Pada kesempatan ini, kami akan menyebutkan pendapat beberapa Imam tentang mengikuti hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan meninggalkan perkataan selainnya jika bertentangan dengan hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
Imam Abu Hanifah yang meninggal pada tahun 150 H, dan termasuk salah satu imam yang
empat yang tertua yang pendapatnya banyak diikuti orang :
1. Tidak
boleh seseorang mengikuti pendapat kami sebelum mengetahui dari mana kami
mengambilnya.
2. Haram
bagi yang tidak mengetahui dalil saya kemudian memberi fatwa dengan kata-kata
saya, karena saya adalah manusia biasa yang sekarang bicara sesuatu dan besok
tidak bicara itu lagi.
3. Jika
saya mengucapakan pendapat yang bertentangan dengan Al-Qur'an dan hadits Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam maka tinggalkanlah perkataan saya.
4. Ibnu
Abidin berkata dalam bukunya : " Jika hadits itu shahih dan bertentangan
dengan madzhab, maka hadits-lah yang dipakai dan itulah madzhabnya ( imam Abu
Hanifah), dan dengan mengikuti hadits itu, tidak berarti penganutnya telah
keluar dari pengikut hanafi. Diriwayatkan dari Abu Hanifah bahwa beliau pernah
berkata : " Jika hadits itu benar, maka itulah madzhab saya."
Imam
Malik adalah salah satu imam empat yang wafat pada tahun 179 H dan dia adalah
imam darul hijrah ( Madinah ) di zamannya, beliau berkata :
1. Sesungguhnya
saya adalah manusia biasa yang bisa salah dan bisa benar. Maka perhatikan
secara kritis pendapatku, yang sesuai dengan kitab dan sunnah ambillah, dan
setiap pendapata yang tidak sesuai dengan kitab dan sunnah tinggalkanlah.
2. Setiap
orang sesudah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bisa diambil ucapannya dan bisa
ditinggalkan, kecuali Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
Imam
Syafi'I adalah pendiri madzhab syafi'I yang pendapat-pendapatnya sampai saat
ini banyak diikuti oleh orang-orang di Indonesi dan telah meninggal pada tahun
204 H dia berkata :
1. Seitap
orang ada yang pendapatnya sesuai dengan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam dan ada yang tidak sesuai. Jika sya berkata dengan suatu pendapata
atau berdasarkan sesuatu pendapat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
tapi kenyataannya bertentangan dengan ucapan Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam maka pendapat yang benar adalah ucapan Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam dan itulah pendapat saya.
2. Orang-orang
Islam telah melakukan Ijma' bahwa barangsiapa yang jelas mempunyai dalil berupa
sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maka tidak dihalalkan bagi
seorangpun untuk meninggalkannya karena ucapan orang lain.
3. Jika
kamu mendapatkan hal-hal yang bertentangan dengan sunnah Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam dalam buku saya maka ikutilah ucapan Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam dan itu adalah pendapat saya juga.
4. Jika
suatu hadits itu shahih, maka itulah madzhab saya.
5. Beliau
berkata kepada Imam Ahmad bin Hambal : " Anda lebih pandai dari sya tentan
ghadits dan keadaan para periwayatnya, jika ana tahu bahwa sesuatu hadits
shahih maka berithaukanlah kepada sya sehingga saya akan berpendapt dengan
hadits itu."
6. Setiap
masalah, yang mempunyai dasar hadits shahih menurut para ahli hadits, dan
bertentangan dengan pendapat saya maka saya akan kembali pada hadits tersebut
selama hidup saya atau sesudah mati.
Imam
Ahmad bin Hambal, berkata ;
1. Jangan
engkau bertaklid ( ikut-ikutan ) kepadaku atau Imam Malik atau Imam Syafi'I
atau Imam Auza'y atau Imam Ats-Tsauri tapi ambillah dari mana asal mereka
mengambil.
2. Barangsiapa
menolak hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka dia berada di tepi
kehancuran.
Demikian
pendapat para Ulama tentang kewajiban mengikuti dan mengambil ucapan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dan meninggalkan pendapat siapapun juga yang
bertentangan dengan Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar