“Artinya : Juraij adalah seorang laki-laki ahli ibadah, ia jadikan suatu bangunan untuk beribadah. (Suatu saat) ibunya mendatanginya sedangkan ia dalam keadaan shalat, ibunya
berkata : “Wahai Juraij !”, maka Juraij (bimbang) dan berkata : “Ya Allah (aku memenuhi panggilan) ibuku ataukah (aku meneruskan) shalatku?” maka ia berketetapan meneruskan shalatnya, ibunya pergi. Keesokan hari ibunya mendatanginya lagi dan memanggilnya : “Wahai Juraij !”, maka Juraij (bimbang) dan berkata : “Ya Allah (aku memenuhi panggilan) ibuku ataukah (aku meneruskan) shalatku?” maka ia berketetapan meneruskan shalatnya. Keesokan hari ibunya mendatanginya lagi, dan memanggilnya : “Wahai Juraij !”, maka Juraij (bimbang) dan berkata : “Ya Allah (aku memenuhi panggilan) ibuku ataukah (aku meneruskan) shalatku ?” maka ia berketetapan meneruskan shalatnya, maka ibunya (jengkel) dan berkata : “Ya Allah Jalla Jala Luhu janganlah matikan anakku hingga ia melihat wajah pelacur”. Adalah bani Israil membicarakan tentang Juraij dan ibadahnya, maka berkata seorang wanita pelacur yang cantik : “Jika kalian berkehendak, saya akan menggodanya”. Maka wanita tadi menggoda Juraij, akan tetapi Juraij tidak bergeming padanya, lalu wanita itu mendatangi penggembala yang berteduh di tempat peribadatan Juraij, hingga berzina dengannya. Kemudian hamilah wanita itu, maka tatkala melahirkan, ia berkata : “Bayi ini anaknya Juraij”, maka merekapun segera meminta Juraij keluar, dan menghancurkan tempat peribadatan Juraij, serta memukulinya. Maka Juraij berkata : “
Sungguh Ibu Juraij telah berdo’a (dan do’a orang tua itu dikabulkan) ketika anaknya tidak memenuhi panggilannya, dan ibunya mendo’akan kejelekan atas Juraij, yaitu ia berdo’a agar Juraij melihat wajah pelacur, jika demikian halnya maka melihat wajah pelacur adalah musibah, bahkan musibah yang besar.
Dan mata itu berzina, dan zinanya adalah dengan melihat, demikian juga lisan, zinanya adalah berbicara, adapun tangan juga berzina dan zinanya adalah dengan menyentuh, sebagaimana dalam hadits.
“Artinya : Dituliskan bagi bani Adam bagiannya dari zina, yang ia pasti lakukan, kedua mata zinanya dengan melihat, kedua telinga zinanya dengan mendengar, dan lisan zinanya dengan berbicara, dan tangan zinanya adalah dengan memegang, kaki zinanya dengan melangkah, sedangkan hati menginginkan dan berangan-angan, dan yang membenarkan dan mendustakan itu semua adalah hati” {Hadits Riwayat Muslim]
Tetapi keadaan kebanyakan para ayah dan ibu sekarang ini (sangat disayangkan) mereka mendorong (dan menyuruh) anak-anak mereka, buah hati mereka untuk terjatuh dalam maksiat ini yaitu melihat (dan mengikuti trend) para pelacur dan yang semisal mereka, bahkan lebih dari itu !!
Alasan dari para orang tua (para ayah dan ibu) bahwasanya hal ini untuk memenuhi keinginan anak-anak mereka !! wajah-wajah para pelacur dan wanita semisal mereka dilihat dengan mata mereka siang dan malam, dalam sampul-sampul majalah yang dihiasi serta dalam TV dan lainnya !!
Sedangkan kenyataan (mereka) tidak cukup hanya melihat saja, bahkan melihat wajah dan seluruh anggota tubuh ! diatambahkan lagi dengan mengikuti berita dan kegiatan-kegiatan mereka, dan dengan menghormati serta mengagungkan mereka dengan nama seni atau kebudayaan, atau kemajuan dan keterbukaan.
Wahai para orang tua hingga kapan kalian mendorong dan menyuruh anak-anak kalian kepada hukuman yang tidak baik akibatnya ?
Apakah kalian tidak mendengar hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Artinya : Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan diminta pertanggungan jawab terhadap yang dipimpinnya” [Mutafaqun Alaihi]
Maka hendaklah kalian menjadi –semoga Allah Jalla Jala Luhu menjaga kalian dari kejahatan jiwa dan kejelekan amal-amal kalian- sebaik-baik pemimpin, dan sebaik-baik orang yang bertanggung jawab, hingga kalian memperoleh kebahagian di dunia dan keselamatan disisi Allah Jalla Jala Luhu pada hari kiamat.
Dan Allah Jalla Jala Luhu jualah yang diminta pertolongannya.
[Diterjemahkan dair Majalah Al-Ashalah edisi 9 hal.62]
Oleh: Sa’ad bin Muhammad Ali Abdul Latif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar