Setelah kita mengetahui biografi seorang ulama Yaman yang menjadi pimpinan inti Ma’had Dar Al-Hadits Ma’bar, maka kini saatnya kita mengenal ma’had tersebut secara ringkas.
Letak Ma’had Dar Al-Hadits Ma’bar
Ma’had ini
teletak di selatan ibu kota Yaman (Shan’a) sekitar 1,5 jam perjalanan dengan
4. Maktabah / Perpustakaan
Perpustakaan ini berada tepat di atas masjid bagian depan. Kira-kira sepanjang 3/5 masjid dan lebarnya 1/3 lebar masjid.
- Di Masjid, dan ruangan-ruangan di sekitar masjid
- Di kamar-kamar asrama para pelajar selain kamar pelajar dari luar Yaman.
- Di perpustakaan.
- Di atap masjid (ini khusus bagi pelajaran anak-anak yang masih belajar baca tulis).
- Di tempat makan.
- Bahwa As-Syaikh menyarankan untuk mengambil pelajaran yang paling penting dan mudah sesuai dengan jenjangnya, setingkat demi setingkat, tidak perlu buru-buru sehingga tidak paham.
- Semua pelajar harus memberikan waktu untuk menghafal atau mengulang Al-Qur’an, dan wajib menghadiri 3 pelajaran umum yang diampu oleh Asy-Syaikh Muhammad, semua wajib hadir kecuali orang-orang yang dikecualikan.
- Selebihnya disarankan untuk mengambil maksimal 3 tambahan pelajaran khusus, salah satunya adalah aqidah (karena inilah yang akan meluruskan keyakinan seseorang). Jadi totalnya: Al-Qur’an, 3 pelajaran Asy-Syaikh dan 3 pelajaran tambahan. Ini untuk setiap harinya.
- Setiap setelah shalat fajr, para pelajar menghafal Al-Qur’an (bagi yang belum selesai) atau mengulangi hafalannya. Ini bertempat di masjid dari bagian depan sampai belakang, bahkan di teras.
- Pada sekitar jam 08.00-09.00 para pelajar menuju halaqah setoran Al-Qur’an dan praktek tajwid. Ada puluhan halaqah dengan penyimak masing-masing, bertempat di masjid bagian belakang. Asy-Syaikh menekankan untuk setiap harinya minimal menyetor satu halaman hafalan baru (bagi yang lemah hafalannya), bagi yang berhafalan kuat maka sebanyak mungkin sesuai dengan waktu yang diberikan.
- Para pelajar di sini belajar sesuai dengan taraf kemampuan pemahamannya, yang baru mulai belajar mengambil pelajaran yang penting dan ringan, yang sudah lama belajar maka menyesuaikan dengan kemampuan dan penyempurnaan.
- Setiap pelajaran dan bidang memiliki gurunya masing-masing dari jenjang terendah sampai tertinggi, dan jam pelajarannya pun menyesuaikan dengan guru tersebut serta tempat belajarnya. Karena murid yang begitu banyak, tempat yang harus dibagi-bagi, serta guru yang kegiatannya berbeda-beda.
Dan bagian kedua adalah perluasan dari masjid tersebut sekitar 3/5nya, yang ini di bagian depan. Dimana ketika para pelajar makin banyak berdatangan, maka seorang hartawan yang sangat semangat mendermakan hartanya untuk dakwah Allah تعالى segera memperluas masjid ini. Beliau adalah Muhammad Fari’ Al-Wushaby (semoga Allah تعالى menjaganya dan keluarganya serta melimpahkan barakah pada hartanya). Beliau ini pulalah yang ikut andil dalam membangun Dammaj dan juga Masjid Ma’had Dar Al-Hadits Fiyusy, Aden.
Dan bagian kedua adalah perluasan dari masjid tersebut sekitar 3/5nya, yang ini di bagian depan. Dimana ketika para pelajar makin banyak berdatangan, maka seorang hartawan yang sangat semangat mendermakan hartanya untuk dakwah Allah تعالى segera memperluas masjid ini. Beliau adalah Muhammad Fari’ Al-Wushaby (semoga Allah تعالى menjaganya dan keluarganya serta melimpahkan barakah pada hartanya). Beliau ini pulalah yang ikut andil dalam membangun Dammaj dan juga Masjid Ma’had Dar Al-Hadits Fiyusy, Aden.
Isinya kitab-kitab dalam segala bidang ilmu syar’i, dan sebagian bidang ilmu umum. Sampaipun sebagian kitab yang ditulis oleh para penyimpang ada di dalamnya. Ribuan judul ada padanya. Dan tidak sedikit satu judul kitab memiliki berberapa cetakan. Pada susunan yang dahulu, semua kitab hanya berada di rak-rak yang menempel dengan dinding.
3. Masjid
kecepatan rata-rata 130 KM/jam, dan di utara kota propinsi Dzamar sekitar 40 menit perjalanan dengan kecepatan yang sama. Dan Ma’bar adalah kotamadya yang masuk wilayah Dzamar.
Disekitar ma’had adalah pasar dan pertokoan, semua apa yang kita butuhkan
sebagian besarnya tersedia di sini. Terkhusus buah-buahan yang jarang ada di
Indonesia.
Iklim Di Ma’bar
Wilayah Dzamar termasuk di dalamnya Ma’bar dikenal dengan kulkas Yaman.
Ketika musim dingin (Dzul Qa’dah – Muharram) suhu bisa mencapai minus. Tahun
pertama saya di sini musim dinginnya mencapai -7 derajat C, tahun kedua
mencapai -4 derajat C, tahun-tahun berikutnya sudah tidak memperdulikan lagi.
Alhamdulillah saya sudah terbiasa berkat keutamaan dari Allah تعالى.
Bangunan Ma’had
Disamping adalah bangunan ma’had dari atas. Bangunan masjid yang diawali
pada 25 tahun yang lalu kini telah berubah.
Lantai 1 adalah masjid, lantai 2 perpustakaan, lantai tiga perpustakaan
baru, namun sementara ini digunakan untuk asrama.
Rumah As-Syaikh Al-Imam dan Asy-Syaikh Taufiq masuk dalam lingkungan
ma’had, adupun Asy-Syaikh Abdurraqib maka terpisah di samping masjid. Rata-rata
2-3 lantai rumah beliau-beliau ini.
Dapur ma’had ada di dalam gandeng dengan ruang tamu dan tempat makan
santri.
Adapun para pelajar yang berkeluarga maka mereka mengontrak rumah di
sekitar ma’had. Harga kontrakan pun berbeda-beda. Adapun saya alhamdulillah
sekitar 70 meter dari masjid.
Pengamanan Ma’had
Syaikh sendiri di dalam ma’had dikawal 3 orang bersenjata, karena yang
shalat di masjid bukan santri semata, namun ada orang-orang yang tidak dikenal.
Di masjid ada beberapa penjaga, di setiap pintu gerbang ada beberapa penjaga.
Adapun ketika Syaikh keluar maka dikawal 2-3 mobil, dengan bersenjata lengkap.
Namun benarkah ma’had ini yang demikian ketat penjagaannya sulit untuk
dimasuki? Atau benarkah mengajarkan teror dan perang?
Pertama: Siapa saja bisa mudah masuk, kecuali mencurigakan maka layak
dicurigai. Kamipun aman tenang belajar, pemerintah Yaman juga tahu, senjata
tersebut untk penjagaan, karena senjata memang bebas di sebagian tempat di
Yaman.
Kedua: Kesibukan Asy-Syaikh yang kami sebutkan menunjukkan teror macam apa
yang diajarkan?? Tidak ada waktu untuk itu dan tidak akan mengajarkan hal
itu!!! Demikian pula telah kami tulis penjelasan beliau akan hal ini dalam
artikel yang lewat khususnya ketika wawancara dengan Metro. Dan nanti dari
kegiatan belajar mengajar akan jelas apa yang diajarkan. Justru kamilah yang
terdepan dalam menjelaskan bahaya orang yang terjangkit pemikiran teror.
Setelah kita membahas letak Dar Al-Hadits Ma’bar, iklim, bangunan ma’had
(secara umum) dan pengamanannya, maka tiba saatnya membahas kapan ma’had ini
dibangun, bagaimana kondisi awal mula dakwah, dan bagaimana bangunan ma’had
secara khusus.1. Kapan Ma’had ini dibangun
Sebagaimana yang disebutkan oleh Asy-Syaikh sendiri dan juga banyak sumber yang lain, bahwa ma’had ini dibangun kira-kira sebelum 25 tahun yang lalu. Sekitar sebelum 25 tahun yang lalu seorang tokoh dari Ma’bar, Jahran, Dhamar, Yaman ini yang bernama Asy-Syaikh Ahmad Al-Banush رحمه الله datang kepada Asy-Syaikh Muqbil رحمه الله dan meminta agar beliau mau menunjuk salah seorang muridnya untuk merintis dakwah salafiyah di Ma’bar. Asy-Syaikh Ahmad رحمه الله telah membangun sebuah masjid untuk itu. Dan waktu itu, Ma’bar adalah daerah yang dipenuhi dengan pemikiran syi’ah, dan tiada dakwah sunnah yang terpancar di sana.
Maka jatuhlah pilihan Asy-Syaikh Muqbil رحمه الله pada seseorang yang sudah teruji kesabaran dan kepemimpinannya, yaitu Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam حفظه الله. Dan Asy-Syaikh Al-Imam pun bersedia dengan bertawakkal meminta tolong kepada Allah تعالى kemudian dengan restu dan doa dari gurunya.
Semenjak saat itu mulailah cahaya sunnah yang suci dipancarkan kepada masyarakat Ma’bar. Melalui Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam حفظه الله dan melalui Asy-Syaikh Ahmad Al-Banush (semoga Allah تعالى membalas jasa beliau dan menempatkan beliau di surga-Nya yang paling tinggi).
2. Kondisi awal mula Dakwah di Ma’bar
Pada permulaan dakwah ini di Ma’bar, Asy-Syaikh Al-Imam hanya memiliki 7 orang murid, padahal ukuran masjid waktu itu mampu menampung kira-kira 2000-2500 orang. Tapi memang inilah perkara yang dikehendaki Allah تعالى, sehingga terlihat bagaimana kredibilitas seorang Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam ini.
Dan Asy-Syaikh pun tidak luput dari para pendengki dari kaum syi’ah, karena dengan cahaya sunnah inilah jadi terbongkar borok-borok mereka. Salah satu contohnya seperti diceritakan oleh Asy-Syaikh sendiri, waktu itu kedengkian sekelompok orang syi’ah terhadap beliau dan dakwah salafiyah sedang memuncak, maka merekapun membuat fitnah dan menuduh Asy-Syaikh dengan tuduhan dusta, sehingga pemerintahpun terhasut untuk mempersempit ruang gerak beliau. Namun, Allah تعالى menjadikan qadhi untuk daerah Ma’bar atau Dzamar membuka mata untuk mendengar apa yang dibawa oleh Asy-Syaikh. Maka qadhi mengundang syi’ah dan mengajukan keluhannya, dan juga mengundang Asy-Syaikh untuk menjelaskan.
Setelah Asy-Syaikh menjelaskan sesuai dengan ajaran dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman ulama salaf, maka qadhi yang seimbang dalam menghukumi ini menilai bahwa dakwah Asy-Syaikh adalah dakwah perbaikan tidak betentangan dengan pemerintah, dakwahnya sesuai dengan ajaran Rasul صلى الله عليه وسلم. Maka beliaupun dijinkan untuk melanjutkan dakwah beliau. Maka setelah itu Allah تعالى melimpahkan anugerahnya, sehingga berbondong-bondonglah masyarakat Yaman untuk menimba ilmu dari beliau. Itulah keutamaan yang Allah تعالى limpahkan pada orang yang Dia kehendaki. Sehingga muridnya pada saat ini telah mencapai sekitar 4000 orang, ditambah dengan murid-murid beliau yang telah banyak belajar dan beliau kirim untuk mengampu ma’had-ma’had dan masjid-masjid yang lain.
Semoga Allah تعالى menjaga beliau dan para muridnya serta ma’had ini, dan memperbanyak yang semisalnya. Amin.
Daya tampung masjid An-Nur, Ma’bar ini beserta teras sampingnya bisa mencapai 10.000 orang, sebagaimana dikatakan oleh bapak muadzin. Terbukti cukup untuk menampung para jama’ah dari penjuru Ma’bar ketika shalat Jum’ah atau shalat ‘Id. Dibersihkan dengan vacum cleaner 3x seminggu oleh petugas khusus. Pada tiap-tiap tiang masjid ada rak untuk mushaf Al-Qur’an, dan Al-Qur’an ini tidak boleh dibawa keluar dari masjid. Di samping tiang ada kotak-kotak tempat sandal bagi para pelajar ataupun yang sekedar mampir shalat.
Di samping kanan masjid adalah teras, yang digunakan untuk shalat kalau dalam masjid tidak cukup lagi.
Pada bagian tengah ada beberapa kursi dan meja, yang digunakan oleh para pembahas dan pembaca. Mereka bisa hadir ke perpustakaan jam 8 pagi sampai menjelang zhuhur, setelah pelajaran ba’da zhuhur sampai menjelang ‘ashr, setelah pelajaran ba’da ‘ash sampai menjelang maghrib, dan setelah isya’ sampai jam 21.30.
Di bagian pojok dari perpustakaan ini adalah ruangan Asy-Syaikh dan di depan ruangan ini ada tempat duduk yang nyaman bagi para pengantri yang ingin bertemu dengan Asy-Syaikh.
5. Asrama Santri
Untuk tempat tidur para pelajar yang masih lajang atau tidak membawa keluarga ke sini, maka ada tempat untuk mereka. Ada beberapa bangunan dan beberapa kamar. Setiap kamar daya tampungnya berbeda-beda, ada yang 15 orang, ada yang 30 orang dan ada yang 40-50 orang. Adapun kamar untuk teman-teman Indonesia ada 5 kamar. 3 kamar berada di dekat perpustakaan, artinya berada di lantai atas masjid. Dan 2 kamar yang lain di gedung terpisah dengan masjid di lantai 3, namun masih di dalam kompleks Ma’had.
Semoga Allah تعالى membalas kebaikan para pendiri ma’had ini, menjaga ma’had ini, para pengasuhnya, para pengurusnya, para donaturnya dan para penjaganya. Mereka sudah tahu tentunya bahwa hasil dari yang mereka sumbangkan tidaklah sia-sia, terbukti dengan tercetaknya para da’i dan ‘alim dari ma’had ini. Dan semoga kami bisa pulang membawa cahaya sunnah dan perbaikan bagi keluarga dan masyarakat.
Kini kita akan berbicara tentang hal-hal yang terkait dengan pelajaran di
Ma’had Dar Al-Hadits Ma’bar.
Pada artikel yang lewat telah kita sebutkan bahwa kamar-kamar asrama para
pelajar pada jam-jam belajar menjadi tempat belajar, kecuali kamar pelajar dari
luar Yaman.
Terkait tempat belajar mengajar;
Pelajaran-pelajaran yang dilangsungkan;
Sebelum lebih jauh kita jelaskan dulu hal berikut:
Dan berikut pelajaran-pelajaran yang ada secara global;
Pertama: Al-Qur’an
Kedua: Selain Al-Qur’an
Kita akan membahas pelajaran selain Al-Qu’an ini sesuai dengan jam-jam
pelajaran, dengan alasan sebagai berikut;
Pelajaran selain Al-Qur’an sesuai dengan jam pelajarn
Jam 09.00 – 10.00 : Seringnya pelajaran yang ada pada waktu ini adalah:
Pelajaran Aqidah (Tsalatsah Al-Ushul, Al-Qaulul Mufid, Kasyf Syubhat,
Qawa’id Al-Arba’, Ushul Sittah, dll) ada beberapa halaqah untuk
pelajaran-pelajaran tersebut dengan jumlah peserta pelajaran yang berbeda dan
di tempat yang berbeda-beda.
Pelajaran Bahasa (Nahwu dan Sharf): dari Ajrumiyah, Mutammimah, Qathrun
Nada, Al-Fiyah, dan berbagai pelajaran Sharf.
Pelajaran Musthalah ringan seperti Baiquniyah, Muqizhah.
Pelajaran Tajwid seperti Al-Jazariyah dll.
Jam 10.00 – 11.00 : Seringnya pelajaran yang ada pada waktu ini adalah:
Pelajaran Aqidah jejang menengah atau atas, seperti Kitab Tauhid, Fathul
Majid, Nawaqidz Al-Islam, Lum’ah Al-I’tiqad, Qawa’id Al-Mutsla, Al-Wasithiyah,
Tadmuriyah, Hamawiyah.
Pelajaran Musthalah Hadits tingkat menengah dan atas, seperti Al-Ba’its,
Nuzhah, Tadrib Ar-Rawy, Dhawabith Al-Jarh wa At-Ta’dil, At-Taqyid wa Al-Idhah,
‘Ilal At-Tirmidzy. Ada juga yang diadakan pada jam 09.00-10.00.
Pelajaran Ushul dan qawa’id Fiqh, dengan berbagai jenisnya dari Al-ushul
min ‘Ilm Ushul sampai Mudzakirah dan Qawa’id Ibnu Rajab atau I’lam Al-Muwaqi’in
atau Ar-Risalah.
Pelajaran ilmu waris.
Jam 11.00 – Zhuhur : Seringnya pelajaran yang ada pada waktu
ini adalah:
Pelajaran Aqidah tingkat atas, seperti Thahawiyah, Safariniyah.
Pelajaran Fiqih bersama Asy-Syaikh Taufiq (Bulugh Al-Maram – sekarang
sampai kitab Shalah) dan para guru ikut hadir dalam pelajaran ini.
Ba’da Zhuhur : Pelajaran Tafsir bersama Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam, sebelum masuk
pelajaran beliau akan menunjuk beberapa orang untuk setoran hafalan hadits yang
ditulis pada pelajaran ba’da maghrib hari sebelumnya. Hadits dari Shahih
Muslim.
Setelah pelajaran Asy-Syaikh, adalah jam makan siang, namun bagi pelajar
Indonesia biasanya dimanfaatkan untuk belajar juga sekedar 30 menit atau
mengulang hafalan Al-Qur’an.
Setelah makan siang adalah waktu istirahat siang sampai ‘Ashr.
Ba’da ‘Ashr : Pelajaran Shahih Al-Bukhary bersama Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam, sebelum
masuk pelajaran beliau akan menunjuk beberapa orang untuk setoran hafalan
hadits yang ditulis pada pelajaran ba’da zhuhur sebelumnya, hadits dari Lu’lu’
wal Marjan (Hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhary dan Muslim).
Setelah itu sampai satu jam ke depan ada berbagai pelajaran dalam berbagai
bidang yang dilangsungkan. Tinggal masing-masing orang yang ingin mengikutinya
menyesuaikan dengan jenjang pemahamannya.
Setelah itu waktu makan malam sambil menunggu waktu maghrib.
Ba’da Maghrib : Pelajaran Shahih Muslim bersama Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam, sebelum
masuk pelajaran beliau akan menunjuk beberapa orang untuk setoran hafalan
hadits yang ditulis pada pelajaran ba’da ‘ashr sebelumnya, hadits dari Shahih
Al-Bukhary.
Pelajaran ini berlangsung 1 jam, baru menunaikan shalat ‘Isya’.
Ba’da Isya’ : Secara asal Asy-Syaikh tidak mengijinkan dibuka pelajaran ba’da ‘isya’,
karena siang sudah cukup, dan agar para pelajar memiliki waktu untuk mengulang
pelajarannya, lalu tidur lebih awal dan bisa bangun sepertiga malam terakhir
untuk shalat lail (tahajud).
Namun beliau mengijinkan bagi yang memiliki alasan kuat. Dan pelajaran yang
ada pada ba’da isya’ pada saat ini adalah Durar Al-Bahiyah (pelajaran Fiqh).
Yang diluar jam keumuman:
Pelajaran yang diluar jam keumuman juga banyak, ada pelajaran privat ada
yang selain privat. Contohnya: Pelajaran Fiqih (Umdah Al-Kubra) jam 06.30 pagi,
pejalaran bahasa (Balaghah dan Ilmu Sya’ir) ada yang jam 09.00 ada yang jam
11.00, pelajaran Qawa’id Fiqih ba’da zhuhur, dll.
Adapun anak-anak:
Mereka belajar membaca dan menulis pagi hari jam 09.00 – jam 11.00, dan
sore setelah pelajaran Asy-Syaikh sampai waktu makan malam.
Adapun yang sudah bisa membaca Al-Qur’an maka mengikuti setoran hafalan
pada jam 08.00 pagi.
Anak-anak ini adalah anak-anak para pelajar yang sudah berkeluarga. Karena
Asy-Syaikh tidak menerima calon pelajar yang belum bisa membaca dan menulis
kalau tidak ada walinya di sini. Jadi anak-anak yang mau belajar di sini harus
ada walinya.
Wabillahi taufiq.
Sumber: http://thalibmakbar.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar