Pertanyaan:
Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta ditanya : Kami
berharap anda memberi fatwa berkenan dengan adanya sekelompok orang yang
berkumpul di masjid berdzikir kepada Allah dan berdzikir kepada Rasulullah
dengan melafazkan dzikir-dzikir yang bertentangan dengan tauhid. Di antaranya
mereka mengatakan secara serentak bersama-sama.
“Bimbinglah aku wahai Rasulullah
!” Diulang-ulangnya perkataan seperti itu. Kemudian pemimpin dzikir tersebut
mengatakan, “wahai kunci harta karun Allah, wahai Ka’bah untuk meninggikan
Allah, wahai Arsy tempat bersemayamnya Allah, wahai Kursi tempat Allah
berpijak, kayakanlah kami. Wahai Rasulullah, engkaulah tujuan (kami). Wahai
kekasih Allah, engkau, engkau wahai Rasulullah….” Dan lafal-lafal lainnya yang
penuh dengan kesyirikan.Jawaban:
Pertama. Berdzikir kepada Allah dengan satu suara (bersama-sama secara serentak) seperti dilakukan oleh orang-orang sufi adalah bid’ah, dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Barangsiapa membuat hal yang baru dalam perkara agama maka ia tertolak” [1]
Kedua : Do’a kepada selain Allah Subahanhu wa Ta’ala dan memohon kepadanya untuk mendapatkan manfaat atau menghilangkan kejelekan termasuk perbuatan syirik besar yang tidak boleh dilakukan. Karena do’a dan isti’anah (meminta pertolongan) adalah ibadah dan qurbah (pendekatan diri) hanya boleh ditujukan kepada Allah. Maka memalingkan perbuatan tersebut kepada selain Allah termasuk perbuatan syirik besar, keluar dari Islam. Kita berlindung dari perbuatan seperti itu.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karuniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [Yunus : 107]
Allah berfirman.
“Artinya : Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah” [Al-Jin : 18]
Allah berfirman.
“Artinya : Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping menyembah Allah, padahal tidak ada satu dalil pun baginya untuk berbuat seperti itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Rabbnya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tidak akan beruntung” [Al-Mu’minun : 117]
Banyak ayat-ayat lain yang menunjukkan wajibnya mengarahkan ibadah kita hanya kepada Allah saja.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Jika kamu meminta maka mintalah kepada Allah, dan jika kamu memohon pertolongan maka mohonlah kepada Allah” [2]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Do’a adalah ibadah” [3]
Shalawat dan salam semoga tercurah atas Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, dan sahabat-shabatnya.
[Fatawa Li Al- Lajnah Ad-Da’imah Fatwa no. 5034 Di susun oleh Syaikh Ahmad Abdurrazzak Ad-Duwaisy, Darul Asimah Riyadh. Di salin ulang dari Majalah Fatawa edisi 08/I/ 1424H]
_________
Foote Note
[1] Imam Ahmad VI/270. Bukhari III/167. Muslim dengan syarah Nawawi XII/16. Abu Dawud V/12 Ibnu Majah I/7
[2] Imam Ahmad I/293, 303, 307. Tirmidzi IV/667
[3] Imam Ahmad IV/267, 271, 279. Abu Dawud II/161. Tirmidzi V/374. Ibnu Majah II/1258
Tidak ada komentar:
Posting Komentar