Segala puji bagi Allah, sholawat dan salam semoga tetap
terlimpahkan kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan para
sahabatnya.
Amma ba’du :
Tidak diragukan lagi, bahwa isra’ dan mi’raj merupakan tanda kekuasaan Allah
yang menunjukkan atas kebenaran kerasulan Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa
sallam, dan keagungan kedudukannya di sisi Tuhannya, selain juga membuktikan
atas kehebatan Allah dan kebesaran kekuasaan-Nya atas semua makhluk.
] اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي
ورضيت لكم الإسلام دينا [.
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan
kepadamu ni’matKu, dan telah Kuridloi Islam sebagai agama bagimu” ( QS. Al
Maidah, 3 ).
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan
kepadamu ni’matKu, dan telah Kuridloi Islam sebagai agama bagimu” ( QS. Al
Maidah, 3 ).
“Apakah mereka mempunyai sesembahan sesembahan selain Allah yang mensyariatkan
untuk mereka agama yang tidak diridloi Allah ?, sekiranya tak ada ketetapan
yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan
sesungguhnya orang orang yang dzalim itu akan memperoleh azab yang pedih” ( QS.
As syura, 21 ).
” من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد “.
” من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد “.
“Barang siapa mengerjakan suatu perbuatan yang belum pernah kami perintahkan,
maka ia tertolak”.
“Barang siapa mengerjakan suatu perbuatan yang belum pernah kami perintahkan,
maka ia tertolak”.
” أما بعد, فإن خير الحديث كتاب الله، وخير الهدي
هدي محمد صلى الله عليه وسلم، وشر الأمور محدثاتها، وكل بدعة ضلالة “.
“Aku wasiatkan kepada kamu sekalian agar selalu bertakwa kapada Allah,
mendengarkan dan mentaati perintahNya, walaupun yang memerintah kamu itu
seorang hamba, sesungguhnya barang siapa diantara kalian hidup ( pada masa itu
), maka ia akan menjumpai banyak perselisihan, maka ( ketika ) itu kamu wajib
berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para Khulafaurrasyidin yang telah
mendapat petunjuk sesudahku, pegang dan gigitlah dengan gigi gerahammu
sekuatnya, dan sekali kali janganlah mengada ada hal yang baru ( dalam agama ),
karena setiap pengadaan hal yang baru itu bid’ah, dan setiap bid’ah itu sesat
”.
“Pada hari ini telah Kusempurnakan agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu
ni’matKu dan Kuridloi Islam sebagai agama bagimu” ( QS. Al Maidah, 3 ).
Firman Allah subhaanahu wa ta’ala :
سبحان الذي
أسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام إلى المسجد الأقصى الذي باركنا حوله لنريه من
آياتنا إنه هو السميع البصير
“MahaSuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu
malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi
sekelilingnya, agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda tanda
(kebesaran) kami, sesungguhnya Dia adalah MahaMendengar lagi MahaMelihat” ( QS.
Al Isra’: 1).
Diriwayatkan secara mutawatir dari Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wa sallam bahwasanya Allah telah menaikannya ke langit, dan pintu pintu
langit itu terbuka untuknya, hingga beliau sampai ke langit yang ketujuh,
kemudian beliau diajak bicara oleh Allah serta diwajibkan sholat lima waktu,
yang semula diwajibkan lima puluh waktu, tetapi Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam senantiasa kembali kepada-Nya minta keringanan, sehingga
dijadikannya lima waktu, namun demikian, walaupun yang diwajibkan lima waktu
saja, tetapi pahalanya tetap seperti lima puluh waktu, karena perbuatan baik
itu akan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Hanya kepada Allah lah kita ucapkan
puji dan syukur atas segala ni’mat-Nya.
Tentang malam saat diselenggarakannya Isra’ dan Mi’raj itu
belum pernah diterangkan penentuan ( waktunya ) oleh Rasulullah, tidak pada
bulan rajab, atau ( pada bulan ) yang lain, jikalau ada penentuannya maka
itupun bukan dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, menurut para ulama,
hanya Allah lah yang mengetahui akan hikmah pelalaian manusia dalam hal ini.
Seandainya ada ( hadits ) yang menentukan ( waktu ) isra’
dan mi’raj, tetap tidak boleh bagi kaum muslimin untuk menghususkannya dengan
ibadah ibadah tertentu, selain juga tidak boleh mengadakan upacara perkumpulan
apapun, karena Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya
tidak pernah mengadakan upacara upacara seperti itu, dan tidak pula
menghususkan suatu ibadah apapun pada malam tersebut.
Jika peringatan malam tersebut disyariatkan, pasti
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan kepada umatnya, melalui
ucapan maupun perbuatan. Jika pernah dilakukan oleh beliau, pasti diketahui dan
masyhur, dan tentunya akan disampaikan oleh para sahabat kepada kita, karena
mereka telah menyampaikan dari Nabi apa apa yang telah dibutuhkan umat manusia,
mereka belum pernah melanggar sedikitpun dalam masalah agama, bahkan merekalah
orang yang pertama kali melakukan kebaikan setelah Rasulullah, maka jikalau
upacara peringatan malam isra’ dan mi’raj itu ada tuntunannya, niscaya para
sahabat akan lebih dahulu menjalankannya.
Nabi Muhammad adalah orang yang paling banyak memberi
nasehat kepada manusia, beliau telah menyampaikan risalah kerasulannya dengan
sebaik-baiknya, dan menjalankan amanat Tuhannya dengan sempurna, oleh karena
itu jika upacara peringatan malam isra’ dan mi’raj serta bentuk bentuk
pengagungannya itu berasal dari agama Allah, tentunya tidak akan dilupakan dan
disembunyikan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi karena hal
itu tidak ada, jelaslah bahwa upacara dan bentuk bentuk pengagungan malam
tersebut bukan dari ajaran Islam sama sekali.
Allah subhaanahu wa ta’ala telah menyempurnakan agamaNya
bagi umat ini, mencukupkan ni’matNya kepada mereka, dan mengingkari siapa saja
yang berani mengada adakan sesuatu hal baru dalam agama, karena cara tersebut
tidak dibenarkan oleh Allah subhaanahu wa ta’ala.
Allah subhaanahu wa ta’ala berfirman :
] أم لهم شركاء شرعوا لهم من
الدين ما لم يأذن به الله ولولا كلمة الفصل لقضي بينهم وإن الظالمين لهم عذاب أليم [.
Dalam hadits hadits shoheh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa
sallam telah memperingatkan kita agar waspada dan menjauhkan diri dari
perbuatan bid’ah, dan beliau juga menjelaskan bahwa bid’ah itu sesat, sebagai
peringatan bagi umatnya sehingga mereka menjauhinya, karena bid’ah itu
mengandung bahaya yang sangat besar.
Dari Aisyah, Radliyallahu ‘anhu berkata : bahwa Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barang siapa yang mengada adakan sesuatu perbuatan ( dalam
agama ) yang sebelumnya tidak pernah ada, maka amalan itu tertolak”.
Dan dalam riwayat imam Muslim, Rasulullah bersabda :
Dalam shahih Muslim dari Jabir rodhiAllah ‘anhu ia berkata
: bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam salah satu
khutbah Jum’at nya :
“Amma ba’du : sesungguhnya sebaik baik perkataan adalah
Kitab Allah ( Al Qur’an ), dan sebaik baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad
Shalallahu ‘alaihi wa sallam, dan sejelek jelek perbuatan ( dalam agama) adalah
yang diada adakan, dan setiap bid’ah ( yang diada adakan) itu sesat” ( HR.
Muslim ).
Dan dalam kitab kitab Sunan diriwayatkan dari Irbadh bin
Saariyah rodhiAllahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam
pernah menasehati kami dengan nasehat yang mantap, (jika kita mendengarnya)
hati kami bergetar, dan air mata kami akan berlinang, maka kami berkata
kepadanya : wahai Rasulullah, seakan akan nasehat itu seperti nasehatnya orang
yang akan berpisah, maka berilah kami nasehat, maka Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
” أوصيكم بتقوى الله والسمع
والطاعة وإن تأمر عليكم عبد فإنه من يعش منكم فسيرى اختلافا كثيرا، فعليكم بسنتي
وسنة الخلفاء الراشدين المهديين من بعدي تمسكوا بها وعضوا عليها بالنواجذ, وإياكم
ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة “.
Dan masih banyak hadits hadits lain yang semakna dengan
hadits ini, para sahabat dan para ulama salaf telah memperingatkan kita agar
waspada terhadap perbuatan bid’ah serta menjauhinya.
Dan tidaklah hal itu (peringatan agar waspada terhadap
bid’ah), melainkan disebabkan karena (bid’ah itu) adalah tambahan terhadap
agama, dan ( bid’ah itu ) adalah ( pembuatan ) syariat yang tidak diizinkan
oleh Allah, karena hal itu menyerupai perbuatan musuh musuh Allah yaitu bangsa
Yahudi dan Nasrani.
Adanya penambahan penambahan dalam agama itu (berarti)
menuduh agama Islam kurang dan tidak sempurna, dengan jelas ini tergolong
kerusakan besar, kemungkaran yang sesat dan bertentangan dengan firman Allah
subhaanahu wa ta’ala :
] اليوم أكملت لكم دينكم
وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الأسلام دينا [.
Selain itu, ( penambahan ) juga bertentangan dengan hadits
hadits Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang memperingatkan kita dari
perbuatan bid’ah dan agar menjauhinya.
Kami berharap, semoga dalil dalil yang telah kami sebutkan
tadi cukup memuaskan bagi mereka yang menginginkan kebenaran, dan mau
mengingkari perbuatan bid’ah, yakni bid’ah mengadakan upacara peringatan malam
isra’ dan mi’raj, dan supaya kita sekalian waspada terhadapnya, karena
sesungguhnya hal itu bukan dari ajaran Islam sama sekali.
Ketika Allah telah mewajibkan orang orang muslim itu agar
saling nasehat menasehati dan saling menerangkan apa apa yang telah
disyareatkan Allah dalam agama, serta mengharamkan penyembunyian ilmu, maka
kami memandang perlu untuk mengingatkan saudara saudara kami dari perbuatan
bid’ah ini, yang telah menyebar di berbagai belahan bumi, sehingga sebagian
orang mengira itu berasal dari agama.
Hanya Allah lah tempat bermohon, untuk memperbaiki keadaan
kaum muslimin ini, dan memberi kepada mereka kemudahan dalam memahami agama
Islam , semoga Allah melimpahkan taufiq kepada kita semua untuk tetap berpegang
teguh dengan agama yang haq ini, tetap konsisten menjalaninya dan meninggalkan
apa apa yang bertentangan dengannya, hanya Allah lah penguasa segala galanya.
Semoga sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, Aamin.
(Dikutip dari الحذر من
البدع Tulisan
Syaikh Abdullah Bin Abdul Aziz Bin Baz, Mufti Saudi Arabia. Penerbit Departemen
Agama Saudi Arabia. Edisi Indonesia “Waspada terhadap Bid’ah”.)Sumber: http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=471
Tidak ada komentar:
Posting Komentar