Disusun Oleh:
Abu Muhammad Abdurrahman Sarijan
Berkata Muhammad Manzur Al-Nu’maaniy menukil perkataan Syaikh
Muhammad Ilyas tentang dirinya:”Terbuka
jelas jalan dakwah ini ketika saya mendapatkan ilham dalam mimpi tentang tafsir
baru firman Allah:
{كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ
أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ
وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم
مِّنْهُمُ
الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ} (110) سورة آل عمران
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik
bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasik” (QS. Ali Imron: 110).
Dan hal itu tidak dapat terwujud dengan tetap tinggal
disatu tempat, berdasarkan dalil firman Allah ( أخرجت). Dan iman akan bertambah dengan khuruj ini, dengan dalil adanya
firman Allah Azza wa Jalla ( وتؤمنون بالله ) setetelah firman-Nya ( أخرجت للناس ) dan makna kalimat ( أمة )
adalah
bangsa arab dan ( الناس) adalah bangsa-bangsa selain arab1).
Berkata Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmiy hafizahullah Ta’ala ketika
mengomentari pernyataan di atas:
a) Sesungguhnya Al-Qur’an tidak dapat ditafsirkan oleh orang-orang
yang sedang tidur, sesungguhnya hal ini merupakan salah satu penafsiran
Al-Kasyf dari para pengikut shufiyyah yang mana hal ini berasal dari Syaithon.
b) Perkataannya:” Dan hal
itu tidak dapat terwujud dengan tetap tinggal disatu tempat..”. Ini
adalah perkataan bathil. Sesungguhnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
telah mewujudkan dakwah sedangkan ia berada di Makkah dan Syaikh Muhammad bin
Abdil Wahhab telah mewujudkan dakwah sedangkan ia berada di Ad-Dar’iyyah.
Barangsiapa yang membuka madrosah dan mengajarkan ilmu kepada menusia maka ia
telah menegakkan/mewujudkan dakwah di atas tangannya apabila ia melakukannya
dengan ikhlash dan menasehati (ummat, pent) walaupun ia tinggal disuatu tempat.
c) Dan perkataannya:” Dan
iman akan bertambah dengan khuruj..”.
Pernyataan ini juga tidak benar, karena iman akan bertambah dengan keta’atan
apabila menetapi syarat-syarat diterimanya suatu amal. Karena syarat
diterimanya suatu amal adalah ikhlash
dan benar dengan
apa-apa yang disyari’atkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Allah
Ta’ala berfirman:
{وَيَزِيدُ اللَّهُ الَّذِينَ
اهْتَدَوْا هُدًى …} (76) سورة مريم
“Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang
telah mendapat petunju…” (QS. Maryam: 76).
Membaca Al-Qur’an dengan mentadaburinya, membaca As-Sunnah
(Al-Hadits, pent) dengan tujuan untuk memahami Ad-Dien, berdzikir dengan
dzikir-dzikir yang masyru’, melakukan sholat sunnah, shodaqoh, shaum dan lain
sebagainya semuanya ini merupakan wasilah bertambahnya iman. Bertambahnya iman
bukan karena khuruj.
d) Sedangkan tafsir ( أمة) khusus untuk bangsa arab saja dan ( الناس) untuk orang-orang selain bangsa arab, ini adalah penafsiran yang
tidak pernah aku (Syaikh Ahmad Yahya, pent) lihat dari generasi terbaik ummat
ini, bahkan khithob (ayat
ini, pent) adalah kepada seluruh ummat Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam,
baik bangsa arab maupun bangsa selain arab.
Berkata Abdullah bin ‘Abas:
” هم الذين هاجروا من مكة
وشهدوا بدرا والحديبية “
“Mereka adalah orang-orang yang berhijrah dari Makkah
dan syahid di Badr dan Hudaibiyyah” (HR. Ahmad 1/272; An-Nasa’I dalam
At-Tafsir 1/319 no. 92; Ath-Thabariy dalam Tafsirnya 7/110; Ibn Abi Haatim no.
1157; Ibn Abi Syaibah 12/155; Ath-Thabraniy dalam Al-Kabiir no. 12303;
Al-Haakim 2/294 ia berkata:”Shahih menurut syarat Imam Muslim dan disepakati
oleh Adz-Dzahabiy. Berkata Al-Hafiz (Ibn Hajar, pent) dalam Al-Fath
8/225:”Sanadnya bagus”)
Berkata ‘Umar ibn Al-Khothob:
” من فعل فعلهم فهو مثلهم “
“Barangsiapa yang melakukan apa-apa yang mereka lakukan
maka ia seperti mereka”2)
Dan dalam hadits Shahih Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
(( خير الناس قرني ثم الذين
يلونهم ثم الذين يلونهم…))
“Sebaik-baiknya manusia adalah pada masaku, kemudian
setelahnya, kemudian setelahnya…” (HR. Bukhori no. 4557; Ath-Thabraniy 4/29-30; Ibn Abi
Haatim no. 1161; Al-Haakim dalam Al-Mustadrok 4/84. Hadits ini dishahihkannya
dan disepakati oleh Adz-Dzahabiy. Lihat Tafsir Ibn Katsir 1/392).
Berkata Syaikh Muhammad bin Hadi Al-Madkholiy hafizahullah:”Dan yang
benar terhadap tafsir ayat: {كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ… } adalah umum untuk seluruh ummat di
setiap masa.3
dan 4)
Catatan Kaki:
1) Lihat Al-Mauridul
‘Adzbul Zulal, hal: 250-251. Oleh: Syaikh Ahmad Yahya dan juga
Jama’ah Tabligh, hal: 14. Oleh: Miyan Muhammad Aslam.
2) Lihat Ad-Durul Mantsur 2/293.
3) Lihat Tuhfatul Ahwadzi 8/353.
4) Dinukil dari kitab Al-Mauridul ‘Adzbul Zulal, hal: 265-268 dengan
diringkas.
Sumber: http://ahlulahwa.wordpress.com/2007/11/22/bantahan-tafsir-mimpi-muhammad-ilyas/#more-11
Wadahnya perlu diperluas
BalasHapus