Ketika iman bersemi dalam hati sesuai tuntunan syariat, niscaya hati ini rindu terbang ke jannah dan takut siksa neraka

Jumat, 21 Desember 2012

Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam Dikunjungi Metro TV


بسم الله الرحمن الرحيم
Berikut transkrip wawancara antara Syaikh Muhammad Al-Imam pimpinan dan pengasuh Darul Hadits  - Ma’bar, Yaman dengan rombongan dari Metro TV. Terselenggara pada tanggal 01 Februari 2012, di ruangan Syaikh di Darul Hadits Ma’bar.
Yang hadir di tempat tersebut adalah Syaikh beserta dua pendamping (salah satunya putra
kedua beliau). Dari pelajar WNI ada enam orang. Dan dari Metro TV adalah Josua Johan, Edward A.R, Ahmed Munzir Al-Ghazali, dan Panji Dewanata.
Dan ada seorang reporter wanita (Desi Fitriani) melakukan pertemuan terpisah bersama dua santriwati Indonesia dan dengan Istri Syaikh beserta keluarga beliau yang lain.
Sebenarnya ada satu penterjemah, namun suaranya kami hilangkan dan tidak kami transkrip, kami mencukupkan dan sengaja menyajikan pertanyaan asli dari Metro TV.
Wawancara tersebut sebagai berikut:
Johan: Kita cukup bergembira Syeikh dan kawan-kawan bisa meluangkan waktu untuk kita bertemu dan kita dari shanaa sampai sini, banyak yang kita lihat budaya-budaya muslim yang ada disini. Jadi kunjungan kami kesini saya Johan, Pak Eed, Pak Ahmed dan Pak Dewa dari Metro TV pada intinya mau melihat kondisi warga Negara Indonesia yang sekolah dibanyak tempat di Yaman ini,  karena beberapa waktu yang lalu kita mendengar warga Negara kita disini ada yang terancamlah gitu dalam kondisi terjebak dalam segala ancaman, jadi kita ini sebenarnya mau lihat seperti apa sebenarnya warga Negara kita, ternyata ada banyak tempat dan diantaranya di ma’bar ini, untuk itulah kami mau berkunjung kesini sekaligus bersilaturahmi dengan Syeikh, kira-kira disini ada berapa orang warga Negara Indonesia yang sekolah di mabar ini.
Syaikh: Segala puji bagi Allah تعالى. Dan aku bersaksi bahwa tiada ilah yang benar kecuali Allah تعالى semata tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah تعالى, semoga shalawat dan keselamatan selalu tercurah pada beliau, keluarga beliau, dan para shahabat beliau.
Pertama, selamat datang dengan kemudahan kepada saudara-saudara yang berkunjung kepada kami untuk berziarah -sebagaimana mereka katakan-, juga untuk melihat secara langsung keadaan para pelajar dari Republik Indonesia yang berada di tempat kami. Selamat datang kepada mereka.
Adapun terkait jumlah pelajar (Indonesia) yang berada di sini, maka hal ini datanya ada pada penanggung jawab para pelajar yang datang dari luar Yaman, karena tercatat dalam daftar yang ada pada dia. Adapun saya, hal tersebut bukan bagian saya. Anak saya (yang pertama) Abdurrahman adalah yang diamanahi tugas tersebut, para pelajar tersebut datang ke dia dan dia mencatatnya, menerimanya dan menjelaskan kepada mereka metode belajar kita. Maka tidak mengapa untuk dipertanyakan hal ini kepada Nak Abdurrahman -semoga Allah تعالى menjaganya-.
 Johan: Dari banyaknya jamiah yang ada di Yaman ini kira-kira apa beda atau yang spesifiklah di jamiah ini di perguruan ini dibandingkan dengan jamiah-jamiah yang ada di Yaman lainnya atau di tempat-tempat lain, apa yang khusus perbedaannya disini yang mungkin membuat ketertarikan juga dari teman-teman dari Indonesia untuk sekolah disini.
Syaikh: Perbedaan antara belajar di Darul Hadits -yang dengan keberadaannya Allah تعالى memuliakan penduduk Yaman pada zaman ini- dengan belajar di Kampus atau kuliah dan seterusnya sangatlah besar. Perbedaannya besar dan luas.
Pertama: Belajar di Darul Hadits adalah mempelajari agama, Al-Qur’an dan As-Sunnah, beserta bahasa Arab (sebagai kunci memahami Al-Qur’an dan Hadits). Atau kalau mau kita sebut: Mempelajari Al-Qur’an dan Hadits beserta semua ilmu alat yang mendukung untuk memahami Al-Qur’an dan Hadits.
Maka belajar di sini hanya terkhusus dengan pengetahuan agama Allah تعالى, penyebarannya, menyeru masyarakat kepadanya, dan istiqamah di atasnya. Entah dalam bentuk menulis buku, menyampaikan bantahan pemberi kerancuan, dan membela agama ini. Belajar di tempat kami adalah belajar agama semata, pelajaran agama dari awal sampai akhirnya.
Pelajaran di Universitas dan semisalnya, materi ilmunya campur aduk. Telah disusupi berbagai pengetahuan yang merusak, telah disusupi berbagai ilmu filsafat, dan berbagai ilmu sebagian kelompok dan sekte sesat, apa saja yang telah masuk.
Demikian juga, maksud kita belajar adalah -pertama- agar kita bisa memperbaiki diri-diri kita, kemudian kita berusaha untuk memperbaiki keadaan kaum muslimin sebatas yang kita mampu untuk kita tempuh. Maka maksud yang mulia dan tuntutan yang agung inilah yang menyejukkan dada kita, dengannya cita-cita dan ketakwaan kita mejadi tinggi, semua ini disebabkan tekad yang ada. Kalau begitu, hendaknya seseorang mencari ilmu yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat, yang dengannya semua kondisi keagamaan dan duniawinya menjadi baik, kondisi duniawi dan akhirat.
Oleh karenanya, Imam Ad-Darimy dan Ibnu Abdil Barr serta lainnya  meriwayatkan dari Imam Besar Ibnu Syihab, bahwa beliau berkata: “Para ulama kita berkata: “Ilmu itu sebab tegak dan terangkatnya agama dan dunia, dan hilangnya ilmu menjadi sebab hilangnya agama dan dunia.” Yang dimaksud adalah ilmu syar’i.
Maka kita juga demikian memahami, bahwa ilmu syar’i itu menjadi sebab tegaknya agama dan sebab baiknya dunia. Dan mengabaikan ilmu syar’i atau meninggalkan secara keseluruhan atau meninggalkan sebagiannya atau tidak peduli dengan ilmu syar’i dan penyebarannya, maka ini merupakan sebab terbesar terjatuhnya kaum muslimin ke dalam kekacauan, kekacauan dan berpengaruh terhadap kehidupan agamanya dan kehidupan duniawinya.
Maka kita memilih untuk diri-diri kita semua hal yang diajarkan oleh Kitabullah (Al-Qur’an) dan sunnah Nabi kita صلى الله عليه وسلم, yang mana para ulama pendahulu telah bergegas merengkuhnya. Namun bersamaan dengan ini kami tidaklah mengharamkan ilmu yang mubah (boleh secara syar’i), yaitu dari ilmu dunawi, seperti ilmu kedokteran, teknologi, dan ilmu yang lain yang memberikan manfaat duniawi, kami tidak mengharamkannya.
Hanya saja kami melihat ilmu-ilmu duniawi ini lebih dikejar melebihi batas yang dianjurkan. Sementara ilmu syar’i banyak dari kaum muslimin dan putra-putrinya yang meninggalkan ilmu syar’i ini kecuali sedikit orang saja. Apa saja di samping ilmu-ilmu selain ilmu syar’i maka terkadang pemilihan dan pengejaran tersebut untuk ilmu-ilmu yang lain.
Termasuk diantara perbedaan yang ada, bahwa ketertarikan di universitas itu lebih memilih dan mengejar ilmu selain ilmu syar’i. Contohnya mengejar pelajaran bahasa asing seperti Inggris dan selain itu, dan lebih menjadikan ilmu syar’i itu pengikut (atau kalau ada waktu). Tidak ada yang memberikan perhatian khusus terhadap ilmu syar’i kecuali sedikit orang.
Ini kurang lebih tiga perbedaan yang kita sebutkan antara belajar di tempat kami dan belajar di universitas yang lain.
Johan: Tadi Syeikh menyampaikan ada juga jamiah-jamiah lain di Yaman ini yang memberikan pelajaran kesesatan, itu seperti apa contohnya? Bisa dijelaskan?
Syaikh: Saya berbicara tentang apa yang terjadi di tempat kami di Yaman. Dan aku kira di tempat selain Yaman -kecuali jarang- keadaannya seperti ini atau bahkan lebih parah. Yaitu (pelajaran yang berisi perusakan agama) seperti filsafat yunani pada beberapa bidang, entah perkara yang terkait dengan perkara ketuhanan (atau yang lainnya). Adapun ajaran-ajaran yang lain seperti aqidah sekte Asy’ariyah, aqidah sekte Mu’tazilah, aqidah sekte Jahmiyah, maka semua adalah hal-hal yang banyak terdapat pada buku-buku sekolahan. Seperti adanya keyakinan bahwa Al-Qur’an itu makhluk (bukan ucapan Allah تعالى). Berbagai aqidah yang semisal ini banyak terdapat pada buku-buku tersebut.
Johan: Apakah dikampus ini siswa-siswa WNI ada diberikan pelajaran-pelajaran, seperti perang atau bawa senjata (nembak), tadi kita lihatkan ada yang bawa senjata, kan ditempat kita cukup jarang seperti itukan? Apakah disini WNI ada juga dilatih dalam pelajarannyalah di jamiah sini, kurikulumnya begitu atau mungkin tidak dikurikulum, apa mungkin ada pelajaran tambahanlah, mungkin kumpul-kumpullah begitu, apakah ada seperti itu?
Syaikh: Tidak ada hal itu di tempat kami. Tidak ada pelajaran pelatihan senjata untuk orang asing. Bahkan pelajar yang berasal dari luar Yaman kami katakan pada mereka: “Kalian tidak butuh untuk memegang senjata, karena kalian tidak ada kepentingan terhadapnya. Dan kami dengan izin Allah تعالى akan menjaga Darul Hadits ini. Kalian tidak membutuhkannya.
Karena mungkin saja sebagian orang asing beranggapan: “Saya butuh senjata.” (Orang asing di Ma’bar ada yang dari Somalia, Indonesia, Perancis, Jaza’ir, Amerika, Kamerun, Nigeria, Etiopia, Mali dll).
Namun kami mengatakan: “Kamu nggak butuh. Karena hal ini justru akan mengundang pengawasan intelijen (sehingga kalian ditangkap dan kamu justru tidak bisa belajar). Karena tuduhan yang ada sekarang ini, bahwa warga selain Yaman ini datang sebagai teroris, atau yang semislanya.
Kami memberikan arahan (serta mempersyaratkan) kepada pelajar asing yang ingin belajar di tempat kami, bahwa mereka akan aman di tempat kami, mereka akan tenang dengan izin Allah تعالى, bisa istirahat dengan tenang dengan izin Allah تعالى, dan juga mereka itu tidak butuh kepada senjata.
Ini yang ada terjadi di tempat kami (mereka tidak boleh dekat-dekat senjata), apalagi mau dikatakan kami mengajari mereka. Kami memandang hal ini tidak diperlukan untuk mereka. Itu (mengajari senjata) bukan misi kami, bukan pula tujuan dan tuntutan kami.
Bahkan seperti yang kalian dengan kami katakan pada mereka: “Kalian tidak perlu memegang senjata. Carilah ilmu syar’i dan curahkan waktu kalian untuk itu. Ini yang kami bimbingkan kepada kalian, dan ini yang akan klian ambil manfaatnya.
Dan Alhamdulillah.
Johan: Indonesia itukan masyarakatnya banyak suku banyak agama, terus kalau nanti santri-santri atau murid-murid yang ada disini kembali ke Indonesia itu setelah selesailah mengikuti disini, apa harapan dari Syeikh ini? Untuk para santri yang lulusan dari ma’bar ini jika mereka kembali ke Indonesia?
Syaikh: Kami mengajari para pelajar dan berharap dari mereka agar Allah تعالى menjadikan mereka bermanfaat. Yaitu agar mereka menyeru masyarakat untuk berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan Sunnah, agar masyarakat yang melenceng dari Al-Qur’an dan Sunnah kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah serta mengamalkannya. Kami katakan kepada para pelajar agar berdakwah menyeru masyarakat kepada Allah تعالى dengan cara yang baik. Karena Allah تعالى berfirman;
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan bijak dan peringatan yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rabb-mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (An-Nahl:125)
Maka kami menyeru -sebatas yang kami mampu- kaum muslimin agar berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Dan Allah تعالى akan menjadikan hal itu bermanfaat. Kalbu manusia itu ada di tangan Allah تعالى. Dan Allah تعالى adalag Dzat yang memberikan petunjuk kepada para hamba.
Dan Alhamdulillah, telah terjadi banyak kebaikan dengan bergeraknya para pelajar untuk memberikan nasehat kepada masyarakat dan untuk menyeru mereka untuk menambah bekal kebaikan. Dan para pelajar juga menyeru mereka agar menjauhi hal-hal yang bertentangan dengan syari’at Allah تعالى, berupa kebid’ahan, dan hal-hal yang lebih para dari itu. Hanya kepada Allah تعالى kita meminta tolong.
Ini yang kami harapkan dari para pelajar, dan ini yang kami arahkan (ajarkan) untuk mereka lakukan sesuai dengan kadar kemampuan mereka.
Johan: Beliau terkait dengan ketaatan kepada pemerintah tadi, Negara kitakan mengakui adanya agama-agama tadikan? Jadi tidak masalah, jadi intinya tadi Syeikh sampaikan syiar agama tetap tapi dengan hikmah. Apa kaitan pesantren disini dengan yang di dammaj karena kita nggak dikasi ke dammaj sama pemerintah Yaman, jadi kita mau kesana tidak boleh sama pemerintah Yaman, tapi kesini boleh, apa hubungan disini dengan disana apa ada beda atau sama, atau bagaimana?
Syaikh: Hubungan kami dengan Dammaj? Bahwasannya dakwah kami satu, dan kami juga sering kontak dengan mereka.
Adapun terkait larangan pemerintah Yaman, maka mungkin terjadi karena adanya kekhawatiran di jalan. Kalau tidak, maka dulu beberapa pihak dari kalian (Dubes dan jajaran KBRI) telah pergi ke sana. Entah pada zaman Syaikh Muqbil Al-Wadi’iy (Pak Dubes waktu itu ke sana), demikian juga saya kira pada zaman Syaikh Yahya ini.
Maka larangan dari pemerintah ini, mungkin sebagai akibat dari adanya bentrokan dan keributan atau pencegatan di jalanan.
Abdullah putra Syaikh: Bagaimana kondisi Dammaj sekarang ini?
Syaikh: Sekarang keadaan telah tenang dan pengepungan / blokade telah dibuka. Orang-orang keluar masuk ke Dammaj. Ada yang telah pergi ke Dammaj dan telah keluar dari Dammaj. Kondisi tenang. Dan kita memohon kepada Allah تعالى agar melanggengkan kenikmatan dan kebaikan-Nya.
Eed: Jadi ma’bar sama dammaj sama pendidikannya, sama pelajarannya atau kurikulumnya sama, terus bagaimana pendapat Syeikh tentang fatwa dari Syeikh yang di dammaj itu untuk santri-santrinya mengangkat senjata mempertahankan diri, kalau boleh tahu pendapat Syeikh bagaimana?
Syaikh: Semoga Allah تعالى memberikan barakah pada kalian.
Terkait dengan pembelaan terhadap kehormatan, jiwa, harta dan agama bagi orang yang dizhalimi dan dianiaya, maka hal ini adalah hal yang disyari’atkan dalam agama, dan ini juga hal yang disepakati oleh syari’at. Ini dari tinjauan sayari’at.
Demikian juga secara undang-undang dan adat kebiasaan internasional, bahwa pembelaan terhadap jiwa dan kehormatan itu dibenarkan bagi orang yang terzhalimi, dia bisa membela diri.
Maka keadaan saudara kita di Dammaj memiliki penjagaan, memiliki pos di gunung Baraqah di atas Darul Hadits Dammaj adalh semata-mata bentuk perlindungan dan penjagaan untuk Darul Hadits, membela Darul Hadits. Dan ini tuntutan yang dibenarakan syari’at.
Hal ini dilakukan karena adanya sebab yang menuntut untuk itu, yang mendorong untuk dilakukan. Yaitu usaha orang-orang Khutsi untuk menyerang dan kezhaliman mereka, gerakan dadakan mereka, dan usaha mereka untuk menumpahkan kerusakan yang besar kepada saudara kita berupa pembunuhan dan semisalnya.
Maka hal seperti ini disebut dengan pembelaan diri akan jiwa, kehormatan, dan agama pada waktu yang bersamaan. Demikian sebagaimana kalian dengar, hal ini dibenarkan secara syari’at, secara adat kebiasaan, dan secara undang-undang internasional. Alhalmdulillah.

Download transkrip arabnya: Metro TiPi (format PDF)

Bagian II
Johan: Tadikan disini kita tahu, di dammaj itu kita buka di internet dan buku, itu ada di serang al-hutsy, dammaj itu memang betul diserang mereka mempertahankan diri, terus penjagaan, saya lihat masuk tadikan banyak sekali didepan disini disini, apakah ini juga, apa ancamannya, apakah al-hutsy juga akan menyerang, kok ketat sekali gitu loh? Terus satu lagi, di shanaa ada jamiah al-iman, mereka itu bagaimana pendapat Syeikh tentang al-iman itu, karena kalau kita kemarin kesana itu, dengan pemerintah mereka sepertinya itu tidak cocok, karena mereka tidak dikasih ijin -santri itu- oleh pemerintah Yaman, tidak ada dikasih ijin disitu mereka disana, apa betul seperti itu?
Syaikh: Terkait adanya penjagaan yang lumayan ketat di tempat kita ini, maka ini dikarenakan kondisi dan peristiwa yang ada, juga karena kelakuan kaum Khutsi untuk menyalakan api keributan, berupa pengeboman dan peledakan, dan semisal semua ini. Maka penjagaan itu diadakan dari segi ini. Kami memohon kepada Allah تعالى kelembutan.
Kondisi berubah-ubah, seakan urusan menjadi lebih parah dengan tidak tegaknya pemerintah saat-saat ini sesuai yang diinginkan. Maka merupakan hak setiap orang untuk waspada dan hati-hati pada semua kondisi ini. Kami memohon pertolongan kepada Allah تعالى.
Adapun terkait Jami’ah Al-Iman. Kenapa pemerintah melarang kalian ke sana. Maka hal ini dikarenakan sesuatu yang timbul berkembang dalam diri mereka sendiri. Padahal awal-awalnya tidak ada yang seperti ini.
Adapun kita, antara kami dengan partai-partai yang ada, bahkan antara kami dengan pemerintah, kami berusaha untuk menyampaikan nasehat kepada mereka. Kami berkeyakinan untuk memberikan nasehat yang lurus, baik kepada partai politik ataupun kepada pemerintah, untuk menjauhi hal-hal yang menyebabkan Allah تعالى murka, akibat adanya berbagai perselisihan.
Maka kami menasehatkan kepada pengurus Jami’ah Al-Iman agar menjauhi perkara perpartaian ini yang memecah belah kaum muslimin, dan melemahkan kaum muslimin, sehingga timbullah kerusakan persaudaran kaum muslimin. Hanya kepada Allah تعالى kita memohon kelembutan.
Dan kami juga nasehatkan kepada kaum muslimin dari dulu dan mendatang agar mereka menjaga hak-hak sesama manusia, menjaga negara. Ini yang kami jalani dari dulu dan mendatang.
Pertanyaan: Apa keyakinan yang dianut oleh kaum Khutsi (Syi’ah Rafidhah)? Dan apa yang menjadikan Khutsi menyerang Dammaj?
Syaikh: Rafidhah secara umum adalah orang-orang yang berkeyakinan untuk mengedepankan ‘Ali bin Abi Thalib dibanding Abu Bakr dan ‘Umar dalam hal kepemimpinan dan keutamaan. Maka inilah orang Rafidhah.
Jika dia berkeyakinan untuk mencaci Abu Bakr dan ‘Umar dalam kepemimpinan mereka, maka ini disebut Rafidhah Fanatik (dedengkot tertinggi).
Rafidah berkeyakinan mengkafirkan banyak dari shahabat Nabi صلى الله عليه وسلم. Maka hal ini merupakan bentuk pendustaan terhadap Al-Qur’an Al-Karim, karena Allah تعالى telah memuji merekomendasi para shahabat dan ridha kepada mereka, dan juga Allah تعالى menyatakan bahwa mereka itu orang-orang yang jujur dan orang-orang yang beruntung dan selaindari itu.
Demikian juga Rafidhah memiliki sikap yang melewati batas terhadap keluarga Nabi صلى الله عليه وسلم, terhadap ‘Ali bin Abi Thalib, Al-Hasan, Al-Husain, Fathimah, dan orang-orang yang mereka sebut dengan para imam. Maka mereka berlebih-lebihan pada mereka. Mereka mengatakan: para imam ini ma’shum. Sedangkan tidak ada seorang pun yang ma’shum kecuali para Nabi صلى الله عليه وسلم dan para Rasul. Sifat ma’shum ini tidak dimiliki oleh seorangpun dari pengikutu mereka, baik khalifahnya atau yang lain.
Bahkan Rafidhah lebih parah sikap melampui batasnya dari hal ini. Telah terjadi ada masa pemerintahan ‘Ali bin Abi Thalib dan ini terkenal secara sejarah bagi semua kelompok dan sekte.
Diberitakan dengan benar bahwa Abdullah bin Saba’ (orang Yahudi yang menampakkan keislaman pemrakarsa sekte Rafidah) dan pengikutnya berkata kepada ‘Ali: “Kamu adalah Allah تعالى”. Maka ‘Ali mengatakan pada mereka: “Wahai kaum, aku ini manusia seperti kalian, aku makan seperti kalian makan, aku minum seperti kalian minum, dan aku juga menikahi wanita.” Mereka tetap berkata: “Tidak, kamu adalah Dia (Allah تعالى).” Maka ketika mereka ngotot mengatakan bahwa ‘Ali adalah Allah تعالى, maka ‘Ali menyatakan mereka telah murtad keluar dari islam, dan menylakan api membara lalu melemparkan mereka dalam api dan emmbakar mereka (karena tidak mau bertaubat).
Inilah tonggak benih kerusakan di kalangan kaum muslimin, melalui jalan Abdullah bin Saba’ dan pengikutnya. Maka mereka meletakkan dua pondasi:

  1. Celaan kepada para shahabat, terkhusus Abu Bakr dan ‘Umar.
  1. Sikap berlebihan terhadap keluarga Nabi صلى الله عليه وسلم, menganggap mereka ma’shum, dan sebagian mereka mengatakan: kenabian itu hanya milik mereka, dan sebagian lagi lebih melewati batas sampai pada batasan menjadikan salah seorang mereka sebagai Allah تعالى.

Hal tadi adalah keyakinan mereka pada zaman dulu.
Demikian juga diantara keyakinan mereka belakangan ini adalah keyakinan bahwa Al-Qur’an telah diubah, keyakinan bahwa mereka memiliki Al-Qur’an yang disebut dengan Al-Qur’an Fathimah, dan itulah Al-Qur’an yang terjaga, itulah Al-Qur’an yang akan dijadikan patokan hukum oleh Imam Mahdi mereka jika keluar, yaitu Mahdi dari Lorong Sirdab.
Mahdi model ini hakikat sebenarnya dalah khurafat (takhayul). Hanya saja keyakinan mereka, bahwa mahdi ini akan keluar dan akan berhukum dengan Al-Qur’an Fathimah secara benar. Dia akan mengeluarkan Al-Qur’an ini, dan akan membebaskan Makkad dan Madinah. Dan selain itu dari keyakinan mereka.
Demikian juga keyakinan mengkafirkan orang lain. Contohnya mereka mengkafirkan shahabat Rasulullah, mereka mengkafirkan kum muslimin yang memiliki loyalitas dengan shahabat, setiap orang yang mereka temukan mengucapkan “Radhiyallahu ‘anhu” pada shahabat maka mereka anggap dia kafir, sehingga mereka menganggap darah mereka halal untuk ditumpahkan, harta mereka halal untuk dirampas, kehormatan mereka halal untuk dihinakan. Hanya saja mereka menyembunyikan keyakinan ini sampai mereka kuat memiliki pengaruh. Jika mereka telah memiliki pengaruh dan merasa kuat maka mereka tampakkan hal itu.
Diantara pokok penyimpangan dan kesesatan mereka adalah taqiyah. Maknanya adalah: Mereka menampakkan di hadapan kaum muslimin yang mereka takuti hal-hal yang seakan sesuai dengan kaum muslimin, sehingga kaum muslimin menyangka bahwa mereka bukan orang yang menyimpang. Dan hakikatnya mereka tetap pada penyimpangan mereka, akan tetapi melakukan taqiyah ini pada saat mereka lemah di hadapan orang-orang yang mereka takuti akan mengingkari mereka dan menjelaskan hakikat mereka. Maka mereka berusaha untuk menampakkan bahwa rafidhah tidaklah memiliki kejelekan ini tidak pula penyimpangan ini, dan selain itu berupa keyakinan-keyakinan seperti pengakuan bahwa merekalah yang paling berhak terhadap khilafah dan kepemimpinan, dan khlafah itu adalah anugerah Allah تعالى yang khusus untuk mereka tidak pantas untuk selain mereka. Dan mereka berkeyakinan jika yang menjadi khalifah dan pemimpin adalah orang selain mereka maka orang tersebut kafir dan halal darahnya ditumpahkan, hartanya dirampas dan kehormatannya dihinakan. (Dan inilah yang menjadikan Syi’ah Rafidhah kalau sudah memiliki kekuatan mereka menggulingkan pemerintah yang ada). Dan selain dari itu dari yang mereka miliki berupa penyimpangan an kesesatan.
Dan yang menjadikan Khutsi menyerang kaum muslimin di Dammaj dan tempat lainnya adalah keyakinan mereka di atas. Yang mana sebagaimana kalian dengar.
Kalau saja mereka berani mengkafirkan banyak shahabat itu kafir, maka lebih akan berani lagi dan lancang untuk mengkafirkan kaum muslimin selain shahabat Nabi صلى الله عليه وسلم. Padahal para shahabat Nabi صلى الله عليه وسلم itu telah dipuji dan direkomendasi oleh Allah تعالى, dan tidak tersisa lagi hal yang tidak mereka cela. Lebih dari itu mereka melampaui batas dan zhalim dengan mengkafirkan para shahabat.
Maka orang-orang Rafidhah seperti Khutsi ini akan menyerang, sama saja di Dammaj atau tempat lainnya (di dunia ini). Mereka akan menyerang kaum muslimin secara umum, terkhusus lagi mereka akan menyerang ahlus sunnah. Karena mereka mengkafirkan ahlus sunnah dan menghalalkan darahnya, hartanya dan kehormatannya.
Akan tetapi Rafidhah akan berusaha untuk menyembunyikan hakikat ini. Disaat mereka memiliki aqidah yang membolehkan segala hal, maka mereka hanya menunggu waktu yang tepat dan kesempatan yang tepat untuk melancarkan misi keyakinan mereka itu.
Allah تعالى yang lebih tahu semua ini.
Johan: Syukron Syeikh.
Syaikh: Semoga Allah تعالى mengampunimu.
Seperti biasanya Syaikh ketika kedatangan tamu dari orang Indonesia (entah tamu dari KBRI atau para ustadz dari Indonesia, atau rombongan dari Indonesia yang lain) maka beliau langsung menyediakan waktu, meninggalkan rutinitas beliau yang sangat padat.
Setelah itu pada saat makan siang beliau menyediakan jamuan spesial lalu makan bersama tamu dengan penuh pemuliaan. Sebagaimana hal itu bisa ditanyakan kepada siapa saja yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Betapa Syaikh mencontohkan kepada umat dan terkhusus kepada muridnya bagaimana memperlakukan orang dengan baik. Sama saja itu dari kalangan ahlus sunnah sendiri, ataupun dari selain ahlus sunnah.
Tidak sedikit orang-orang dari kalangan awam yang mencintai beliau karena sikap beliau ini. Tidak sedikit beberapa pejabat hormat pada beliau karena sikap beliau.
Padahal penampilan beliau bukanlah perlente kayak kebanyakan orang, badannya kecil kurus, namun Allah تعالى menjadikannya berwibawa dengan ilmunya dan sikapnya terhadap semua orang dengan baik.
Inilah contoh dari ulama kita, ulama kaum muslimin.
Semoga Allah تعلى menjadikan apa yang kami sampaikan ini bermanfaat, membawa pencerahan kepada orang yang hendak mencari hakikatnya.
Semua anugerah dan kenikmatan adalah pemberian Allah تعالى semata tiada sekutu bagi-Nya.
Pelajar Indonesia
Di Darul Hadits
Ma’bar – Yaman
Download transkrip arabnya: Metro TiPi (format PDF)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar