Ummat Islam di abad kelima belas Hijriah ini
sedang menyaksikan berbagai malapetaka di dunia yang menimpa dan mengepung
Dunia Islam. Abad ini dimulai dengan tontonan petaka atas Ummat Islam Iran
dengan kemunculan tokoh spiritual Iran Ayatullah Khumaini dengan gerakan
revolusinya. Khumaini memberangus segala kegiatan keagamaan Ummat Islam di Iran
dengan alasan bahwa negara berdasarkan madzhab Syiah Imamiyah, karena itu segala
madzhab yang lainnya harus dimusnahkan dari bumi Iran. Kemudian setahun setelah
itu, tepatnya th. 1979, Uni Sovyet (sekarang Rusia) menyerbu Afghanistan
sehingga terjadi petaka yang amat memilukan pada kaum Muslimin di sana. Allah
Ta`ala menggerakkan kaum Muslimin di sana untuk melawan pasukan pendudukan Uni
Sovyet. Perlawanan di sana dipelopori oleh As-Syaikh Jamilur Rahman rahimahullah
dan kemudian diikuti oleh para pemimpin perlawanan yang lainnya. Sementara itu
penderitaan rakyat Palestina semakin menjadi-jadi di bawah tekanan pemerintah
penjajah Zionis Israel. Penderitaan tersebut melahirkan perlawanan frontal
rakyat Palestina yang terkenal dengan istilah Intifada. Di Filipina
selatan dan Thailan selatan juga menyala api peperangan terhadap Ummat Islam di
sana. Kemudian terjadi pula pembantaian besar-besaran Umat Islam di wilayah
Balkan yang meliputi Bosnia, Kroasia dan Chechya. Ummat Islam di sana juga
melakukan perlawanan yang dahsyat. Kemudian di Indonesia yang Ummat Islamnya
mayoritas, ternyata tidak juga luput dari perang salib yang mengakibatkan
jatuhnya korban besar pada Ummat Islam dalam beberapa peristiwa pembantaian di
Jawa Timur (Banyuwangi dan sekitarnya) dengan isu pembantaian dukun santet oleh
orang yang tidak dikenal yang diistilahkan pasukan ninja. Di Sambas (Kalimantan
Barat), dan Sampit (Kalimantan Tengah), dengan isu pembantaian orang-orang
Madura oleh orang-orang Dayak. Di Poso (Sulawesi Tengah) dengan alasan
kerusuhan Sara (Suku, Ras, dan Agama). Di Maluku dan Maluku Utara terjadi juga
peristiwa pembantaian kaum Muslimin di sana, juga dengan isu sebagai kerusuhan
SARA. Dan sejak tanggal 11 September 2002, Amerika Serikat mengumumkan perang
salib yang lebih dahsyat dengan kamuflase sebagai perang melawan teroris,
sampai hari ini. Deretan peristiwa petaka yang menimpa kaum Muslimin di dunia
ini menyiratkan bahwa abad ke lima belas Hijriyah adalah abad petaka yang
mengepung dunia Islam.
BEBERAPA AMALAN YANG MENDATANGKAN
KEMURKAAN ALLAH TA`ALA
Untuk mengenal sifat-sifat Allah Ta`ala tidak lain
haruslah dikembalikan kepada berita yang pasti, yaitu berita Al-Qur’an dan
Al-Hadits. Demikian pula tentunya dalam perkara pengenalan kita tentang
kemurkaan Allah Ta`ala yang sedang kita bincangkan tentangnya. Allah Ta`ala
telah memperkenalkan diri-Nya kepada Bani Israil dalam firman-Nya di Al-Qur’an
sebagai berikut:
(ayat)
“Wahai Bani Israil, sungguh Kami telah
menyelamatkan kalian dari musuh-musuh kalian, dan Kami telah berjanji kepada
kalian di sisi sebelah kanan gunung Thursina dan Kami telah menurunkan kepada
kalian madu manna dan burung salwa. Makanlah oleh kalian yang baik-baik dari apa yang Kami
rizkikan kepada kalian dan janganlah kalian berbuat durhaka pada-Nya. Niscaya
akan menimpa kalian kemurkaan-Ku. Maka barang siapa yang menimpanya kemurkaan-Ku,
niscaya dia akan binasa. Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang
bertaubat, beriman, dan beramal shalih, kemudian tetap di jalan yang benar.” (Thaha:
80 – 82)
Al-`Allamah Ibnu Katsir rahimahullah
dalam tafsirnya terhadap ayat-ayat ini menerangkan sebagai berikut: “Makanlah
dari rizki yang Aku anugerahkan kepada kalian dan janganlah kalian melampaui
batas dalam perkara rizki-Ku itu, dengan cara menggunakannya untuk sesuatu yang
tidak jelas keperluannya dan kalian melanggar apa yang Aku perintahkan kepada
kalian dalam penggunaannya, sehingga akibatnya Aku-pun murka terhadap kalian.”
(Tafsir Al-Qur’anil Adhim, Al-Imam Al-Jalil Al-Hafidh Isma’il bin
Katsir Al Qurasyi Ad-Dimasyqi, jilid 3 hal. 161, Al-Maktabah At-Tijariyah
Al-Kubra – Mesir, cet. Th. 1356 H / 1937 M).
Maka yang menjadi sebab datangnya
kemurkaan Allah itu diantaranya adalah tidak mensyukuri nikmat-Nya. Kemudian
juga telah diberitakan oleh Allah Ta`ala kepada Bani Isra’il tentang sebab lain
yang mendatangkan kemurkaan-Nya. Sebagaimana hal ini telah diberitakan dalam
Al-Qur’an sebagai berikut:
(ayat)
“Sesungguhnya orang-orang yang
menjadikan patung anak sapi sebagai sesembahannya selain Allah, maka akan
menimpa mereka kemurkaan Tuhan dan kehinaan dalam kehidupan dunia. Demikianlah
Kami membalas perbuatan orang-orang yang membikin kepalsuan. Dan adapun
orang-orang yang berbuat kejelekan, kemudian dia bertaubat setelah berbuat dan
beriman, maka sesungguhnya Tuhanmu sungguh Maha pengampun dan penyayang.” (Al-A’raf:
152 – 153)
Demikianlah Allah tegaskan bahwa
perbuatan syirik (yakni menyekutukan Allah dengan yang lain-Nya) adalah
perbuatan yang mendatangkan kemurkaan-Nya. Dan kemurkaan-Nya itu akan berujud
kehinaan dalam kehidupan di dunia.
Kemudian Allah Ta`ala selanjutnya
menjelaskan tentang orang-orang yang dimurkai oleh-Nya dan sebab-sebab
datangnya kemurkaan-Nya sebagai berikut:
(artinya) “Sesungguhnya orang-orang
yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah (yakni Al Qur’an), Allah tidak akan
memberi petunjuk kepada mereka dan bagi mereka adzab yang pedih. Sesungguhnya
yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada
ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta. Barangsiapa yang kafir
kepada Allah sesudah dia beriman, dan hatinya senang dengan kekafiran itu, maka
atas mereka kemurkaan Allah dan adzab-Nya yang besar. Kecuali mereka yang
dipaksa untuk kufur dan hatinya tetap mantap dengan keimanan (maka yang
demikian ini tidaklah berdosa). Kemurkaan dan adzab Allah atas orang kafir itu
disebabkan karena mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akherat, dan
bahwasanya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir. Mereka itulah
orang-orang yang telah ditutup oleh Allah pada hati, penglihatan dan
pendengarannya dan mereka itulah orang-orang yang lalai. Maka tidak ada
keraguan lagi bahwa mereka di akherat nanti adalah orang-orang yang merugi.” (An-Nahl:
104 – 109).
Demikianlah Allah Ta`ala menjelaskan lebih rinci
bahwa sebab datangnya kemurkaan-Nya adalah sikap kufur kepada Al-Qur`an dan
As-Sunnah dan membuat kedustaan. Kemurkaan Allah terhadap orang-orang yang
demikian itu dalam bentuk ditutupnya hati, akal dan pikirannya serta
pendengaran dan penglihatannya dari petunjuk Allah dan adzab Allah atas mereka
di dunia dan di akherat.
Selanjutnya kita dapati kepastian dari Allah
Ta`ala dalam Al-Qur’an tentang sebab yang mendatangkan kemurkaan Allah sebagai
berikut:
(ayat)
“Dan barangsiapa yang membunuh seorang
Mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah neraka Jahannam, kekal ia di
dalamnya dan Allah murka kepadanya dan mengutukinya serta menyediakan adzab
yang besar baginya.” (An-Nisa’: 93)
Membunuh seorang Muslim yang telah
diharamkan oleh syariah Allah adalah dosa besar yang mendatangkan kemurkaan
Allah dan adzabnya di dunia dan akhirat.
Juga telah diberitakan oleh Allah
Ta`ala kutukan kemurkaan-Nya kepada sekelompok Bani Israil sebagaimana
firman-Nya dalam Al-Qur’an sebagai berikut ini:
(artinya) “Katakanlah: Maukah aku
beritakan kepada kalian tentang orang-orang yang lebih jelek balasannya di sisi
Allah, yaitu orang-orang yang dikutuk dan dimurkai Allah. Di antara mereka ada
yang dijadikan kera dan babi, dan orang yang menyembah thaghut (yakni
syaithan). Mereka itu adalah orang-orang yang paling jelek kedudukannya dan
paling sesat jalannya. Dan apabila mereka mendatangi kalian, merekapun
mengatakan: “Kami telah beriman.” Padahal mereka datang kepadamu dengan
kekafirannya dan mereka pergi darimu dengan kekafirannya pula. Dan Allah lebih
mengetahui apa yang mereka sembunyikan. Dan kamu akan melihat, kebanyakan dari
mereka bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya
amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu. Mengapa orang-orang pendeta
(pimpinan agama kalangan Nasrani) dan rahib (pimpinan agama kalangan Yahudi)
tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram?
Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka kerjakan itu.” (Al-Maidah:
60 – 63).
Demikianlah penjelasan Allah Ta`ala,
bahwa kutukan-Nya terhadap Bani Isra’il telah menjadikan sekelompok mereka
berubah bentuk menjadi babi dan monyet, dan sebagian lagi menjadi orang-orang
yang menghamba kepada syaithan. Kehidupan mereka yang dikutuk oleh Allah itu
didominasi oleh berbagai kemungkaran dan permusuhan di antara sesama mereka dan
meninggalkan kewajiban amar ma’ruf (yakni menyeru manusia kepada
kebaikan) dan meninggalkan kewajiban nahi munkar (yakni kewajiban
mencegah manusia dari perbuatan mungkar).
Telah diterangkan pula oleh Allah
Ta`ala dalam Al-Qur’an, ancaman-Nya untuk memurkai kaum Mu’minin bila mereka
hanya pandai berkata apa-apa yang semestinya diamalkan. Hal ini dinyatakan
oleh-Nya dalam firman-Nya berikut ini:
(ayat)
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa
kamu mengatakan apa yang kamu tidak kerjakan? Amat besar kemurkaan Allah bila
kalian hanya berkata apa-apa yang kalian tidak perbuat.” (Ash-Shaf: 2 –
3).
Poses
Turunnya Adzab Allah Ta`ala
Selanjutnya Allah Ta`ala mengingatkan kepada kita
bagaimana Ia menurunkan adzab-Nya kepada suatu kaum. Hal ini sebagaimana
firman-Nya berikut ini:
(artinya) “Dan sesungguhnya Kami
telah mengutus para Rasul kepada ummat-ummat sebelum kamu. Kemudian Kami siksa
mereka dengan menimpakan kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka bermohon
kepada Allah dengan tunduk dan merendah diri. Maka mengapa mereka tidak memohon
kepada-Nya dengan tunduk merendah diri ketika datang siksaan Kami pada mereka.
Akan tetapi hati mereka menjadi keras dan syaithanpun menampakkan kepada mereka
seakan apa yang mereka kerjakan sebagai sesuatu yang indah. Maka tatkala mereka
melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka. Kami pun membukakan
semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka. Sehingga apabila mereka bergembira
dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami datangkan siksaan Kami atas
mereka dengan sekonyong-konyong. Maka ketika itu mereka terdiam putus asa.
Sehingga orang-orang dhalim itu dimusnahkan sampai keakar-akarnya. Segala puji
bagi Allah, Tuhan semesta alam. Katakanlah: Terangkanlah kepadaku, jika Allah
mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan
selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu? Perhatikanlah, bagaimana
Kami berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran Kami, kemudian mereka
tetap berpaling juga. Katakanlah: Terangkanlah kepadaku, jika datang siksaan
Allah kepadamu dengan sekonyong-konyong atau terang-terangan, maka adakah yang
dibinasakan Allah selain dari orang-orang yang dhalim? Dan tidaklah Kami
mengutus para Rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan peringatan.
Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Dan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami, mereka akan ditimpa siksa disebabkan mereka selalu
berbuat fasik.”. (Al-An’am: 42 – 49)
Demikianlah proses diturunkannya adzab Allah
Ta`ala yang dimulai dengan datangnya utusan Allah kepada suatu kaum, tetapi
seruan, nasehat dan peringatan utusan Allah itu diabaikan oleh kaum itu
sehingga Allah melimpahkan kemakmuran materi atas kaum itu. Akibatnya mereka
semakin besar kesombongannya dan semakin besar pula semangat penolakannya
terhadap agama Allah Ta`ala. Di saat yang demikian itulah Allah Ta`ala
menurunkan adzab-Nya dengan sekonyong-konyong dan membinasan segala-galanya.
Diterangkan pula di ayat lain, bagaimana proses datangnya adzab Allah pada
suatu kaum, sebagaimana firman Allah Ta`ala berikut ini:
(ayat)
“Dan jika Kami hendak membinasakan
suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di
negeri itu (supaya mereka mentaati Allah). Tetapi mereka melakukan kedurhakaan
dalam negeri itu, sehingga sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan
(ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (Al-Isra’:
16)
Demikianlah memang kenyataannya, para
pembesar negeri selalu mempelopori tindak kejahatan dan kedurhakaan terhadap
agama Allah Ta`ala. Sehingga akibat dari berbagai kemaksiatan yang mereka
lakukan, maka kedurhakaan kepada agama Allah merajalela di negeri itu.
Akibatnya tidak ada lagi yang menjadi penahan kemurkaan Allah, sehingga
adzab-Nya pun turun pada negeri itu.
P e
n u t
u p
Demikianlah perkenalan kita dengan salah satu dari
sunnatullah yang berkenaan dengan adzab-Nya. Dan tidak akan ada perubahan pada
sunnatullah dimana saja dan kapan saja serta pada siapa saja. Oleh karena itu
berhati-hatilah kita dari bahaya ancaman berlakunya sunnatullah ini bila pada
diri kita atau masyarakat, bangsa dan negara kita terdapat sebab-sebab
datangnya adzab Allah Ta`ala. Jangan sampai kita merasa aman dari kemungkinan
datangnya adzab-Nya. Karena yang merasa aman dari kemungkinan tersebut,
hanyalah orang-orang munafiq yang hatinya tidak dihinggapi cahaya keimanan
kepada Allah Ta`ala.
&&&&&&&
Tidak ada komentar:
Posting Komentar