بسم الله الرحمن الرحيم
Berikut transkrip wawancara
antara Syaikh Muhammad Al-Imam pimpinan dan pengasuh Darul Hadits
- Ma’bar, Yaman dengan rombongan dari Metro TV. Terselenggara
pada tanggal 01 Februari 2012, di ruangan Syaikh di Darul Hadits Ma’bar.
Yang hadir di tempat tersebut
adalah Syaikh beserta dua pendamping (salah satunya putra
kedua beliau).
Dari pelajar WNI ada enam orang. Dan dari Metro TV adalah Josua
Johan, Edward A.R, Ahmed Munzir Al-Ghazali, dan Panji
Dewanata.
Dan ada seorang reporter
wanita (Desi Fitriani) melakukan pertemuan terpisah bersama dua
santriwati Indonesia dan dengan Istri Syaikh beserta keluarga beliau
yang lain.
Sebenarnya ada satu penterjemah,
namun suaranya kami hilangkan dan tidak kami transkrip, kami mencukupkan dan
sengaja menyajikan pertanyaan asli dari Metro TV.
Wawancara tersebut sebagai
berikut:
Johan: Kita cukup bergembira Syeikh dan kawan-kawan bisa
meluangkan waktu untuk kita bertemu dan kita dari shanaa sampai sini, banyak
yang kita lihat budaya-budaya muslim yang ada disini. Jadi kunjungan kami
kesini saya Johan, Pak Eed, Pak Ahmed dan Pak Dewa dari Metro TV pada intinya
mau melihat kondisi warga Negara Indonesia yang sekolah dibanyak tempat di
Yaman ini, karena beberapa waktu yang lalu kita mendengar warga Negara
kita disini ada yang terancamlah gitu dalam kondisi terjebak dalam segala
ancaman, jadi kita ini sebenarnya mau lihat seperti apa sebenarnya warga Negara
kita, ternyata ada banyak tempat dan diantaranya di ma’bar ini, untuk itulah
kami mau berkunjung kesini sekaligus bersilaturahmi dengan Syeikh, kira-kira
disini ada berapa orang warga Negara Indonesia yang sekolah di mabar ini.
Syaikh: Segala puji bagi Allah تعالى. Dan aku bersaksi bahwa tiada ilah yang benar
kecuali Allah تعالى semata tiada sekutu bagi-Nya.
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah تعالى, semoga shalawat dan keselamatan selalu tercurah
pada beliau, keluarga beliau, dan para shahabat beliau.
Pertama, selamat datang dengan
kemudahan kepada saudara-saudara yang berkunjung kepada kami untuk berziarah
-sebagaimana mereka katakan-, juga untuk melihat secara langsung keadaan para
pelajar dari Republik Indonesia yang berada di tempat kami. Selamat datang
kepada mereka.
Adapun terkait jumlah pelajar
(Indonesia) yang berada di sini, maka hal ini datanya ada pada penanggung jawab
para pelajar yang datang dari luar Yaman, karena tercatat dalam daftar yang ada
pada dia. Adapun saya, hal tersebut bukan bagian saya. Anak saya (yang pertama)
Abdurrahman adalah yang diamanahi tugas tersebut, para pelajar tersebut datang
ke dia dan dia mencatatnya, menerimanya dan menjelaskan kepada mereka metode
belajar kita. Maka tidak mengapa untuk dipertanyakan hal ini kepada Nak
Abdurrahman -semoga Allah تعالى menjaganya-.
Johan: Dari banyaknya jamiah yang ada di Yaman ini
kira-kira apa beda atau yang spesifiklah di jamiah ini di perguruan ini
dibandingkan dengan jamiah-jamiah yang ada di Yaman lainnya atau di
tempat-tempat lain, apa yang khusus perbedaannya disini yang mungkin membuat
ketertarikan juga dari teman-teman dari Indonesia untuk sekolah disini.
Syaikh: Perbedaan antara belajar di Darul Hadits -yang
dengan keberadaannya Allah تعالى memuliakan penduduk Yaman pada zaman ini- dengan belajar di Kampus atau
kuliah dan seterusnya sangatlah besar. Perbedaannya besar dan luas.
Pertama: Belajar di Darul Hadits
adalah mempelajari agama, Al-Qur’an dan As-Sunnah, beserta bahasa Arab (sebagai
kunci memahami Al-Qur’an dan Hadits). Atau kalau mau kita sebut: Mempelajari
Al-Qur’an dan Hadits beserta semua ilmu alat yang mendukung untuk memahami
Al-Qur’an dan Hadits.
Maka belajar di sini hanya
terkhusus dengan pengetahuan agama Allah تعالى, penyebarannya, menyeru masyarakat kepadanya, dan
istiqamah di atasnya. Entah dalam bentuk menulis buku, menyampaikan bantahan
pemberi kerancuan, dan membela agama ini. Belajar di tempat kami adalah belajar
agama semata, pelajaran agama dari awal sampai akhirnya.
Pelajaran di Universitas dan
semisalnya, materi ilmunya campur aduk. Telah disusupi berbagai pengetahuan
yang merusak, telah disusupi berbagai ilmu filsafat, dan berbagai ilmu sebagian
kelompok dan sekte sesat, apa saja yang telah masuk.
Demikian juga, maksud kita
belajar adalah -pertama- agar kita bisa memperbaiki diri-diri kita, kemudian
kita berusaha untuk memperbaiki keadaan kaum muslimin sebatas yang kita mampu
untuk kita tempuh. Maka maksud yang mulia dan tuntutan yang agung inilah yang
menyejukkan dada kita, dengannya cita-cita dan ketakwaan kita mejadi tinggi,
semua ini disebabkan tekad yang ada. Kalau begitu, hendaknya seseorang mencari
ilmu yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat, yang dengannya semua kondisi
keagamaan dan duniawinya menjadi baik, kondisi duniawi dan akhirat.
Oleh karenanya, Imam Ad-Darimy
dan Ibnu Abdil Barr serta lainnya meriwayatkan dari Imam Besar Ibnu
Syihab, bahwa beliau berkata: “Para ulama kita berkata: “Ilmu itu sebab tegak
dan terangkatnya agama dan dunia, dan hilangnya ilmu menjadi sebab hilangnya
agama dan dunia.” Yang dimaksud adalah ilmu syar’i.
Maka kita juga demikian memahami,
bahwa ilmu syar’i itu menjadi sebab tegaknya agama dan sebab baiknya dunia. Dan
mengabaikan ilmu syar’i atau meninggalkan secara keseluruhan atau meninggalkan
sebagiannya atau tidak peduli dengan ilmu syar’i dan penyebarannya, maka ini
merupakan sebab terbesar terjatuhnya kaum muslimin ke dalam kekacauan,
kekacauan dan berpengaruh terhadap kehidupan agamanya dan kehidupan duniawinya.
Maka kita memilih untuk diri-diri
kita semua hal yang diajarkan oleh Kitabullah (Al-Qur’an) dan sunnah Nabi kita صلى الله عليه وسلم, yang mana para ulama pendahulu telah bergegas
merengkuhnya. Namun bersamaan dengan ini kami tidaklah mengharamkan ilmu yang
mubah (boleh secara syar’i), yaitu dari ilmu dunawi, seperti ilmu kedokteran, teknologi, dan ilmu
yang lain yang memberikan manfaat duniawi, kami tidak mengharamkannya.
Hanya saja kami melihat ilmu-ilmu
duniawi ini lebih dikejar melebihi batas yang dianjurkan. Sementara ilmu syar’i
banyak dari kaum muslimin dan putra-putrinya yang meninggalkan ilmu syar’i ini
kecuali sedikit orang saja. Apa saja di samping ilmu-ilmu selain ilmu syar’i
maka terkadang pemilihan dan pengejaran tersebut untuk ilmu-ilmu yang lain.
Termasuk diantara perbedaan yang
ada, bahwa ketertarikan di universitas itu lebih memilih dan mengejar ilmu
selain ilmu syar’i. Contohnya mengejar pelajaran bahasa asing seperti Inggris
dan selain itu, dan lebih menjadikan ilmu syar’i itu pengikut (atau kalau ada
waktu). Tidak ada yang memberikan perhatian khusus terhadap ilmu syar’i kecuali
sedikit orang.
Ini kurang lebih tiga perbedaan
yang kita sebutkan antara belajar di tempat kami dan belajar di universitas
yang lain.
Johan: Tadi Syeikh menyampaikan ada juga jamiah-jamiah
lain di Yaman ini yang memberikan pelajaran kesesatan, itu seperti apa
contohnya? Bisa dijelaskan?
Syaikh: Saya berbicara tentang apa yang terjadi di tempat
kami di Yaman. Dan aku kira di tempat selain Yaman -kecuali jarang- keadaannya
seperti ini atau bahkan lebih parah. Yaitu (pelajaran yang berisi perusakan
agama) seperti filsafat yunani pada beberapa bidang, entah perkara yang terkait
dengan perkara ketuhanan (atau yang lainnya). Adapun ajaran-ajaran yang lain
seperti aqidah sekte Asy’ariyah, aqidah sekte Mu’tazilah, aqidah sekte
Jahmiyah, maka semua adalah hal-hal yang banyak terdapat pada buku-buku
sekolahan. Seperti adanya keyakinan bahwa Al-Qur’an itu makhluk (bukan ucapan
Allah تعالى). Berbagai aqidah yang semisal
ini banyak terdapat pada buku-buku tersebut.
Johan: Apakah dikampus ini siswa-siswa WNI ada diberikan
pelajaran-pelajaran, seperti perang atau bawa senjata (nembak), tadi kita
lihatkan ada yang bawa senjata, kan ditempat kita cukup jarang seperti itukan?
Apakah disini WNI ada juga dilatih dalam pelajarannyalah di jamiah sini,
kurikulumnya begitu atau mungkin tidak dikurikulum, apa mungkin ada pelajaran
tambahanlah, mungkin kumpul-kumpullah begitu, apakah ada seperti itu?
Syaikh: Tidak ada hal itu di tempat kami. Tidak ada
pelajaran pelatihan senjata untuk orang asing. Bahkan pelajar yang berasal dari
luar Yaman kami katakan pada mereka: “Kalian tidak butuh untuk memegang
senjata, karena kalian tidak ada kepentingan terhadapnya. Dan kami dengan izin
Allah تعالى akan menjaga Darul Hadits ini.
Kalian tidak membutuhkannya.”
Karena mungkin saja sebagian
orang asing beranggapan: “Saya butuh senjata.” (Orang asing di Ma’bar
ada yang dari Somalia, Indonesia, Perancis, Jaza’ir, Amerika, Kamerun, Nigeria,
Etiopia, Mali dll).
Namun kami mengatakan: “Kamu
nggak butuh. Karena hal ini justru akan mengundang pengawasan intelijen
(sehingga kalian ditangkap dan kamu justru tidak bisa belajar). Karena tuduhan
yang ada sekarang ini, bahwa warga selain Yaman ini datang sebagai teroris,
atau yang semislanya.”
Kami memberikan arahan (serta
mempersyaratkan) kepada pelajar asing yang ingin belajar di tempat kami, bahwa
mereka akan aman di tempat kami, mereka akan tenang dengan izin Allah تعالى, bisa istirahat dengan tenang dengan izin Allah تعالى, dan juga mereka itu tidak butuh kepada senjata.
Ini yang ada terjadi di tempat
kami (mereka tidak boleh dekat-dekat senjata), apalagi mau dikatakan kami
mengajari mereka. Kami memandang hal ini tidak diperlukan untuk mereka. Itu
(mengajari senjata) bukan misi kami, bukan pula tujuan dan tuntutan kami.
Bahkan seperti yang kalian dengan
kami katakan pada mereka: “Kalian tidak perlu memegang senjata. Carilah ilmu
syar’i dan curahkan waktu kalian untuk itu. Ini yang kami bimbingkan kepada
kalian, dan ini yang akan klian ambil manfaatnya.”
Dan Alhamdulillah.
Johan: Indonesia itukan masyarakatnya banyak suku banyak
agama, terus kalau nanti santri-santri atau murid-murid yang ada disini kembali
ke Indonesia itu setelah selesailah mengikuti disini, apa harapan dari Syeikh
ini? Untuk para santri yang lulusan dari ma’bar ini jika mereka kembali ke
Indonesia?
Syaikh: Kami mengajari para pelajar dan berharap dari
mereka agar Allah تعالى menjadikan mereka bermanfaat.
Yaitu agar mereka menyeru masyarakat untuk berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan Sunnah, agar masyarakat yang melenceng dari Al-Qur’an dan Sunnah
kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah serta mengamalkannya. Kami katakan kepada
para pelajar agar berdakwah menyeru masyarakat kepada Allah تعالى dengan cara yang baik. Karena Allah تعالى berfirman;
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Serulah (manusia) kepada jalan
Rabb-mu dengan bijak dan peringatan yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Rabb-mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (An-Nahl:125)
Maka kami menyeru -sebatas yang
kami mampu- kaum muslimin agar berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Dan
Allah تعالى akan menjadikan hal itu
bermanfaat. Kalbu manusia itu ada di tangan Allah تعالى. Dan Allah تعالى adalag Dzat yang memberikan petunjuk kepada para
hamba.
Dan Alhamdulillah, telah terjadi
banyak kebaikan dengan bergeraknya para pelajar untuk memberikan nasehat kepada
masyarakat dan untuk menyeru mereka untuk menambah bekal kebaikan. Dan para
pelajar juga menyeru mereka agar menjauhi hal-hal yang bertentangan dengan
syari’at Allah تعالى, berupa kebid’ahan, dan hal-hal yang lebih para dari itu. Hanya kepada Allah تعالى kita meminta tolong.
Ini yang kami harapkan dari para
pelajar, dan ini yang kami arahkan (ajarkan) untuk mereka lakukan sesuai dengan
kadar kemampuan mereka.
Johan: Beliau terkait dengan ketaatan kepada pemerintah
tadi, Negara kitakan mengakui adanya agama-agama tadikan? Jadi tidak masalah,
jadi intinya tadi Syeikh sampaikan syiar agama tetap tapi dengan hikmah. Apa
kaitan pesantren disini dengan yang di dammaj karena kita nggak dikasi ke
dammaj sama pemerintah Yaman, jadi kita mau kesana tidak boleh sama pemerintah
Yaman, tapi kesini boleh, apa hubungan disini dengan disana apa ada beda atau
sama, atau bagaimana?
Syaikh: Hubungan kami dengan Dammaj? Bahwasannya dakwah
kami satu, dan kami juga sering kontak dengan mereka.
Adapun terkait larangan
pemerintah Yaman, maka mungkin terjadi karena adanya kekhawatiran di jalan.
Kalau tidak, maka dulu beberapa pihak dari kalian (Dubes dan jajaran KBRI)
telah pergi ke sana. Entah pada zaman Syaikh Muqbil Al-Wadi’iy (Pak Dubes waktu
itu ke sana), demikian juga saya kira pada zaman Syaikh Yahya ini.
Maka larangan dari pemerintah
ini, mungkin sebagai akibat dari adanya bentrokan dan keributan atau pencegatan
di jalanan.
Abdullah putra Syaikh: Bagaimana kondisi Dammaj sekarang ini?
Syaikh: Sekarang keadaan telah tenang dan pengepungan /
blokade telah dibuka. Orang-orang keluar masuk ke Dammaj. Ada yang telah pergi
ke Dammaj dan telah keluar dari Dammaj. Kondisi tenang. Dan kita memohon kepada
Allah تعالى agar melanggengkan kenikmatan
dan kebaikan-Nya.
Eed: Jadi ma’bar sama dammaj sama pendidikannya, sama
pelajarannya atau kurikulumnya sama, terus bagaimana pendapat Syeikh tentang
fatwa dari Syeikh yang di dammaj itu untuk santri-santrinya mengangkat senjata
mempertahankan diri, kalau boleh tahu pendapat Syeikh bagaimana?
Syaikh: Semoga Allah تعالى memberikan barakah pada kalian.
Terkait dengan pembelaan terhadap
kehormatan, jiwa, harta dan agama bagi orang yang dizhalimi dan dianiaya, maka
hal ini adalah hal yang disyari’atkan dalam agama, dan ini juga hal yang
disepakati oleh syari’at. Ini dari tinjauan sayari’at.
Demikian juga secara
undang-undang dan adat kebiasaan internasional, bahwa pembelaan terhadap jiwa
dan kehormatan itu dibenarkan bagi orang yang terzhalimi, dia bisa membela
diri.
Maka keadaan saudara kita di
Dammaj memiliki penjagaan, memiliki pos di gunung Baraqah di atas Darul Hadits
Dammaj adalh semata-mata bentuk perlindungan dan penjagaan untuk Darul Hadits,
membela Darul Hadits. Dan ini tuntutan yang dibenarakan syari’at.
Hal ini dilakukan karena adanya
sebab yang menuntut untuk itu, yang mendorong untuk dilakukan. Yaitu usaha
orang-orang Khutsi untuk menyerang dan kezhaliman mereka, gerakan dadakan
mereka, dan usaha mereka untuk menumpahkan kerusakan yang besar kepada saudara
kita berupa pembunuhan dan semisalnya.
Maka hal seperti ini disebut
dengan pembelaan diri akan jiwa, kehormatan, dan agama pada waktu yang
bersamaan. Demikian sebagaimana kalian dengar, hal ini dibenarkan secara
syari’at, secara adat kebiasaan, dan secara undang-undang internasional.
Alhalmdulillah.
Download transkrip arabnya: Metro
TiPi (format PDF)
Download suaranya: Wawancara
Metro – Syaikh Al-Imam (MP3)
Bagian II
Johan: Tadikan disini kita tahu, di dammaj itu kita buka
di internet dan buku, itu ada di serang al-hutsy, dammaj itu memang betul
diserang mereka mempertahankan diri, terus penjagaan, saya lihat masuk tadikan
banyak sekali didepan disini disini, apakah ini juga, apa ancamannya, apakah
al-hutsy juga akan menyerang, kok ketat sekali gitu loh? Terus satu lagi, di
shanaa ada jamiah al-iman, mereka itu bagaimana pendapat Syeikh tentang al-iman
itu, karena kalau kita kemarin kesana itu, dengan pemerintah mereka sepertinya
itu tidak cocok, karena mereka tidak dikasih ijin -santri itu- oleh pemerintah
Yaman, tidak ada dikasih ijin disitu mereka disana, apa betul seperti itu?
Syaikh: Terkait adanya penjagaan yang lumayan ketat di
tempat kita ini, maka ini dikarenakan kondisi dan peristiwa yang ada, juga
karena kelakuan kaum Khutsi untuk menyalakan api keributan, berupa pengeboman
dan peledakan, dan semisal semua ini. Maka penjagaan itu diadakan dari segi
ini. Kami memohon kepada Allah تعالى kelembutan.
Kondisi berubah-ubah, seakan
urusan menjadi lebih parah dengan tidak tegaknya pemerintah saat-saat ini
sesuai yang diinginkan. Maka merupakan hak setiap orang untuk waspada dan
hati-hati pada semua kondisi ini. Kami memohon pertolongan kepada Allah تعالى.
Adapun terkait Jami’ah Al-Iman.
Kenapa pemerintah melarang kalian ke sana. Maka hal ini dikarenakan sesuatu
yang timbul berkembang dalam diri mereka sendiri. Padahal awal-awalnya tidak
ada yang seperti ini.
Adapun kita, antara kami dengan
partai-partai yang ada, bahkan antara kami dengan pemerintah, kami berusaha
untuk menyampaikan nasehat kepada mereka. Kami berkeyakinan untuk memberikan
nasehat yang lurus, baik kepada partai politik ataupun kepada pemerintah, untuk
menjauhi hal-hal yang menyebabkan Allah تعالى murka, akibat adanya berbagai perselisihan.
Maka kami menasehatkan kepada
pengurus Jami’ah Al-Iman agar menjauhi perkara perpartaian ini yang memecah
belah kaum muslimin, dan melemahkan kaum muslimin, sehingga timbullah kerusakan
persaudaran kaum muslimin. Hanya kepada Allah تعالى kita memohon kelembutan.
Dan kami juga nasehatkan kepada
kaum muslimin dari dulu dan mendatang agar mereka menjaga hak-hak sesama
manusia, menjaga negara. Ini yang kami jalani dari dulu dan mendatang.
Pertanyaan: Apa keyakinan yang dianut oleh kaum Khutsi
(Syi’ah Rafidhah)? Dan apa yang menjadikan Khutsi menyerang Dammaj?
Syaikh: Rafidhah secara umum adalah orang-orang yang
berkeyakinan untuk mengedepankan ‘Ali bin Abi Thalib dibanding Abu Bakr dan ‘Umar
dalam hal kepemimpinan dan keutamaan. Maka inilah orang Rafidhah.
Jika dia berkeyakinan untuk
mencaci Abu Bakr dan ‘Umar dalam kepemimpinan mereka, maka ini disebut Rafidhah
Fanatik (dedengkot tertinggi).
Rafidah berkeyakinan mengkafirkan
banyak dari shahabat Nabi صلى الله عليه وسلم. Maka hal ini merupakan bentuk pendustaan terhadap Al-Qur’an Al-Karim, karena Allah تعالى telah memuji merekomendasi para shahabat dan ridha kepada mereka, dan juga
Allah تعالى menyatakan bahwa mereka itu
orang-orang yang jujur dan orang-orang yang beruntung dan selaindari itu.
Demikian juga Rafidhah memiliki
sikap yang melewati batas terhadap keluarga Nabi صلى الله عليه وسلم, terhadap ‘Ali bin Abi Thalib, Al-Hasan, Al-Husain, Fathimah, dan orang-orang yang
mereka sebut dengan para imam. Maka mereka berlebih-lebihan pada mereka. Mereka
mengatakan: para imam ini ma’shum. Sedangkan tidak ada seorang pun yang ma’shum
kecuali para Nabi صلى الله عليه وسلم dan para Rasul. Sifat ma’shum ini tidak dimiliki oleh seorangpun dari pengikutu mereka, baik
khalifahnya atau yang lain.
Bahkan Rafidhah lebih parah sikap
melampui batasnya dari hal ini. Telah terjadi ada masa pemerintahan ‘Ali bin
Abi Thalib dan ini terkenal secara sejarah bagi semua kelompok dan sekte.
Diberitakan dengan benar bahwa
Abdullah bin Saba’ (orang Yahudi yang menampakkan keislaman pemrakarsa sekte
Rafidah) dan pengikutnya berkata kepada ‘Ali: “Kamu adalah Allah تعالى”. Maka ‘Ali mengatakan pada mereka: “Wahai kaum, aku ini manusia
seperti kalian, aku makan seperti kalian makan, aku minum seperti kalian minum,
dan aku juga menikahi wanita.” Mereka tetap berkata: “Tidak, kamu adalah Dia
(Allah تعالى).” Maka ketika mereka ngotot
mengatakan bahwa ‘Ali adalah Allah تعالى, maka ‘Ali menyatakan mereka telah murtad keluar dari islam, dan menylakan api
membara lalu melemparkan mereka dalam api dan emmbakar mereka (karena tidak mau
bertaubat).
Inilah tonggak benih kerusakan di
kalangan kaum muslimin, melalui jalan Abdullah bin Saba’ dan pengikutnya. Maka
mereka meletakkan dua pondasi:
- Celaan kepada para shahabat, terkhusus Abu Bakr dan ‘Umar.
- Sikap berlebihan terhadap
keluarga Nabi صلى الله عليه وسلم, menganggap mereka ma’shum, dan sebagian mereka
mengatakan: kenabian itu hanya milik mereka, dan sebagian lagi lebih
melewati batas sampai pada batasan menjadikan salah seorang mereka sebagai
Allah تعالى.
Hal tadi adalah keyakinan mereka
pada zaman dulu.
Demikian juga diantara keyakinan
mereka belakangan ini adalah keyakinan bahwa Al-Qur’an telah diubah, keyakinan
bahwa mereka memiliki Al-Qur’an yang disebut dengan Al-Qur’an Fathimah, dan
itulah Al-Qur’an yang terjaga, itulah Al-Qur’an yang akan dijadikan patokan
hukum oleh Imam Mahdi mereka jika keluar, yaitu Mahdi dari Lorong Sirdab.
Mahdi model ini hakikat
sebenarnya dalah khurafat (takhayul). Hanya saja keyakinan mereka, bahwa mahdi
ini akan keluar dan akan berhukum dengan Al-Qur’an Fathimah secara benar. Dia
akan mengeluarkan Al-Qur’an ini, dan akan membebaskan Makkad dan Madinah. Dan
selain itu dari keyakinan mereka.
Demikian juga keyakinan
mengkafirkan orang lain. Contohnya mereka mengkafirkan shahabat Rasulullah,
mereka mengkafirkan kum muslimin yang memiliki loyalitas dengan shahabat,
setiap orang yang mereka temukan mengucapkan “Radhiyallahu ‘anhu” pada shahabat
maka mereka anggap dia kafir, sehingga mereka menganggap darah mereka halal
untuk ditumpahkan, harta mereka halal untuk dirampas, kehormatan mereka halal
untuk dihinakan. Hanya saja mereka menyembunyikan keyakinan ini sampai mereka
kuat memiliki pengaruh. Jika mereka telah memiliki pengaruh dan merasa kuat
maka mereka tampakkan hal itu.
Diantara pokok penyimpangan dan
kesesatan mereka adalah taqiyah. Maknanya adalah: Mereka menampakkan di hadapan
kaum muslimin yang mereka takuti hal-hal yang seakan sesuai dengan kaum muslimin,
sehingga kaum muslimin menyangka bahwa mereka bukan orang yang menyimpang. Dan
hakikatnya mereka tetap pada penyimpangan mereka, akan tetapi melakukan taqiyah
ini pada saat mereka lemah di hadapan orang-orang yang mereka takuti akan
mengingkari mereka dan menjelaskan hakikat mereka. Maka mereka berusaha untuk
menampakkan bahwa rafidhah tidaklah memiliki kejelekan ini tidak pula
penyimpangan ini, dan selain itu berupa keyakinan-keyakinan seperti pengakuan
bahwa merekalah yang paling berhak terhadap khilafah dan kepemimpinan, dan
khlafah itu adalah anugerah Allah تعالى yang khusus untuk mereka tidak pantas untuk selain
mereka. Dan mereka berkeyakinan jika yang menjadi khalifah dan pemimpin adalah
orang selain mereka maka orang tersebut kafir dan halal darahnya ditumpahkan,
hartanya dirampas dan kehormatannya dihinakan. (Dan inilah yang menjadikan
Syi’ah Rafidhah kalau sudah memiliki kekuatan mereka menggulingkan pemerintah
yang ada). Dan selain dari itu dari yang mereka miliki berupa penyimpangan an
kesesatan.
Dan yang menjadikan Khutsi
menyerang kaum muslimin di Dammaj dan tempat lainnya adalah keyakinan mereka di
atas. Yang mana sebagaimana kalian dengar.
Kalau saja mereka berani
mengkafirkan banyak shahabat itu kafir, maka lebih akan berani lagi dan lancang
untuk mengkafirkan kaum muslimin selain shahabat Nabi صلى الله عليه وسلم. Padahal para shahabat Nabi صلى الله عليه وسلم itu telah dipuji dan direkomendasi oleh Allah تعالى, dan tidak tersisa lagi hal yang tidak mereka
cela. Lebih dari itu mereka melampaui batas dan zhalim dengan mengkafirkan para
shahabat.
Maka orang-orang Rafidhah seperti
Khutsi ini akan menyerang, sama saja di Dammaj atau tempat lainnya (di dunia
ini). Mereka akan menyerang kaum muslimin secara umum, terkhusus lagi mereka
akan menyerang ahlus sunnah. Karena mereka mengkafirkan ahlus sunnah dan
menghalalkan darahnya, hartanya dan kehormatannya.
Akan tetapi Rafidhah akan
berusaha untuk menyembunyikan hakikat ini. Disaat mereka memiliki aqidah yang
membolehkan segala hal, maka mereka hanya menunggu waktu yang tepat dan
kesempatan yang tepat untuk melancarkan misi keyakinan mereka itu.
Allah تعالى yang lebih tahu semua ini.
Johan: Syukron Syeikh.
Syaikh: Semoga Allah تعالى mengampunimu.
Seperti biasanya Syaikh ketika
kedatangan tamu dari orang Indonesia (entah tamu dari KBRI atau para ustadz
dari Indonesia, atau rombongan dari Indonesia yang lain) maka beliau langsung
menyediakan waktu, meninggalkan rutinitas beliau yang sangat padat.
Setelah itu pada saat makan siang
beliau menyediakan jamuan spesial lalu makan bersama tamu dengan penuh
pemuliaan. Sebagaimana hal itu bisa ditanyakan kepada siapa saja yang hadir
dalam pertemuan tersebut.
Betapa Syaikh mencontohkan kepada
umat dan terkhusus kepada muridnya bagaimana memperlakukan orang dengan baik.
Sama saja itu dari kalangan ahlus sunnah sendiri, ataupun dari selain ahlus
sunnah.
Tidak sedikit orang-orang dari
kalangan awam yang mencintai beliau karena sikap beliau ini. Tidak sedikit
beberapa pejabat hormat pada beliau karena sikap beliau.
Padahal penampilan beliau
bukanlah perlente kayak kebanyakan orang, badannya kecil kurus, namun Allah تعالى menjadikannya berwibawa dengan ilmunya dan
sikapnya terhadap semua orang dengan baik.
Inilah contoh dari ulama kita,
ulama kaum muslimin.
Semoga Allah تعلى menjadikan apa yang kami sampaikan ini bermanfaat,
membawa pencerahan kepada orang yang hendak mencari hakikatnya.
Semua anugerah dan kenikmatan
adalah pemberian Allah تعالى semata tiada sekutu bagi-Nya.
Pelajar Indonesia
Di Darul Hadits
Ma’bar – Yaman
Download transkrip arabnya: Metro
TiPi (format PDF)
Download suaranya: Wawancara
Metro TV – Syaikh Imam (MP3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar