بسم الله الرحمن الرحيم
وَلَقَدْ بَوَّأْنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ مُبَوَّأَ صِدْقٍ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ فَمَا اخْتَلَفُوا حَتَّى جَاءَهُمُ الْعِلْمُ إِنَّ رَبَّكَ يَقْضِي بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَلما نزلت هذه الآية: {يا أيها الذين آمنوا لا ترفعوا أصواتكم فوق صوت النبي} جلس ثابت بن قيس في بيته فسأل النبي صلى الله عليه وسلم سعد بن معاذ فقال … فقال ثابت أنزلت هذه الآية ولقد علمتم أني من أرفعكم صوتا على رسول الله صلى الله عليه وسلم فأنا من أهل النار فذكر ذلك سعد للنبي صلى الله عليه وسلم فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم بل هو من أهل الجنة
Berikut
adalah cuplikan nasehat dari Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam -حفظه الله-
dalam
pelajaran Tafsir dan Shahih Muslim, ketika membahas ayat dalam
surat Yunus ayat 93;
“Dan
sesungguhnya Kami telah menempatkan Bani Isra’il di tempat kediaman
yang bagus dan Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik. Maka mereka
tidak berselisih, kecuali setelah datang kepada mereka pengetahuan (yang
tersebut dalam Taurat). Sesungguhnya Rabb-mu akan memutuskan antara
mereka pada hari kiamat tentang apa yang mereka perselisihkan itu.”
Beliau
berkata: Bani Isra’il telah menceburkan diri-diri mereka dalam
perselisihan yang berkepanjangan. Sebenarnya mereka telah diberi
kenikmatan yang luas oleh Allah تعالى dan diberi keluasan serta
kelapangan hidup berupa rizki yang baik, namun karena kecongkakan
mereka, mereka lebih memilih untuk membangkang dan berselisih.
Kita
mengambil pelajaran dari firman Allah تعالى ini: Sesungguhnya Rabb-mu
akan memutuskan antara mereka pada hari kiamat tentang apa yang mereka
perselisihkan itu, suatu pelajaran yang sangat berharga, yaitu
perselisihan Bani Isra’il akan tetap berlangsung sampai hari kiamat dan
akan diperkarakan di hadapan Allah تعالى, dan Allah تعالى yang
memberikan pemutusan perkara.
Terkait
dengan kita umat islam, semua perselisihan yang terjadi dalam umat ini
kalau tidak diselesaikan dengan hukum Al-Qur’an dan As-Sunnah secara
lahir dan batin maka juga akan terus terbawa sampai hari kiamat, dan
akan diselesaikan di hadapan Allah تعالى.
Akankah jejak Bani Isra’il ini diikuti oleh sebagian kaum muslimin?
Dalam pelajaran Shahih Muslim ketika beliau membahas hadits berikut; Dari Anas bin Malik رضي الله عنه berkata:
“Ketika
turunnya ayat ini : “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian
mengangkat suara kalian di atas suara Nabi”, Tsabit bin Qais duduk diam
di rumahnya. Maka Nabi صلى الله عليه وسلم bertanya kepada Sa’ad
bin Mu’adz (tentangnya), … Sa’ad mengabarkan bahwa Tsabit berkata: telah
diturunkan ayat ini, dan kalian tahu bahwa aku termasuk orang yang
bersuara tinggi diantara kalian terhadap Rasulullah, maka aku adalah
penghuni neraka. Maka Sa’ad menyebutkan hal itu kepada Nabi, maka beliau
bersabda: “Bahkan dia (Tsabit) adalah penghuni surga.”
Pelajaran
yang diambil sebagaimana disampaikan oleh Asy-Syaikh, para shahabat
sangat bersungguh untuk memahami dan mengamalkan suatu ayat Al-Qur’an.
Selain itu, para shahabat ketika turun suatu ayat maka ayat itu
dikenakan pada diri mereka sendiri, untuk mengkoreksi diri. Mereka tidak
sibuk untuk mengenakan ayat tersebut pada orang lain, masing-masing
orang sibuk mengoreksi diri dengan ayat yang turun tersebut. Tsabit bin
Qais adalah salah satu contohnya.
Padahal
ayat ini sebenarnya turun terkait keributan yang terjadi antara Abu
Bakr dan ‘Umar dan mereka mengangkat suara di hadapan Rasul.
Inilah
sebab terbesar bagaimana seseorang bisa memperbaiki kalbunya, ketika
datang ayat maka mengkoreksi dirinya dengan ayat itu, ketika datang
hadits maka dia mengkoreksi dirinya dengan hadits itu. Dan buahnya
seperti yang telah dipetik Tsabit bin Qais, akhir hayatnya ditutup
dengan syahid, dan diberitakan oleh Rasul bahwa dia adalah penghuni
surga.
Demikian
cuplikan nasehat dan faedah dari beliau (Asy-Syaikh Muhammad) semoga
memberikan bimbingan kepada kita semua untuk mulai berbenah di dunia ini
dan mempersiapkan bekal yang sebaik mungkin untuk menghadap Allah
تعالى.
Wallahu a’lam.
Sumber: http://thalibmakbar.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar