Oleh: Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi
Tanya:
Apakah dalam belajar kita hanya mencukupkan diri dengan mempelajari ilmu syar’i (ilmu agama), tidak belajar ilmu dunia?
Apakah dalam belajar kita hanya mencukupkan diri dengan mempelajari ilmu syar’i (ilmu agama), tidak belajar ilmu dunia?
Jawab:
Asy-Syaikhul Muhaddits Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i rahimahullahu menjawab:
“Ilmu yang wajib untuk kita pelajari dan kita dahulukan adalah ilmu syar’i. Ilmu inilah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala wajibkan atas anda. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut
ilmu wajib bagi setiap muslim.”
Bila anda
ingin mengerjakan shalat sebagaimana shalat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, maka pelajari ilmunya sebelum anda mempelajari kimia, fisika, dan
selainnya. Bila ingin berhaji, anda harus mengetahui bagaimana manasik haji
yang ditunaikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikian pula dalam
masalah akidah dan pembayaran zakat.
Bila ingin
melakukan transaksi jual beli, semestinya anda pelajari hukum jual beli sebelum
anda mempelajari kimia, fisika dan selainnya. Setelah anda pelajari perkara
yang memberikan manfaat kepada anda dan anda mengenal akidah yang benar, tidak
apa-apa bagi anda mempelajari ilmu yang mubah yang anda inginkan.
Akan tetapi
bila anda diberi taufiq, dikokohkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan
dijadikan anda cinta terhadap ilmu yang bermanfaat, ilmu Al-Qur`an dan
As-Sunnah, maka teruslah mempelajarinya, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي
الدِّيْنِ
“Siapa yang
Allah inginkan kebaikan baginya maka Allah faqihkan (pahamkan) dia dalam
agama.”
Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَأَعْرِضْ عَنْ مَنْ تَوَلَّى عَنْ ذِكْرِنَا وَلَمْ
يُرِدْ إِلاَّ الحْيَاَةَ الدُّنْيَا. ذَلِكَ مَبْلَغُهُمْ مِنَ الْعِلْمِ
“Berpalinglah
engkau dari orang yang enggan berzikir kepada Kami dan ia tidak menginginkan
kecuali kehidupan dunia. Yang demikian itu merupakan kadar ilmu yang mereka
capai.” (An-Najm: 29-30)
يَعْلَمُوْنَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَهُمْ عَنِ اْلآخِرَةِ هُمْ غَافِلُوْنَ
“Mereka
hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia sementara mereka lalai
dari akhirat.” (Ar-Rum: 7)
Bila seseorang telah mempelajari ilmu yang wajib baginya, kemudian
setelah itu ia ingin belajar kedokteran, teknik, atau ilmu lainnya maka tidak
mengapa. Kita sedikitpun tidak mengharamkan atas manusia apa yang Allah
Subhanahu wa Ta’ala halalkan untuk mereka. Akan tetapi sepantasnya ia
mengetahui bahwa kaum muslimin lebih butuh kepada orang yang dapat mengajari
mereka agama yang murni sebagaimana yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam. Mereka lebih butuh kepada orang yang alim tentang agama ini
daripada kebutuhan mereka terhadap ahli teknik, dokter, pilot, dan sebagainya.
Dengan
keberadaan ulama, kaum muslimin diajari tentang syariat Allah Subhanahu wa
Ta’ala, tentang apa yang sepantasnya dilakukan oleh seorang dokter, dan
seterusnya. Sebaliknya jika tidak ada yang mengajarkan kebenaran (agama) kepada
kaum muslimin, mereka tidak dapat membedakan mana orang yang alim dan mana ahli
nujum. Mereka tidak tahu apa yang sepantasnya dilakukan oleh ahli teknik.
Mereka tidak dapat membedakan antara komunis dengan seorang muslim.
Dengan
demikian, wahai saudaraku, rakyat yang bodoh ini butuh kepada ulama untuk
menerangkan syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada mereka dan mengajari
mereka kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
(Ijabatus Sa`il ‘ala Ahammil Masa`il, hal. 300-301)
Dicopy dari:
http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=457
Tidak ada komentar:
Posting Komentar