[11]. Sifat Al-Iradah Dan [12]. Sifat Al-Masyi'ah (Menghendaki)
"Artinya : Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya." [Al-Baqarah : 253]
"Artinya : Barangsiapa yang Allah berkehendak untuk memberikan petunjuk kepadanya, niscaya Dia melapangkan
Iradah (kehendak) Allah terbagi menjadi dua :
[1]. Al-Iradah Al-Kauniyah
Al-Iradah Al-Kauniyah ini bersinonim dengan Al-Masyi'ah. Iradah Kauniyah atau Masyi'ah ini berkenaan dengan apa saja yang hendak dilakukan dan diadakan oleh Allah Subhanallahu wa ta’ala Apabila Allah Subhanallahu wa ta’ala menghendaki terjadinya sesuatu, maka sesuatu itu terjadi begitu. Dia menghendakinya. Sebagaimana firman Allah Ta'ala :
"Artinya : Sesungguhnya pcrintah-Nya, apabila Dia menghendaki sesuatu, hanyalah berkata kepadanya"Kun" (Jadilah), maka terjadilah ia." [Yasin : 82]
Jadi, apapun yang dikehendaki oleh Allah, niscaya terjadi, sedangkan apapun yang dikehendaki Allah untuk tidak terjadi, niscaya tidak terjadi.
[2]. Al-Iradah Asy-Syar'iyah
Iradah ini berkaitan dengan apa saja yang diperintahkan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya, berupa hal-hal yang dicintai dan diridhai-Nya. Iradah ini disebutkan, misalnya, dalam firman Allah Ta'ala :
" Artinya : Allah menghendaki kemudahan bagimn, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu." [Al-Baqarah : 185]
Perbedaan Antara Kedua Iradah Ini.
Al-Iradah Al-Kauniyah Al-Qadariyah bersifat umum, meliputi seluruh peristiwa dan apapun yang terjadi di jagad raya ini, entah berupa kebaikan maupun keburukan, kekafiran maupun keimanan, dan ketaatan maupun kemaksiatan.
Adapun Al-Iradah Ad-Diniyah Asy-Syar'iyah bersifat khusus berkaitan dengan apa saja yang dicintai dan diridhai oleh Allah, yang dijelaskan di dalam Al-Kitab dan As-sunah.
Kedua Iradah di atas berpadu pada diri seorang hamba yang taat. Adapun orang yang bermaksiat dan kafir hanya mengikuti Al-Iradah Al-Kauniyah Al-Qadariyah. Artinya, ketaatan seseorang itu sesuai dengan iradah (kehendak) Allah, baik Al-Iradah Ad-Diniyah Asy-Syar'iyah maupun Al-Iradah Al-Kauniyah Al-Qadariyah. Adapun orang kafir, perbuatannya itu sesuai dengan iradah kauniyah qadariyah, tetapi tidak sesuai dengan iradah diniyah syar'iyah. [1]
[13]. Sifat Al-Mahabbah (Cinta) [14]. Al-Mawaddah (Cinta yang Murni)
"Artinya : Dan berbuat baiklah, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik." [Al-Baqarah : 195]
Cinta Allah itu merupakan sifat yang sesuai dengan keagunganNya, sebagaimana telah dijelaskan di muka. la merupakan sifat Fi'liyah, yang muncul disebabkan dilaksanakannya perintah Allah, yaitu ibadah kepada Allah dengan baik dan perbuatan baik kepada hamba-hamba-Nya. Demikian halnya sifat Mawaddah. Karena Allah berfirman :
" Artinya : Dan Dia Maha Pengampun dan Maha Pencinta dengan kecintaan yang murni." [Al-Buruj : 14]
Al-Wudd artinya kecintaan yang bersih dan murni.
[15]. Sifat Ar-Rahmah (Kasih Sayang) [16]. Al-Maghfirah (Mengampuni)
"Artinya : Wahai Rabb kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi sesutu." [Ghafir : 7]
"Artinya : Dan Dia Yang memberikan ampunan dan sayang." [Yunus : 107]
Pada ayat pertama, Allah menetapkan sifat rahmah bagi diriNya, sedangkan pada ayat kedua, Allah Subhanallahu wa ta’ala menetapkan sifat Maghfirah. Kita menetapkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi diriNya, dengan artian yang layak bagi-Nya
[Disalin dari kitab Syrah Al-Aqidah Al-Wasithiyah Li Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiyah, Penulis Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qathaniy, Terbitan At-Tibyan]
_________
Foote Note.
[1]. "Al-‘Aqidah Ath-Thawiyah”, hal.116, “Syarh Al-Wasithiyah” Al-Haras, hal. 52 dan “Al-Ushuliyah”, hal.48
Tidak ada komentar:
Posting Komentar