Ketika iman bersemi dalam hati sesuai tuntunan syariat, niscaya hati ini rindu terbang ke jannah dan takut siksa neraka

Kamis, 11 Oktober 2012

Perang Abadi


Allah Ta’ala telah menjelaskan dalam AlQur’an bahwa di dunia ini terdapat dua blok yang telah dan akan selalu bertempur sampai hari kiamat, blok tersebut yaitu blok Hizbullah (tentara Allah) dan blok Hizbusysyaithon (tentara Syaiton).
Hizbullah yaitu blok yang dipimpin oleh Allah. Kemudian pimpinan hariannya  adalah para
Nabi dan  Rasul, kemudian sepeninggal mereka dilanjutkan pimpinan hariannya oleh para ulama.Yang dikatakan ulama yaitu seperti yang dijelaskan Rasulullah Shalallahu ‘alayhi wasallam yaitu pewaris para Nabi. Maka yang dinamakan ulama yaitu yang mewarisi ilmu dan amal para Nabi. Kalau yang ia warisi bukan ilmu dan amalnya para Nabi maka ia tidak bisa dikatakan ulama, walaupun ia mengenakan atribut/simbol layaknya seorang ulama. Karena yang dinamakan ulama yaitu orang yang mewarisi ilmu dan amal para Nabi.

Blok kedua yaitu blok hizbusy syaiton yang pimpinan utamanya oleh Iblis la’natullah alaih. Kemudian  pimpinan hariannya adalah para thoghut. Thoghut adalah semua pihak yang mengalangi manusia dari Jalan Allah. Dua blok ini terus bertempur mulai sejak kebulatan tekat iblis ketika iblis diusir oleh Allah dari surga, ketika iblis berkata: “maka demi kemulyaanmu ya Allah aku akan sesatkan mereka (manusia) semua”. Dan ini dijalankan sepenuhnya oleh para pimpinan harian hibusyaiton yaitu para thoghut yang ciri-cirinya telah kita sebutkan diatas.
Jadi kehidupan ini telah diperkenalkan oleh Allah Ta’ala adalah medan perang dari zaman Nabi Adam sampai hari  kiamat nanti.
Maka kita memang membutuhkan agama Allah ini agar kita bisa masuk ke salah satu dari dua blok yang selalu bertentangan ini yaitu kedalam blok yang benar (blok Hizbullah) dan jangan sampai kita bersikap non blok seperti sikapnya orang-orang munafik yang ingin diterima sana diterima sini, ingin bersikap bunglon dalam beragama sebagaimana orang-orang munafik, sehingga ini menjadi malapetaka yang besar dan mereka ini lebih rendah derajatnya dari iblis sehingga Rasulullah katakan orang munafik itu ditempatkan di kerak neraka.

Oleh sebab itu, kita beragama adalah untuk memilih masuk kepada blok Allah yaitu Hizbullah untuk bertempur melawan musuh kita yaitu hizbusyaiton. Maka hendaklah kita menyikapi musuh kita sebagai musuh dan menyikapi kawan kita sebagai kawan dalam rangka keselamatan kita dunia akhirat. sehingga kita keluar sebagai pemenang /husnul khatimah.

BEKAL


Adapun bekal kita yang harus dipunyai sebagai muslin untuk berlaga di medan perang ini adalah ilmu, yaitu ilmu Al-kitab dan Assunnah..
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ {16}
Allah berfirman:
“ Tidakkah berguna bagi orang-orang yang beriman ketika mereka berdzikir kepada Allah dan dengan kitab yang telah turun kepada mereka, dan jaganlah spt para alhul kitab (yahudi dan nasoro) al hadid(16) mereka berkepannjangan dalam keadaan kosong dari ilmu shg menjadi keras hati mereka sehingga mayoritas mrk menjadi fasik. Allah mengingatkan kita adanyta kemungkinan kita terjerumus spt yahudi nasoro yang diberi kitab sebelum kita agar kita selamat dari kemungkinan denikian.

Di kampus-kampus, tempat kerja kini sedang gencar dilansir pemikiran liberalisme dalam beragama / islam liberal.
Pemikiran ini bermula dari orang2yang dididik oleh kuffar dalam memahami islam dan ini digali dari pemikiran kuno mulai dari zaman abbasiyah yaitu dai pemikiran shufustoiyyah (relatifisme)/ filsafat yunani kuno, lalu di terjemahkan dalam bahasa Arab pada zaman abbasiyyah lalu dipopiulerkan oleh tokoh2 shufustoiyyah ini.
Pemikiran relatifisme ini menyatakan didunia ini tidak ada sesuatu  yang obyektif yang ada hanya sesuatu yang sifatnya subyektif. Sehingga kebenaran itu adalah hanya berada di alam pikiran tidak ada di alam nyata.
Pada Kelompok relatifis yang masih percaya tuhan, maka mereka mengatakan kebenaran itu hanya ada di sisi tuhan sedangkan dikalangan manusia sudah tidak ada lagi kebenaran itu. Jadi karena segala sesuatiu itu relatif maka  tidak berhak satu pihakpun mengkelaim dirinya di atas kebenaran. Demikian relatifisme ini dikambangkan 1000 tahun yang lalu dikalangan umat islam di zamamn abbasiyah.

Warisan yang bau dan kuno ini dibongkar lagi diakhir2 pemerintahan abbasiyyah yaitu di zaman Syeikhul islam Ibnu Taimiyyah 700 tahun yang lalu. Waktu itu dikampanyekan lagi oleh pemerintahan Fatimiyyah yang wilayah kekuasaannya meliputi Mesir, Maroko, Aljazair. Waktu itulah muncul Syeikhul Islam Ibnu Taimiyya dan murid-muridnya melakukan upaya pembelaan terhadap islam dengan membantah akar-akar pemikiran sufustoiyyah ini dan banyak menulis tentang ini dalam kitab-kitab beliau. Dalam kitabnya beliau banyak membantah berbagai pemikiran-pemikiran libral yang dikampanykan oleh tokoh-tokoh Fatimiyah disana.
Kemudian pemikiran-pemikir  tersebut dirobohkann oleh pembuktian-pembuktian Syeikul Islam Ibnu Taimiyyah dan murid-muridnya bahwa islam sesungguhnya bukan produk subyektifitas suatu kaum/orasng karena dalam subyektifitas, islam di anggap produk pemikiran Muhammad Shalallahu ‘alayhi wasallam dan produk budaya. Muhammad Shalallahu ‘alayhi wasallam adalah tokoh filsafat sebgaimana tokoh-tokoh filsafat yang lainnya. Alqur’an adalah kitab filsafat spt kitab-kitab filsafat lainnya. Maka dalam pembuktian-pembuktian ilmiah dibuktikan bahwa Alquran yang dibawa Muhammad Shalallahu ‘alayhi wasallam bukan produk bikinan Muhammad Shalallahu ‘alayhi wasallam buktinya Alquran bukan saja mengoreksi orang lain tapi bahkan mengoreksi Muhammad Shalallahu ‘alayhi wasallam. Beberapa banyak kebijakan Muhammad Shalallahu ‘alayhi wasallam dikoreksi habis oleh Alquran dan  diabadikan dalam surat-surat dalam Alquran antara lain: surat ‘Abasa, At-Tahrim dan berbagai ayat-ayat yang mengoreksi kebijakan Muhammad Shalallahu ‘alayhi wassallam.
Maka sangat naif jika dikatakan bahwa Alquran ini buatan Muhammad Shalallahu ‘alayhi wasallam dan alhamdulillah pemahaman ini berhasil dirobohkan oleh gerakkan mujaddid Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.

Kemudian datanglah dizaman belakangan ini ketika orang-orang sudah mulai mengabaikan agama, ilmu Al Qur’an dan sunnah maka orang sudah lupa dengan warisan para ulama, kitab-kitab para ulama tidak lagi dibuka, akhirnya syaiton memerintahkan kepada anak buahnya untuk memunculkan kembali warisan bau dan kuno ini dikalangan umat islam dan dikampanyekan besar-besaran.
Jadi orang-orang berpemikiran demikian ini adalah kuffar dan murtad dan tidak dianggap sebagai muslim .
Maka agama yang benar itu hanyalah yang datang dari Allah Ta’ala dan yang bisa dipastikan secara ilmiyah agama yang datang dari Allah hanyalah Islam. “Innaddina ‘indallahil islam……”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar