat bahwasanya ia jatuh pada malam yang keduapuluh tujuh. Di antara mereka adalah Ibnu Abbas, Ubai bin Ka’ab dan yang selain keduanya.

Dan hikmah dari tersamarnya Lailatul Qadr ini adalah agar kaum muslimin bersungguh-sungguh di dalam peribadahan di sepuluh malam terakhir, sebagaiman tersembunyinya sebuah waktu (yaitu waktu terkabulnya doa –pent) di hari jumat agar kaum muslimin bersungguh-sungguh (beribadah) seharian penuh.

Dan mustahab (sunah) bagi seorang muslim untuk memperbanyak doa pada malam tersebut, karena doa pada malam itu akan Allah kabulkan. Hendaknya dia berdoa dengan apa yang telah warid dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwasanya dia bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,

“Wahai Rasulullah, jika kami mendapatkan malam tersebut, dengan doa apa kami meminta?”

Maka Rasulullah mengatakan, “Ucapkanlah:

اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

ALLAHUMMA INNAKA AFUWUN, TUHIBBUL AFWA FA’FU ‘ANNI

“Ya Allah sungguh engkau Maha Pemaaf, dan suka memberi ampunan, maka ampunilah aku.”

(Dikeluarkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah, dikeluarkan oleh At Tirmizi [3513], Ibnu Majah [3850], Al Hakim [1/530], dan Al Hakim mengatakan, “Shahih dengan syarat Al Bukhari dan Muslim,” dan disepakati oleh Adz Dzahabi)

Maka wahai kaum muslimin, bersungguh-sungguhl ah kalian pada malam yang diberkahi ini!
Bersungguh-sungguhl ah melaksanakan shalat, doa, istighfar, dan amalan-amalan shalih!
Karena ini adalah sebuah kesempatan, kesempatan yang tidak selalu bisa diperoleh.

Allah subhanahu wata'ala telah mengabarkan bahwa malam ini adalah lebih baik daripada seribu bulan. Dan seribu bulan itu lebih dari 80 tahun. Ini adalah masa yang panjang apabila seorang manusia menghabiskan seluruh waktu tersebut dalam ketaatan kepada Allah. Dan satu malam ini, yaitu Lailatul Qadr, lebih baik daripada itu.

Ini adalah keutamaan yang besar, dan malam ini hanya terjadi pada bulan ramadhan, dan presisinya lebih besar di sepuluh malam terakhir. Apabila seorang muslim bersungguh-sungguh (beribadah) di setiap malam Ramadhan, maka dia pasti memperoleh Lailatul Qadr dan diharapkan dia akan memperoleh kebaikan malam tersebut.

Bagi orang-orang yang diberikan taufik oleh Allah, perkara manakah yang keutamaannya lebih besar daripada keutamaan Lailatul Qadr ini?

Maka bersemangatlah!
Bersemangatlah untuk mendapatkan Lailatul Qadr, semoga Allah merahmati kalian!
Bersungguh-sungguhl ah dengan amalan-amalan shalih agar kalian mendapatkan ganjarannya!

Karena seorang disebut al mahrum (yang terhalang) adalah yang dihalangi dari pahala. Dan siapa yang berlalu darinya masa-masa (kesempatan) ampunan, yang tersisa baginya adalah dia membawa dosa, diakibatkan lalainya, berpalingnya dia, serta tidak adanya kepedulian! Dia inilah yang terhalang (dari ampunan Allah –pent).

Wahai para pelaku kemaksiatan!
Bertaubatlah kalian kepada Rabb kalian!
Mintalah ampunan kepadanya!
Sungguh pintu taubat telah dibuka bagi kalian!
Dan Allah telah memanggilmu untuk menuju pintu taubat ini, Allah telah memberikan masa-masa kebaikan, di mana kebaikan dilipatgandakan dan kejelekan-kejelekan dihapuskan. Maka ambillah olehmu sebab-sebab keberhasilan ini!

Segala puji hanya bagi Allah, dan semoga shalawat serta salam tercurah kepada nabi kita, keluarga, serta sahabat-sahabatnya.

(Diterjemahkan untuk blog www.ulamasunnah. wordpress. com dari:
إتحاف أهل الإيمان بدروس شهر رمضان karya Asy Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan, dars ke 26)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar