Kitab ini ditulis oleh Syaikhul
Islam Abu Isma'il Ash-Shabuni (373H - 449 H). Beliau sosok
Ulama yang gigih menuntut ilmu,
pada umur 10 tahun sudah menjadi juru nasehat. Imam
Al-Baihaqi berkata :" Beliau
adalah syaikhul Islam sejati, dan imam kaum muslimin sebenar-benarnya".
tidak diulang-ulang serta tidak
disebutkan para perawinya. Takhrij hadits yang ada
sebagian besar merujuk kitab yang
ditahqiq oleh Badar bin Abdullah Al-Badar
KEYAKINAN ASHHABUL HADITS TENTANG SIFAT-SIFAT ALLAH
! [Syaikh Abu
Utsman berkata]: Semoga Allah melimpahkan taufik. Sesungguhnya
Ashhabul Hadits (yang berpegang
teguh kepada Al-Kitab dan As-Sunnah)-semoga Allah
menjaga mereka yang masih hidup
dan merahmati mereka yang telah wafat-adalah
orang-orang yang bersaksi atas
keesaan Allah, dan bersaksi atas kerasulan dan kenabian
Muhammad shallallahu `alaihi wa
sallam.
Mereka mengenal Allah subhanahu
wata'ala dengan sifat-sifatnya yang Allah utarakan
melalui wahyu dan kitab-Nya, atau
melalui persaksian Rasul-Nya shallallahu'alaihi wa
sallam dalam hadits-hadits yang
shahih yang dinukil dan disampaikan oleh para perawi
yang terpercaya.
Mereka menetapkan dari
sifat-sifat tersebut apa-apa yang Allah tetapkan sendiri dalam
Kitab-Nya atau melalui
perantaraan lisan Rasulullah shallallahu'alaihi wa
sallamshallallahu `alaihi wa
sallam. Mereka tidak meyerupakan sifat-sifat tersebut
dengan sifat-sifat makhluk.
Mereka menyatakan bahwa Allah menciptakan Adam
'alaihissalam dengan tangan-Nya,
sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur'an:
"Allah berfirman:"Hai
iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah
Ku-ciptakan dengan kedua
tangan-Ku. (Shaad:75)
Mereka tidak menyimpangkan
Kalamullah dari maksudnya-maksud sebenarnya,
dengan mengartikan kedua tangan
Allah sebagai dua kenikmatan atau kekuatan, seperti
yang dilakukan oleh Mu'thazilah
dan Jahmiyyah-semoga Allah membinasakan mereka-.
Mereka juga tidak mereka-reka
bentuknya atau menyerupakan dengan tangan-tangan
makhluk, seperti yang dilakukan
oleh kaum Al-Musyabbihah-semoga Allah
menghinakan mereka.
Allah subhanahu wa ta'ala telah
memelihara Ahlus Sunnah dari menyimpangkan,
mereka-reka atau menyerupakan
sifat-sifat Allah dengan makhluknya. Allah telah
memberi karunia atas diri mereka
pemahaman dan pengertian, sehingga mereka
mampu meniti jalan mentauhidkan
dan mensucikan Allah azza wa jalla. Mereka
meninggalkan ucapan-ucapan yang
bernada meniadakan, menyerupakan dengan
makhluk. Mereka mengikuti firman
Allah azza wa jalla:"tidak ada sesuatupun yang
serupa dengan-Nya, dan Ia Maha
Mendengar lagi Maha Melihat" (Asy-Syuraa:11)
Al-Qur'an juga menyebutkan
tentang "Dua tangan-Nya" dalam firman-Nya:"..yang telah
Ku-ciptakan dengan kedua
tangan-Ku.. " (Shaad:75)
Dan juga firman-Nya:"(Tidak
demikian), tetapi kedua-tangan Allah terbuka, Dia
menafkahkan sebagaimana yang Dia
kehendaki" (Al-Maidah:64)
Dan diriwayatkan dalam banyak
hadits-hadits shahih dari Rasulullah shallallahu'alaihi
wa sallamshallallahu `alaihi wa
sallam yang menyebutkan tangan Allah, seperti kisah
perdebatan Musa dengan Adam
'alaihimassalam, tatkala Musa berkata:"Allah telah
mencipta dirimu dengan tangan-Nya
dan membuat para malaikat bersujud kepadamu"
(HR. Muslim)
PERNYATAAN ASHHABUL HADITS TENTANG SIFAT-SIFAT ALLAH
! Dan demikian
juga pernyataan mereka tentang sifat-sifat Allah azza wa jalla yang
disebutkan dalam Al-Qur'an maupun
hadits-hadits yang shahih, diantaranya:
pendengaran, penglihatan, mata,
wajah, ilmu, kekuatan, kekuasaan, keperkasaan,
keagungan, kehendak, keinginan,
perkataan, ucapan, ridha, marah, hidup, terjaga,
gembira, tertawa, dll. Tanpa
menyerupakannya dengan sifat makhluk, tetapi
mencukupkan dengan apa yang
dikatakan oleh Allah dan Rasul-Nya tanpa menambahnambahi,
mengembel-embeli, takyif,
tasybih, tahrif, mengganti, merubah, serta tidak
membuang lafadz khabar yang bisa
dipahami untuk kemudian ditakwil dengan makna
yang salah.
Mereka menafsirkan berdasarkan
dzahirnya dan menyerahkan makna sesungguhnya
kepada Allah, dan mengatakan
bahwasanya hakikat sesungguhnya yang mengetahui
hanyalah Allah. Sebagaimana diberitakan
oleh Allah tentang orang-orang yang dalam
ilmunya:" Dan orang-orang
yang mendalam ilmunya berkata:"Kami beriman kepada
ayat-ayat yang mutasyabihat,
semuanya itu dari sisi Rabb kami". Dan tidak dapat
mengambil pelajaran (daripadanya)
melainkan orang-orang yang berakal" (Ali-'Imran:7
. 4
AL-QUR'AN KALAMULLAH-BUKAN MAKHLUK
! [Syaikh Abu
Utsman berkata:] "Ashhabul Hadits bersaksi dan berkeyakinan bahwa Al-
Qur'an adalah kalamullah (ucapan
Allah), Kitab-Nya dan wahyu yang diturunkan,
bukan makhluk. Barangsiapa yang
menyatakan dan berkeyakinan bahwa ia makhluk
maka kafir menurut pandangan
mereka.
Al-Qur'an merupakan wahyu dan
kalamullah yang diturunkan melalui Jibril kepada
Rasulullah shallallahu'alaihi wa
sallam dengan bahasa Arab untuk orang-orang yang
berilmu sebagai peringatan dan
kabar gembira, sebagaimana firman Allah ta'ala:"Dan
sesungguhnya al-Qur'an ini
benar-benar diturunkan oleh Rabb semesta alam, dia dibawa
turun oleh Ar-Ruh Al-Amin
(Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi
salah seorang di antara
orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab
yang jelas. (Asy-Syu'ara:
192-195)
Al-Qur'an disampaikan oleh
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam kepada umatnya
sebagaimana yang diperintahkan
Allah:"Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan
kepadamu dari Rabbmu".
(Al-Maidah:67), dan yang disampaikan oleh beliau adalah
kalamullah. Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:"Apakah kalian yang akan
menghalangiku untuk menyampaikan
kalam (ucapan) Rabbku" 1
Al-Qur'an yang dihafal dalam
hati, dibaca oleh lisan, dan ditulis dalam mushaf-mushaf,
bagaimanapun caranya Al-qur'an
dibaca oleh qari, dilafadzkan oleh seseorang, dihafal
oleh hafidz, atau dibaca dimanapun
ia dibaca, atau ditulis dalam mushaf-mushaf dan
papan catatan anak-anak dan yang
lainnya adalah kalamullah-bukan makhluk.
Barangsiapa yang beranggapan
bahwa ia makhluk, maka telah kufur kepada Allah Yang
Maha Agung.
! Al-Imam Abu
Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah berkata:"Al-Qur'an adalah
kalamullah-bukan makhluk.
Barangsiapa yang mengatakan Al-Qur'an adalah makhluk,
maka dia telah kufur kepada Allah
Yang Maha Agung, tidak diterima persaksiannya,
tidak dijenguk jika sakit, tidak
dishalati jika mati, dan tidak boleh dikuburkan di
pekuburan kaum muslimin. Ia
diminta taubat, kalau tidak mau maka dipenggal
lehernya2
! Abu Ishaq bin
Ibrahim pernah ditanya tentang lafadz Al-Qur'an, maka Beliau
berkata:"Tidak pantas untuk
diperdebatkan. 'Al-Qur'an kalamullah-bukan makhluk' "
1 Rasulullah shallallahu'alaihi wa
sallam bersabda:" Adakah seseorang yang mau membawaku ke kaumnya?.
Sesungguhnya orang-orang Quraisy
menghalangiku untuk menyampaikan kalam (ucapan) Rabbku" (HR.
Bukhari dalam Af'alul 'ibad,
At-Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Ibnu Majah)
2 Sanadnya shahih, disebutkan oleh
Adz-Dzahabi dalam Tadzkiratul Huffadz
. 5
! Imam Ahmad bin
Hambal berkata:"Orang yang menganggap makhluk lafadz Al-Qur'an
adalah Jahmiyah, Allah
berfirman:'..maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar
kalamullah' (At-Taubah:6). Dari
mana ia mendengar? 3
! Abdullah bin
Al-Mubarak berkata:"Barangsiapa yang mengkufuri satu huruf Al-Qur'an
saja, maka ia kafir (ingkar)
dengan Al-Qur'an. Barangsiap yang mengatakan: Saya tidak
percaya dengan Al-Qur'an maka ia
kafir"
3 Sanadnya shahih
. 6
BERSEMAYAMNYA ALLAH DI ATAS 'ARSY
! Ahlu Hadits
berkeyakinan dan bersaksi bahwa Allah subhanahu wa ta'ala berada di atas
tujuh lapis langit, di atas
'Arsy-Nya, sebagaimana dalam surat Yunus:"Sesungguhnya
Rabb kamu ialah Allah Yang
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian
Dia bersemayam di atas 'Arsy
(singgasana) untuk mengatur segala urusan. Tiada
seorangpun yang akan memberi
syafa'at kecuali sesudah ada keizinan-Nya" (Yunus:3)
"Allah-lah yang meninggikan
langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat,
kemudian Dia bersemayam di atas
'Arsy, dan menundukkan matahari dan
bulan.Masing-masing beredar
hingga waktu yang ditentukan.Allah mengatur urusan
(makhluk-Nya), menjelaskan
tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini
pertemuan(mu) dengan
Rabbmu".(Ar-Ra'd:2)
".. kemudian Dia bersemayam
di atas Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka
tanyakanlah (tentang Allah)
kepada yang Maha Mengetahui" (Al-Furqan:59)
"..kemudian Dia-pun
bersamayam di atas 'Arsy".(As-Sajdah:4)
"..dan kepada-Nya lah naik
perkataan-perkataan yang baik..".(Fathir:10)
"Dia mengatur urusan dari
langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya..".
(As-Sajdah:5)
"Apakah kamu merasa terhadap
Allah yang di langit bahwa Dia menjungkir balikkan
bumi bersama kamu, sehingga
tiba-tiba bumi itu bergoncang". (Al-Mulk:16)
! Allah subhanahu
wa ta'ala memberitakan tentang Fir'aun yang terlaknat, bahwasanya ia
pernah berkata kepada Haman
(pembantunya): "Dan berkatalah Fir'aun:"Hai Haman,
buatkanlah bagiku sebuah bangunan
yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu,
(yaitu) pintu-pintu langit,
supaya aku dapat melihat Ilah Musa dan sesungguhnya aku
memandangnya seorang
pendusta..." (Al-Mu'min:36-37)
Fir'aun berkata demikian karena
ia mendengar Musa mengabarkan bahwa Rabbnya
berada di atas langit.
! Para ulama dan
tokoh imam-imam dari kalangan salaf tidak pernah berbeda pendapat,
bahwa Allah 'azza wa jalla' berada
diatas 'arsy-Nya. Dan 'arsy-Nya berada di atas tujuh
lapis langit. Mereka menetapkan
segala yang ditetapkan Allah, mengimaninya serta
membenarkannya.
. 7
Mereka menyatakan seperti yang
Allah katakan bahwa Allah bersamayam di atas 'Arsy-
Nya. Mereka membiarkan makna ayat
itu berdasarkan dzhahirnya, dan menyerahkan
hakikatnya sesungguhnya kepada
Allah subhanahu wa ta'ala. Mereka mengatakan:"Kami
mengimani, semuanya itu dari sisi
Rabb kami. Dan tidak dapat mengambil pelajaran
(daripadanya) melainkan
orang-orang yang berakal"(Ali-'Imran:7). Sebagaimana Allah
terangkan tentang orang-orang
yang dalam ilmunya mengatakan demikian, dan Allah
ridha serta memujinya.
! Imam Malik
pernah ditanya dalam majelisnya tentang ayat Allah:"Ar-Rahman
bersemayam di atas
'Arsynya".(Thaha:5), bagaimana caranya Allah bersemayam?. Maka
Imam Malik menjawab:"
Bersemayam itu maklum (diketahui maknanya), bagaimananya
(caranya) tidak diketahui,
menanyakan bagaimananya adalah bid'ah, dan saya
memandang kamu (penanya) sebagai
orang yang sesat, kemudian memerintahkan untuk
mengeluarkan penanya tersebut
dari majelis.
! Abdullah bin
Al-Mubarak berkata:"Kami mengetahui Rabb kami berada di atas 7 lapis
langit, bersemayam di atas
'Arsy-Nya, terpisah dengan makhluk-Nya. Dan kami tidak
menyatakan seperti ucapan
Jahmiyyah bahwa Allah ada di sini, beliau menunjuk ke
tanah (bumi)".4
! Abu Bakar
Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah berkata:"Barangsiapa yang tidak
menetapkan bahwa Allah subhanahu
wa ta'ala berada di atas 'Arsy-Nya maka dia kufur
kepada Rabbnya, halal darahnya,
diminta taubat, kalau menolak maka dipenggal
lehernya, lalu bangkainya
dicampakkan ke pembuangan sampah agar kaum muslimin
dan orang-orang mu'ahad tidak
terganggu oleh bau busuk bangkainya, hartanya
dianggap sebagai fa'i (rampasan
perang)-tidak halal diwarisi oleh seorang pun muslimin,
karena seorang muslim tidak
mewarisi harta orang kafir, sebagaimana sabda Nabi
shallallahu 'alaihi wa
sallam:" Seorang Muslim tidak mewarisi orang kafir dan orang
kafir tidak mewarisi orang
muslim"(HR. Bukhari)
! Dalam hadits
Mu'awiyah bin Hakam, bahwa ia berniat membebaskan budak sebagai
kifarat. Lalu ia bertanya kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam menguji budak wanita. Beliau
bertanya:"dimanakah
Allah?", maka ia menjawab di atas langit, beliau bertanya
lagi:"Siapa aku?", maka
ia menjawab:"Anda utusan Allah".5
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam menghukumi sebagai muslimah karena ia
menyatakan bahwa Allah di atas
langit.
4 Sanadnya Hasan
5 HR.Muslim dan lainnya
. 8
! Imam
Az-Zuhri-imamnya para imam berkata:"Allahlah yang berhak memberi
keterangan, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam yang berhak menyampaikan dan
kita wajib pasrah
menerimanya"
! Wahhab bin
Munabbih berkata kepada Ja'ad bin Dirham:"Sungguh celaka engkai wahai
Ja'ad karena masalah itu (karena
Ja'ad mengingkari sifat-sifat Allah)!, seandainya Allah
tidak mengkhabarkan dalam
Kitab-Nya bahwa Ia memiliki tangan, mata dan wajah,
niscaya aku tidak berani
mengatakannya, takutlah kepada Allah!"
! Khalid bin
Abdillah Al-Qisri suatu ketika berkhutbah pada hari raya I'edul Adha di
Basrah, pada akhir khutbahnya ia
berkata:"Pulanglah kalian kerumah masing-masing
dan sembelihlah kurban-kurban
kalian-semoga Allah memberikahi kurban kalian.
Sesungguhnya pada hari ini aku
akan meyembelih Ja'ad bin Dirham, karena ia
berkata:Allah tidak pernah
mengangkat Ibrahim 'alaihissalam sebagai kekasih-Nya, dan
tidak pernah mengajak Musa
berbicara. Sungguh Maha Suci Allah dari apa yang
dikatakan Ja'ad karena
kesombongan, maka Khalid turun dari mimbar dan menyembelih
Ja'ad dengan tangannya sendiri,
kemudian memerintahkan untuk disalib.
. 9
TURUNNYA ALLAH DAN KEDATANGAN-NYA
! Ahlu Hadits
menetapkan kebenaran akan turunnya Allah ta'ala pada setiap malam
kelangit dunia, tanpa
menyerupakan dengan turunnya makhluk, tanpa
memperumpamakannya serta tanpa
mereka-reka bagaimananya.
Namun mereka menetapakan sebatas
yang ditetapkan oleh Rasulullah, dan menafsirkan
berdasarkan dzahirnya, sementara
hakikat maknanya mereka serahkan kepada Allah
! Demikian juga
mereka menetapkan berita yang diturunkan Allah ta'ala dalam Al-Qur'an
diantaranya mengenai
"Al-Maji'" dan "Al-Ityan" (kehadiran dan kedatangan Allah),
Allah
berfirman [artinya]:" Tiada
yang mereka nanti-nanti [pada hari kiamat] melainkan
datangnya Allah dan malaikat
dalam naungan awan..."(Al-Baqarah:210)
"Dan datanglah Rabbmu,
sedang malaikat berbaris-baris."(Al-Fajar:22)
! Kita mengimani
sepenuhnya apa yang diberitakan tanpa mempersoalkan bagaimananya.
Seandainya Allah menghendaki
tentu akan menjelaskannya kepada kita caranya, oleh
karena itu kita mencukupkan
dengan apa yang telah Allah jelaskan kepada kita dan
meninggalkan apa yang samar
maknanya [hakikatnya], sebagaimana yang Allah
perintahkan [artinya]:"
Dialah yang menurnkan Al-Kitab (Al-Qur'an). Diantara [isinya]
ada ayat-ayat yang muhkam, itulah
pokok-pokok isi Al-Qur'an dan sebagian yang lain
[ayat-ayat] mutasyabihat. Adapun
orang-orang yang dalam hatinya condong kepada
kesesatan, maka mereka mengikuti
ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan
fitnah dan untuk mencari-cari
takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya
kecuali Allah. Dan orang-orang
yang dalam ilmunya berkata:'Kami beriman kepada
ayat-ayat yang mutasyabihat,
semuanya itu datang dari Rabb kami. Dan tidak dapat
mengambil pelajaran [daripadanya]
melainkan orang-orang yang berakal"(Ali-'Imran:7)
! Rasulullah
bersabda:"Rabb kita tabaraka wa ta'ala turun pada setiap malam ke langit
dunia, ketika masih tersisa
sepertiga malam terakhir, Dia berfirman [artinya]: "Siapa
yang berdo'a kepada-Ku niscaya
akan Aku kabulkan, siapa yang memohon kepada-Ku
niscaya akan Aku beri, siapa yang
minta ampun niscaya akan Aku ampuni" 6
! Ummu Salamah
[istri Nabi] mengatakan:"Seindah-indah hari adalah hari dimana Allah
azza wa jalla turun ke langit
dunia, maka dia ditanya: " Hari apakah itu" Beliau
menjawab: "Hari Arafah"7
6 HR. Bukhari, Muslim
7 Hadits hasan, dikeluarkan oleh
Ad-Darimi dalam 'Ar-Ra'du 'ala Jahmiyyah"
. 10
KESEPAKATAN SALAF TERHADAP
RIWAYAT-RIWAYAT INI
! Seorang lelaki
dari bani Tamim yang bernama Shabigh datang ke Madinah, ia banyak
memiliki kitab, namun sering
bertanya-tanya tentang ayat-ayat mutasyabihat. Berita
inpun sampai ketelinga Umar bin
Khatab. Maka Shabigh dipanggil sedangkan Umar
sudah menyiapkan pelepah kurma,
ketika orang itu sudah menemuinya, ia pun duduk.
Umar bertanya:"Siapa
kamu?" lelaki itu menjawab:" Saya Shabigh". Umar kemudian
berkata:"Saya Umar, hamba
Allah". Umar lalu menghajar lelaki itu dengan pelepah
kurma, sampai kepalanya
mengeluarkan darah. Maka Shabigh berkata:"Cukup, wahai
amiril Mukminin, Demi Allah, kini
sudah hilang yang selama ini bersarang di kepalaku",
kemudian Shabigh dikembalikan ke
kaumnya dan Umar memerintahkan agar kaum
muslimin tidak mengajaknya
berbicara dengan Shabigh, sampai Shabigh benar-benar
sembuh dari 'penyakit'. Setelah
Shabigh benar-benar sembuh dari penyakit suka
bertanya-tanya tentang ayat
mutasyabihat, maka umar membolehkan kaum muslimin
untuk bergaul dengan Shabigh.
! Imam Syafi'i
rahimahullah berkata:"Andaikata aku menemui Allah (mati) dengan
membawa segala dosa selain
syirik, lebih aku sukai daripada aku menjumpai Allah
dengan membawa sedikit saja dari
kebid'ahan8
! Sufyan bin
Uyainah menyatakan:"Segala sifat yang Allah sifatkan bagi diri-Nya di
dalam
Al-Qur'an, penafsirannya adalah
baca dan diam" (dikeluarkan oleh Baihaqi dalam Al-
I'tiqad)
! Diriwayatkan
dari sebagian ulama salaf bahwa mereka mengungkapkan :"Islam itu
datang semata-mata ditegakkan
diatas rasa pasrah (menerima)"
! Rasulullah
shallallahu wa 'alaihi wa sallam bersabda:"Sesungguhnya Islam ini dimulai
dalam keadaan asing. Dan ia suatu
saat akan kembali dianggap asing, maka
beruntunglah orang-orang yang
dianggap asing itu"
! Abdul Qasim bin
Sallam menyatakan:"Seorang pengikut sunnah, tak ubahnya orang
yang menggenggam bara. Dan pada
hari ini, bgiku ia lebih utama dari pada sabetan
sebilah pedang di jalan
Allah"(Dikeluarkan oleh Al-Khatib)
! Ibnu Mas'ud
menyatakan:"Wahai manusia, barangsiapa diantara kamu yang mengetahui
sesuatu, maka ungkapkanlah. Dan
barangsiapa yang tak mengetahui sesuatu maka
hendaklah ia berkata wallahu
a'lam. karena wallahu a'lam untuk sesuatu yang tidak
8 Sanadnya shahih, dikeluarkan oleh
Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah
. 11
diketahui, itu termasuk ilmu.
Allah azza wa jalla berfirman [artinya]: "Katakanlah
[kepada manusia]:"Aku tidak
meminta upah apapun kepadamu atas perbuatanku itu.
Dan akupun bukan orang yang
memaksakan diri untuk hal yang tidak
diketahui"(Shaad:86)
(Dikeluarkan oleh Al-Humaidi, Al-Bukhari, At-Tirmidzi)
. 12
KEBANGKITAN SESUDAH MATI
! Orang-orang yang
dalam ilmu agama dan sunnahnya meyakini adanya kebangkitan
sesudah mati di hari kiamat, dan
segala apa yang dikhabarkan oleh Allah dan Rasul-
Nya shallallahu wa'alaihi wa
sallam berupa suasana mencekam pada hari kiamat,
beraneka ragam keadaan hamba dan
makhluk ketika melihat dan menerima hasil
perbuatannya. Bagaimana mereka
menerima catatan amal apakah dengan tangan
kanan atau tangan kiri, menjawab
berbagai pertanyaan, serta kegoncangan yang
dijanjikan Allah.
Pada hari yang agung, dalam
suasana yang mencekam dibentangan sirath,
timbangan, catatan amal meskipun
hanya sebutir dzarrah kebaikan dan lain
sebagainya
. 13
SYAFA'AT
! Orang-orang yang
dalam ilmu agama dan sunnahnya meyakini adanya syafa'at Nabi
untuk para pelaku dosa besar dari
kalangan ahlu tauhid, dan yang melakukan dosa-dosa
besar dikalangan mereka,
sebagaimana diriwayatkan dalam hadits-hadits yang shahih
dari Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam.
! Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:"Syafa'atku diberikan bagi pelaku
dosadosa
besar dari kalangan umatku"9
! Abu Hurairah
pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam:"Yaa
Rasulullah, siapakah yang paling
senang mendapat syafa'atmu pada hari kiamat?" Beliau
menjawab:"Aku mengira tak
seorangpun yang menanyakan hal ini sebelum kamu, hal
ini karena aku melihat kamu
bersemangat dalam mencari hadits, 'Orang yang paling
senang mendapat syafa'atku pada
hari kiamat yaitu orang yang mengucapkan laila ha
illallah dengan jujur dari
sanubarinya"10
9 Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan
lainnya, dikatakan oleh Tirmidzi hadits ini hasan shahih
10 HR. Bukhari, Ibnu Khuzaimah, Ibnu
Abi 'Ashim dan yang lainnya.
Ibnu Hajar mengomentari dalam
Fathul Bari:"Ada yang dengan syafa'at itu tidak jadi dimasukkan ke neraka,
ada
yang menjadi masuk sorga tanpa
hisab, ada yang derajat di surga dinaikkan
. 14
AL-HAUDH DAN TELAGA AL-KAUTSAR
! Ashhabul Hadits
mengimani adanya haudh dan Telaga Al-Kautsar, serta masuknya
sebagian Ahlu Tauhid ke surga
tanpa hisab, dan sebagian dari mereka dihisab dengan
hisab yang ringan dan kemudian
dimasukkan ke surga tanpa diadzab terlebih dahulu.
Dan sebagian lagi para pelaku
dosa besar dilebur dalam neraka kemudian dibebaskan
dan dikeluarkan darinya, kemudian
digabungkan dengan saudara-saudaranya yang
telah mendahului masuk surga,
[dan Ashhabul Hadits menyakini bahwa yang berdosa
besar dari kalangan Ahlu Tauhid]
tidak kekal di neraka [dan tidak akan tinggal di neraka
selama-lamanya]
Adapun orang kafir akan kekal di
neraka dan tidak akan keluar darinya selamalamanya.
. 15
KAUM MU'MININ MELIHAT ALLAH DI AKHIRAT
! Ahlus Sunnah
bersaksi bahwa kaum mukminin akan melihat Rabb mereka (pada hari
kiamat) dengan mata kepala
mereka, dan memandang-Nya sebagaimana dalam hadits
shahih, Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:"Sungguh kalian akan melihat
Rabb sebagaimana kalian melihat
bulan purnama"
keserupaan dalam hadits ini
adalah cara melihatnya yang tidak mendapat kesulitan
(berdesak-desakan), bukan bentuk
yang dilihat (Allah dengan bulan purnama)
. 16
MENGIMANI ADANYA SURGA DAN NERAKA, KEDUANYA ADALAH
MAKHLUK
! Ahlus Sunnah bersaksi
(dan berkeyakinan) bahwa surga dan neraka adalah makhluk
ciptaan Allah, dan keduanya kekal
abadi-tidak akan musnah.
Orang yang masuk surga tidak akan
keluar darinya, demikian juga penduduk neraka
(dari golongan kafir) yang pantas
memasukinya dan diciptakan untuk memasukinya,
mereka juga tidak akan keluar
darinya.
(kematian akan dipenggal dan
disembelih dibatas antara surga dan neraka, lalu
datanglah suara memanggil ...)
pada hari itu:"Wahai penghuni surga, kekekalan bagimu
dan tidak ada lagi kematian.
Wahai penghuni neraka, kekekalan bagimu dan tidak ada
lagi kematian." Demikian
yang diriwayatkan dari hadits yang shahih dari Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam.11
11 HR. Bukhari
. 17
IMAN MENCAKUP UCAPAN DAN PERBUATAN, BERTAMBAH DAN
BERKURANG
! Termasuk
pemahaman Ahlu Hadits adalah meyakini bahwa iman adalah ucapan,
perbuatan, dan ma'rifah, bisa
berkurang karena kemaksiatan dan bertambah karena
ketaatan.
Sufyan bin Uyainah
menyatakan:"Iman itu adalah ucapan dan perbuatan, bertambah dan
berkurang", maka saudaranya
yang bernama Ibrahim bin Uyainah berkata:"Wahai Abu
Muhammad, tadi kamu mengatakan
iman bisa berkutang?!" Maka Sufyan bin Uyainah
berkata:"Diam kamu 'anak
kecil' Sungguh iman bisa berkurang hingga tidak tersisa
sedikitpun."
Ibnu Mubarak rahimahullah suatu
ketika datang ke kota, salah sorang ahli ibadah tibatiba
mendatanginya-yang diperkirangan
berpemahaman khawarij-lalu ia bertanya
kepada Ibnu Mubarak:"Wahai
Abu Abdirrahman, apa pendapatmu terhadap seorang
pezina, pencuri, dan peminum
khamer", Beliaupun menjawab:"Aku tidak
mengeluarkannya dari
keimanan." maka laki-laki itu menukas:"Kamu sudah tua malah
menjadi murji'ah", maka Ibnu
Mubarak menjawab:"Tidak, justru kami bertentangan
dengan murji'ah, Murji'ah
menyatakan kebaikan kita pasti diterima, sedangkan
kemaksiatan kita pasti
diampuni". Seandainya aku (Ibnul Mubarak) tahu bahwa
kebaikanku diterima, niscaya aku
bersaksi bahwa aku masuk surga, kemudia ia menukil
ucapan Umar bin
Khatab:"Seandainya imannya Abu Bakar dibandingkan dengan
imannya seluruh penduduk Bumi,
niscaya imannya Abu Bakar lebih berat"
. 18
SEORANG MUSLIM TIDAK DIKAFIRKAN KARENA DOSA-DOSANYA
! Ahlus Sunnah
berkeyakinan bahwa seorang mukmin meskipun melakukan dosa-dosa
kecil dan besar tidak bisa
dikafirkan dengan semuanya itu. Meskipun dia meninggal
dunia dalam keadaan belum taubat,
selama masih dalam tauhid dan keikhlasan,
urusannya terserah Allah.
Jika Ia menghendaki, Ia akan
mengampuni dan memasukkannya ke surga pada hari
Kiamat dalam keadaan selamat,
beruntung dan tidak disentuh oleh api neraka, tidak
disiksa atas segala dosa yang
pernah dilakukannya, ia biasakan dan terus
menyelimutinya sampai hari
kiamat.
Namun apabila Allah kehendaki,
bisa saja Ia menyiksanya di neraka untuk sementara,
namun adzab itu tidak kekal,
bahkan akan dikeluarkan untuk dimasukkan ke tempat
kenikmatan yang abadi (surga)
! Guru kami
(Al-Imam Abu Thayib) Sahal bin Muhammad (As-Sha'luki) rahimahullah
berkata:"Seorang mukmin,
walaupun disiksa di neraka, ia tidak akan dicampakkkan
seperti dicampakkannya orang
kafir. Ia pun tidak kekal seperti orang-orang kafir, dan ia
tidak akan celaka seperti
celakanya orang kafir"
! Artinya, bahwa
orang kafir akan diseret ke neraka dan dalam keadaan tersungkur
wajahnya, dibelenggu, dibebani
dengan beban yang berat. Sedangkan seorang mukmin
yang dihukum di neraka, ia akan
masuk seperti tahanan yang masuk penjara di dunia
dengan berjalan, tanpa
dijungkirbalikkan, atau dicampakkan seperti pada orang kafir.
! Arti
ucapan:"..dia tidak akan dicampakkan seperti orang kafir yaitu bahwa orang
kafir
dimasukkan seluruh tubuhnya ke
neraka dan setiap kali kulitnya gosong, kemudian
diganti dengan kulit yang baru,
agar ia betul-betul merasakan siksa-Nya, sebagaimana
diceritakan dalam
Al-Qur'an:" Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat
Kami, kelak akan Kami masukkan
mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka
hangus, Kami ganti kulit mereka
dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan
azab. Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana. (An-Nisaa:56)
Adapun orang-orang beriman,
wajah-wajah mereka tidak akan disentuh oleh api neraka,
dan anggota sujud mereka juga
tidak akan dibakar api neraka, karena Allah telah
mengharamkan neraka untuk
membakar anggota-anggota sujud12
12 Dalilnya sabda Nabi
shallallahu'alaihi wa sallam:"Allah mengharamkan bagi api nereka untuk
menjilat bekasbekas
sujud."(HR. Bukhari) dan
lainnya
. 19
! Arti ucapan
beliau:"...mereka tidak akan kekal didalamnya seperti orang
kafir...". Orangorang
kafir kekal di neraka dan tidak
akan dikeluarkan selama-lamanya, sedangkan
pelaku dosa-dosa besar dikalangan
mukminin tidak akan kekal di neraka (jika masuk).
Makna ucapan beliau:"..tidak
akan celaka seperti celakanya orang kafir..". Bahwasanya
orang-orang kafir putus asa untuk
mendapat rahmat Allah, mereka juga tidak
mempunyai harapan sama sekali
untuk senang. Adapun orang-orang yang beriman,
mereka tidak putus-putusnya
mengharap rahmat Allah disetiap keadaan. Karena pada
akhirnya seorang mukmin akan
masuk surga, karena mereka diciptakan untuk masuk
surga dan surga diciptakan untuk
menjadi miliknya, sebagai keutamaan dan karunia
dari Allah azza wa jalla
. 20
HUKUM ORANG YANG MENINGGALKAN SHALAT DENGAN SENGAJA
! Ulama Ahli
Hadits berbeda pendapat mengenai orang yang meninggalkan shalat wajib
dengan sengaja.
Imam Ahmad dan banyak ulama salaf13 menganggap kafir
orang tersebut dan
mengeluarkannya dari Islam,
berdasarkan hadits shahih bahwasanya Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam
bersabda:"Yang membatasi antara seorang hamba dan
kemusyrikan adalah meninggalkan
shalat. Barangsiapa yang meninggalkannya maka dia
telah kafir."14
! Sementara Imam
Syafi'i, para sahabatnya dan banyak ulama salaf menganggap orang
tersebut belum kafir, selama
masih meyakini kewajiban shalat tersebut. Akan tetapi
mereka berpendapat bahwa orang
tersebut harus dibunuh, sebagaimana dibunuhnya
orang-orang murtad.
Mereka menafsirkan sabda Nabi
shallallahu'alaihi wa sallam:"Barangsiapa yang
meninggalkan shalat (dengan
mengingkari kebajibannya) maka ia kafir"
Hal itu sebagaimana firman Allah:
"..Sesungguhnya aku telah
meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman
kepada Allah, sedang mereka kafir
(ingkar) kepada hari kemudian"(Yuusuf:37)
Beliau (Yusuuf) meninggalkan
mereka bukan karena tindakan yang belum jelas
kekufurannya, namun karena mereka
mengingkari (Allah dan hari akhir)
13 Mereka diantaranya:Ishaq bin
Rahawaih, Ibnul Mubarak, Ibrahim An-Nakha'i, Al-Hakam bin Utaibah, Ayyub
As-Sakhtiyani, Abu Bakar bin
Syaibah, Abu Khaitsamah, Zuhaeir bin Harab dan lainnya. Adapun dari kalangan
Sahabat: Umar bin Khatab, Mu'adz
bin Jabal, Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, Jabir bin Abdullah, Abu Darda dan
lainnya
14 Dikeluarkan oleh Ibnu Nashar,
Muslim, Ahmad dan lainnya
. 21
PERBUATAN HAMBA ADALAH CIPTAAN ALLAH
! Termasuk
diantara pemahaman Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah keyakinan bahwa
perbuatan hamba adalah makhluk
(diciptakan oleh) Allah azza wa jalla.
Mereka tidak ada yang membantah
permasalahan ini, sebaliknya mereka mangannggap
orang-orang yang mengingkari hal
ini sebagai orang-orang yang menyimpang dari
kebenaran dan petunjuk
. 22
HIDAYAH DATANGNYA DARI ALLAH
! Mereka (Ashabul
Hadits) bersaksi bahwa Allah ta'ala memberi petunjuk kepada siapa
saja yang dikehendaki menuju
Agama-Nya dan menyesatkan siapa saja yang
dikehendaki untuk menjauhi
Agama-Nya, namun bagi orang yang disesatkan-Nya tidak
ada alasan (untuk bebas dari
siksa-Nya).
Allah
berfirman:"Katakanlah:"Allah mempunyai hujjah yang jelas lagi kuat;
maka jika
Dia menghendaki, pasti Dia
memberi petunjuk kepada kamu semuanya". (Al-An'am:149)
Allah berfirman:"Dan kalau
Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiaptiap
jiwa petunjuk (bagi)nya, akan
tetapi telah tetaplah perkataan (ketetapan)
daripadaku; "Sesungguhnya
akan Aku penuhi neraka Jahannam itu dengan jin dan
manusia bersama-sama. (QS. 32:13)
Allah juga berfirman:"Dan
sesungguhnya Kami jadikan untuk isi nereka Jahannam
kebanyakan dari jin dan
manusia...(Al-A'raf:179)
! Maha suci Allah
yang telah menciptakan makhluk tanpa merasa butuh kepada mereka.
Allah menciptakan mereka dalam 2
golongan.
Satu golongan berhak masuk
kedalam tempat kenikmatan sebagai keutamaan yang
Allah berikan, dan golongan yang
lain dimasukkan ke neraka sebagai keadilan.
Allah menjadikan diantara mereka
ada yang tersesat dan ada yang terbimbing, ada yang
celaka dan ada yang bahagia. Ada
yang dekat dengan rahmat-Nya dan ada yang jauh
dari rahmat-Nya.
Allah berfirman:"Dia tidak
ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah
yang akan ditanyai.
(Al-Anbiya':23)
Allah berfirman:"Ingatlah,
menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha
suci Allah, Rabb semesta alam.
(Al-A'raf:54)
! Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:"Sesungguhnya bakal penciptaan
seseorang diantara kamu
dikumpulkan dalam perut ibunya dalam 40 hari berupa
nutfah, kemudian menjadi segumpal
darah selama itu juga (40 hari), kemudian menjadi
. 23
segumpal daging selama itu juga.
Kemudian Allah mengutus malaikat untuk
menetapkan 4 perkara : rizkinya,
ajalnya, amal perbuatannya, ia celaka atau bahagia.
Maka demi Allah yang tiada tiada
Tuhan selain Dia, sungguh seorang diantara kamu
ada yang melakukan amalan ahli
syurga hingga tidak ada diantara dia dan syurga itu
kecuali sehasta saja, kemudian
dia didahului oleh taqdir Allah, lalu ia melakukan amalan
ahli neraka, maka ia pun masuk
neraka.
Dan sungguh salah seorang
diantara kamu melakukan amalan-amalan ahli neraka,
sehingga tidak ada anatara dia
dan neraka kecuali sehasta saja, maka ia didahului oleh
takdir Allah, lalu ia melakukan
amalan ahli syurga, maka ia pun masuk syurga" 15
15 HR.Bukhari, Muslim dan lainnya
. 24
KEBAIKAN DAN KEJELEKAN
! Ahlus Sunnah
bersaksi dan berkeyakinan bahwa kebaikan dan kejelekan, manfa'at dan
mudzarat (kejadian yang manis
maupun yang pahit) semuanya dari takdir dan
ketentuan Allah ta'ala, tidak ada
yang mampu mencegahnya, menyimpangkannya atau
menjauhkannya.
Seseorang tidak akan tertimpa
suatu musibah melainkan apa yang telah ditakdirkan.
Meskipun seluruh makhluk berusaha
keras untuk menolong orang tersebut, akan tetapi
Allah menakdirkan untuk tertimpa
musibah maka usaha tersebut tidak berhasil.
Demikian juga meskipun seluruh
makhluk berusaha untuk mencelakakan dirinya akan
tetapi orang tersebut tidak
ditakdirkan celaka, maka usaha tersebut tidak akan berhasil,
hal ini sebagaimana hadits dari
Ibnu Abbas radiallahu'anhu.16
! Allah
berfirman:"Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak
ada yang dapat menghilangkannya
kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan
bagi kamu, maka tak ada yang
dapat menolak kurnia-Nya.."(Yuunus:107)
! Termasuk dari
pemahaman dan manhaj Ahlus Sunnah-selain keyakinan mereka bahwa
kebaikan dan kejelekan semuanya
dari takdir Allah-mereka juga menetapkan bahwa
tidak diperkenankan menyadarkan
kepada Allah apa-apa yang berkesan negatif bila
diucapkan secara terpisah. Tidak
boleh dikatakan, misalnya: Allah itu pencipta monyet,
babi, kumbang kelapa dan
jangkrik, meskipun kita tahu tidak ada makhluk yang tidak
diciptakan oleh Allah. Dalam hal
ini terdapat hadits tentang do'a istiftah:"Sungguh Maha
Suci dan Maha Tinggi Engkau ya
Allah, kebaikan seluruhnya di keduatangan-Mu dan
kejelekan tidak disandarkan
kepada-Mu"17
Maksudnya, wallahu a'lam,
kejelekan tidak termasuk yang bisa disandarkan kepada
Allah secara terpisah,
seperti:"Wahai Pencipta keburukan, atau wahai yang menakdirkan
kejelekan". Meskipun benar
bahwasanya Dia-lah yang menciptkan dan menakdirkan
kejelekan tersebut.
16 Yakni sabda Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam:"Ketahuilah, bahwa seseungguhnya seandainya
bersatu
umat manusia untuk memberikan
manfa'at padamu dengan sesuatu, niscaya tiadalah mereka dapat
melakukannya kecuali dengan
sesuatu yang ditakdirkan Allah kepadamu, dan seandainya mereka bersatu untuk
mencelakakan kamu dengan sesuatu,
niscaya mereka tidak akan dapat mencelakakan kamu kecuali dengan
sesuatu yang telah Allah takdirkan
kepadamu. Telah diangkat pena (untuk menulis takdir) dan telah kering
lembaran-lembaran itu (HR.
Turmudzi dll dan dikatakan hasan shahih)
17 Dikeluarkan oleh:Ahmad, Muslim dan
lainnya
. 25
Oleh karena itu Nabi Khidir
'alaihissalam menyandarkan kehendak untuk merusak
perahu kepada dirinya sendiri,
seperti dikisahkan dalam Al-Qur'an:"Adapun kapal itu
kepunyaan orang-orang miskin yang
bekerja di laut, dan aku hendak merusakkan kapal
itu, karena dihadapan mereka ada
seorang raja yang merampas tiap-tiap kapal. (Al-
Kahfi:79)
Namun ketika beliau menyebutkan
kebaikan, kebajikan, dan rahmat, beliau
menyandarkan kehendaknya kepada
Allah, Allah ta'ala berfirman:"..maka Rabbmu
menghendaki agar supaya mereka
sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan
simpanan itu, sebagai rahmat dari
Rabbmu.."(Al-Kahfi:82)
Allah juga memberitakan tentang
diri Ibrahim 'alaihissalam dalam firman-Nya:"dan
apabila aku sakit. Dialah Yang
menyembuhkan aku, (Asy-Syu'ara:80)
Beliau menyandarkan sakit kepada
dirinya sendiri dan menyandarkan kesembuhan
kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Meskipun keduanya datangnya dari Allah Yang
Maha Mulia
. 26
KEHENDAK ALLAH AZZA WA JALLA
! Demikian juga
termasuk madzhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah, bahwa Allah azza wa
jalla berkehendak atas semua amal
perbuatan hamba-hamba-Nya, yang baik maupun
yang jelek.
Tidak ada seorang pun yang
beriman kecuali dengan kehendak-Nya. Dan tidak ada
seorangpun yang kafir kecuali
dengan kehendak-Nya. Jika Allah menhendaki, niscaya
Allah jadikan mereka satu umat,
sebagaimana firman Allah:
"Dan jikalau Rabbmu
menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi
seluruhnya.."(Yuunus:99)
Kalau Allah menghendaki untuk
tidak terjadi kemaksiatan, Allah tidak ciptakan Iblis.
Maka kekufuran orang yang kafir,
keimanan orang yang beriman, (keingkaran orang
atheis, tauhidnya ahli tauhid,
ketaatan orang yang taat, dan kemaksiatan orang yang
bermaksiat) semuanya terjadi
kerena ketentuan, takdir, keinginan dan kehendak-Nya.
Dan Allah menghendaki semuanya
itu dan menakdirkannya. Namum Allah meridhai
keimanan dan membenci kekufuran
dan kemaksiatan. Allah berfirman:"Jika kamu kafir
maka sesungguhnya Allah tidak
memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai
kekafiran bagi hamba-Nya; dan
jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu
kesyukuranmu
itu."(Az-Zumaar:7)
. 27
HASIL AKHIR KEHIDUPAN PARA HAMA ADALAH HAL GHAIB
! Ahlus Sunnah
bersaksi dan berkeyakinan bahwa hasil akhir kehidupan para hamba
adalah hal yang ghaib. Seseorang
tidak mengetahui bagaimana ia mengakhiri hidupnya.
Mereka tidak menghukumi seseorang
bahwa dia calon penghuni syurga atau calon
penghuni nereka, kerena hal itu
merupakan perihal ghaib.
Mereka tidak mengetahui dengan
apa mereka mengakhiri hidupnya (apakah dengan
keimanan atau dengan kekufuran).
Oleh karena itu mereka
mengatakan:"Mukmin insya-Allah" (artinya: termasuk dari
mukminin yang mengakhiri hidupnya
dengan kebaikan, insya-Allah)
. 28
PERSAKSIAN TERHADAP ORANG YANG MATI
DENGAN KEYAKINAN YANG DIBAWANYA
! Ahlus Sunnah
bersaksi atas orang yang mati dalam keadaan Islam akan masuk syurga.
Dan jika ia ditakdirkan oleh
Allah untuk disiksa terlebih dahulu di dalam neraka karena
perbuatan dosa-dosanya yang belum
bertaubat, maka adzab itu tidak kekal, pada
akhirnya Allah akan masukkan dia
ke Syurga. Tidak ada seorangpun dari muslimin
yang akan kekal di neraka sebagai
keutamaan dari Allah.
Dan barangsiapa yang mati dalam
keadaan kafir-Wal 'iyadzu Billah-, maka tempat
kembalinya adalah neraka dan akan
kekal didalamnya.
. 29
MEREKA YANG MENDAPAT KABAR GEMBIRA MASUK SYURGA
! Dari kalangan
sahabat yang mendapat kabar gembira (dengan disebutkan namanya),
maka Ashabul Hadits mengakui hal
itu dan membenarkannya atas berita itu dan janji
tersebut, Karena beliau tidak
akan mempersaksikan hal itu kecuali setelah
mengetahuinya.
Allah subhanahu wa ta'ala
memberitahu sebagian ilmu ghaib yang
dikehendakinya, sebagaimana
firman Allah:"
"(Dia adalah Rabb) Yang
Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak
memperlihatkan kepada seorangpun
tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada
rasul yang
diridhai-Nya.."(Al-Jinn:26-27)
! Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam telah memberi kabar gembira kepada sepuluh
orang sahabatnya untuk masuk
surga, mereka adalah: Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali,
Thalhah, Zubeir, Abdurrahman bin
'Auf, Sa'ad bin Abi Waqqas, Sa'id (bin Zaid ), dan
Abu Ubadah bin Jarrah18
! Demikian pula
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Tsabit
bin Qis bin Syammas:"Kamu
termasuk ahli syurga"
18 Hadits yang diriwayatkan oleh
Sa'id bin Zaid secara marfu'
. 30
SAHABAT-SAHABAT YANG PALING UTAMA DAN MASA KEKALIFAHANNYA
! Ahlus Sunnah
juga bersaksi dan berkeyakinan bahwa sahabat Rasulullah yang paling
utama adalah: Abu Bakar, kemudian
Umar, Kemudian Utsman, Kemudian Ali.
Mereka adalah para khalifah yang
mendapat petunjuk, yang kekhalifahan mereka
diberitakan oleh Nabi
shallallahu'alaihi wa sallam dengan sabdanya:"Kekhalifannya
sesudah berlangsung selama tiga
puluh tahun"
[Kemudian beliau menambahkan: Abu
Bakar memegang pemerintahan selama 2 tahun,
Umar, 10 tahun, Utsman 12 tahun
dan Ali 6 tahun]19
Setelah masa pemerintahan mereka,
urusan dikuasai oleh penguasa-penguasa yang
jahat sebagaimana diberitakan
oleh Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam.20
! Ash Habul Hadits
menetapkan kekhalifahan Abu Bakar radhiallahu'anhu setelah
kematian Rasulullah shallallahu'alaihi
wa sallam berdasarkan pemilihan, kesepakatan
dan pendapat mereka kompak.
Mereka menyatakan:"Kalau
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam telah meridhai Abu
Bakar untuk urusan agama maka
kami ridha kalau Abu Bakar mengurusi permasalahan
dunia bagi kami"
[Yakni Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam mengambil pengganti untuk mengimami
manusia dalam shalat fardhu
ketika Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam sakit dan ini
merupakan urusan agama, maka kami
ridha Abu Bakar sebagai pengganti Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam
dalam urusan dunia kami]
! Kemudian
Kekhalifahan Umar bin Khatab dengan dipilih oleh Abu Bakar yang
kemudian disepakati oleh para
Sahabat yang lain. Dan dengan kekhalifahannya itu
Allah merealisasikan janji-Nya
untuk meninggikan dan mengagungkan syi'ar Islam.
! Kemudian
Kekhalifahan Utsman bin Affan melalui ijma' majelis syura dan ijma para
sahabat secara keseluruhan.
! Kemudian
kekhalifahan 'Ali dengan dibaiat oleh para sahabat, setelah melihat bahwa
'Alilah yang paling berhak dan
paling mulia pada masa itu untuk memegang
kekhalifahan dan tidak
membolehkan tindakan menentang dan menyelisihi
pemerintahan beliau.
19 Diriwayatkan oleh Ahmad, Tirmidzi
dan lainnya, dihasankan oleh Ibnu Abi 'Ashim
20 Diriwayatkan oleh Ahmad dan
lainnya dengan sanad hasan
. 31
! Mereka adalah
empat Khulafa Rasyidin yang dengannya Allah memenangkan agama-
Nya, mengalahkan orang-orang
kafir, dan kedudukan Islam menjadi kokoh.
Allah berfirman:"Dan Allah
telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara
kamu dan beramal shalih bahwa Dia
sungguh-sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa di Bumi, sebagaimana Dia
telah menjadikan orang-orang sebelum mereka, dan
sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk
mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar keadaan mereka, sesudah mereka berada
dalam ketakutan menjadi aman
sentausa.."(An-Nuur:55)
Allah juga berfirman:"...dan
orang-orang yang bersama dia (Rasulullah) adalah keras
terhadap orang kafir tetapi
berkasih sayang sesama mereka.."
sampai firman-Nya:"..yaitu
seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas
itu menjadikan tanaman itu kuat
lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus diatas
pokoknya, tanaman itu
menyenangkan hati para penanamnya karena Allah hendak
membuat jengkel hati orang-orang
kafir..."(Al-Fath:29)
! Maka barangsiapa
yang mencintai mereka, berwala kepada mereka, mendoakan mereka,
memelihara hak mereka dan
mengakui keutamaan mereka, maka ia termasuk orangorang
yang menang. Sebaliknya,
barangsiapa yang membenci mereka, mencaci mereka,
menuduh kepada mereka seperti
yang dituduhkan oleh orang-orang Rafidhah (syiah
imamiah) dan khawarij dan
khawarij yang semoga Allah melaknat mereka, maka ia
termasuk orang-orang yang binasa.
. 32
SHALAT DI BELAKANG (PEMERINTAH) YANG SHALIH MAUPUN FAJIR,
SERTA BERJIHAD BERSAMA MEREKA
! Ashabul Hadits
berpendapat seharusnya melaksanakan shalat Jum'at, shalat 'Ied dan
selain keduanya dibelakang imam
muslimin baik dia shalih maupun fajir.
! Mereka juga
berpendapat bahwa berjihad melawan orang-orang kafir itu bersama-sama
pemerintah meskipun mereka zhalim
dan fasiq.
! Mereka juga
menganjurkan untuk mendo'akan mereka agar menjadi baik dan mendapat
hidayah (serta menebarkan
keadilan dalam masyarakat)
! Mereka juga
tidak membolehkan untuk memberontak kepada pemimpin-pemimpin
fasiq tersebut, meskipun mereka
menyaksikan penyimpangan pemerintah dari konsep
keadilan dan menggantinya dengan
diktatorisme dan penindasan.
! Mereka juga
berpendapat untuk memerangi para pemberontak sampai orang-orang itu
kembali taat kepada pemerintah.
. 33
SIKAP MEREKA TERHADAP PARA SAHABAT
! Mereka
berpendapat untuk menahan diri [untuk membicarakan] dalam perselisihan
yang terjadi dikalangan sahabat.
Memelihara lisan mereka untuk tidak mengucapkan
kata-kata yang berkesan
mendiskreditkan dan merendahkan para sahabat.
! Ashabul Hadits
berpendapat, seharusnya mencitai mereka dan berwala kepada mereka
secara keseluruhan. Demikian juga
mereka menganggap wajib untuk memuliakan para
istri-istri beliau radhiallahu'anhunna,
mendoakan mereka, mengakui keutamaan mereka
dan mengakui juga mereka
(istri-istri Nabi) sebagai ibu-ibu kaum muslimin
. 34
SESEORANG MASUK SURGA BUKAN KARENA AMALNYA
! Mereka juga
bersaksi dan berkeyakinan bahwa seseorang tidak bisa dipastikan masuk
surga-walaupun ia telah melakukan
amalan-amalan yang baik.[ibadahnya nampak
ikhlas, dan ketaatannya demikian
tinggi] dan jalan kehidupannya pantas untuk
diteladani- kecuali jika diijinkan
oleh Allah, sebagai keutamaan yang diberikan
kepadanya. Maka dengan keutamaan
dan karunia-Nya itu ia masuk surga.
Karena amal baik yang ia lakukan
tidaklah dapat dilakukan dengan mudah kecuali
karena kemudahan dari Allah. Jika
Allah tidak memberi kemudahan [niscaya ia tidak
dapat melakukannya. Dan jika
Allah tidak mengarunianya hidayah] niscaya ia tidak
mendapat hidayah selama-lamanya,
[meskipun ia telah berupaya keras]. Hal ini
sebagaimana firman Allah
ta'ala:"...Sekiranya kalau bukan karena karunia Allah dan
rahmat-Nya, niscaya tidak ada
seorangpun dari kamu yang bersih (dari perbuatan keji
dan mungkar) selama-lamanya,
tetapi Allah membersihkan siapa saja yang
dikehendaki..."(An-Nuur:21)
Allah juga berfirman memberitakan
tentang penduduk surga:"..Dan mereka
berkata:"segala puji bagi
Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini, dan kami
sekali-kali tidak akan mendapat
petunjuk kalau Allah tidak memberi kami
petunjuk.."(Al-A'raaf:43)
. 35
SETIAP MAKHLUK TELAH DITENTUKAN AJALNYA
! Mereka juga
bersaksi dan berkeyakinan bahwa Allah azza wa jalla telah menentukan
batas akhir kehidupan bagi setiap
makhluk.
Sesungguhnya setiap jiwa itu
tidak akan mati kecuali dengan ijin Allah dan takdir dari-
Nya.Apabila sudah ditakdirkan
waktunya mati, maka tidak ada pilihan lagi kecuali
mati. Tidak bergeser sedikitpun.
Allah berfirman:"Tiap-tiap umat mempunyai batas
waktu, maka apabila telah datang
waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya
barang sesaatpun dan tidak pula
memajukannya"(Al-A'raaf:34)
Allah juga berfirman:"Setiap
yang yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan ijin
Allah sebagai ketentuan yang
telah ditetapkan waktunya."(Ali-Imran:145)
! Mereka juga
bersaksi dan berkeyakinan bahwa siapa yang mati atau terbunuh, maka hal
itu merupakan takdir. Allah
berfirman:"Katakanlah:"Sekiranya kamu berada
dirumahmu, niscaya orang-orang
yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar
(juga) ketempat mereka
terbunuh..."(Ali-'Imran:154)
Allah juga
berfirman:"Dimanapun kamu berada, kematian akan menemuimu, walaupun
kamu berada dalam benteng yang
tinggi lagi kokoh..."(An-Nisaa:78)
. 36
GODAAN SYAITAN
! Mereka juga
bersaksi dan berkeyakinan bahwa Allah subhanu wa ta'ala telah
menciptakan syaitan yang akan
menggoda umat manusia, agar mereka tergelincir, maka
syaitan-syaitan itu terus
mengawasi mereka, Allah berfirman:"..Sesungguhnya syaitan
itu membisikan kepada
kawan-kawannya agar mereka membantah kamu, dan jika kamu
menuruti mereka, sesungguhnya
kamu tentulah menjadi orang-orang yang musrik.."(Al-
An'am:121)
! Allah dapat
memberi kuasa atas diri mereka (syaitan) untuk menggoda siapa saja yang
Allah kehendaki. Namun Allah juga
menjaga siapa saja yang dikehendaki dari tipu daya
mereka, Allah
berfirman:"Sesungguhnya syaitan itu tidak mempunyai kekuasaan atas
orang-orang yang beriman dan
bertawakal kepada Allah, Sesungguhnya kekuasaanya
(syaitan) itu hanyalah atas
orang-orang yang mengambilnya menjadi pemimpin dan atas
orang-orang yang menyekutukan
Allah."(An-Nahl:99-100)
. 37
SIHIR DAN TUKANG SIHIR
! Mereka (Ashabul
Hadits) juga berkeyakinan bahwa di dunia ini memang ada sihir dan
tukang sihir, akan tetapi tukang
sihir tersebut tidak dapat mencelakakan seseorang
kecuali dengan ijin Allah azza wa
jalla, sebagaimana firman Allah ta'ala:"Dan mereka
(tukang sihir) tidak memberi
mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali
dengan ijin Allah
.."(Al-Baqarah:102)
! Barangsiapa yang
menjadi penyihir atau menggunakan jasa sihir, sementara ia
berkeyakinan bahwa sihir bisa
memberi manfaat atau memberi mudharat tanpa ijin
Allah, maka ia telah kafir kepada
Allah ta'ala.
! Apabila
seseorang telah melakukan hal-hal yang secara dzahir dapat membuatnya kafir
itu, maka ia harus dipaksa untuk
bertaubat, kalau enggan dipenggal lehernya (oleh
penguasa muslim).
Namun apabila ia hanya melakukan
perkara sihir yang tidak sampai
mengkufurkan dirinya, atau
misalnya mengucapkan sesuatu yang dia sendiri
tidak memahaminya, maka cukup
dicegah saja. Kalau enggan, bisa diberikan
hukuman cambuk.
! Apabila
seseorang berpendapat bahwa sihir itu tidaklah haram, bahkan meyakininya
boleh-boleh saja, maka orang itu
harus dibunuh karena ia telah membolehkan apa yang
telah menjadi kesepakatan umat
Islam bahwa sihir itu haram.
. 38
ADAB DAN PERILAKU ASHABUL HADITS
! Mereka (Ashabul
Hadits) mengharamkan minuman yang memabukkan yang diproses
baik dari anggur, korma, madu,
jagung dan lain sebagainya yang memabukkan, mereka
mengharamkannya baik sedikit
maupun banyak.21
Mereka menghindarinya dan
mengharuskan bagi yang mengkonsumsinya untuk
dihukum.
! Mereka
berpendapat seharusnya bersegera menunaikan shalat lima waktu, dan
melakukan diawal waktu lebih
utama dari pada di akhir waktu. Hal demikian untuk
mendapatkan pahala yang lebih
besar yang telah dijanjikan.
! Mereka juga
mewajibkan ma'mum untuk membaca Al-Fatihah dibelakang imam22
! Mereka
memerintahkan untuk menyempurnakan ruku', sujud, serta mewajibkannya.
Mereka berpendapat bahwa
kesempurnaan ruku' diantaranya dengan adanya
tu'maninah dan menegakkan
punggung ketika bangkit dari ruku' yang disertai juga
dengan tu'maninah. Demikian juga
ketika bangkit dari sujud, duduk diantara 2 sujud,
semuanya itu dengan tu'maninah.
Mereka berpendapat semuanya itu sebagai rukun
sahnya shalat.
! Mereka saling
menganjurkan untuk melakukan shalat malam setelah tidur,
menyambung tali silaturahmi,
menebarkan salam, memberi makan fakir miskin,
menyayangi anak-anak yatim dan
memperhatikan urusan kaum muslimin. Dan menjaga
kehalalan makanan, minuman,
pakaian, pernikahan dan aktifitas lainnya.
! Mereka juga
menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar, bersegara melakukan kebajikan
sebanyak-banyaknya, [hati-hati
terhadap akibat sifat ketamakan, saling menganjurkan
untuk istiqamah diatas kebenaran
dan bersabar], saling mencintai dan benci karena
21 Hal ini sebagaimana hadits
Nabi:"Setiap yang memabukkan adalah khamer, dan setiap khamer adalah
haram."(HR.Ahmad. Muslim
dll). Dan Sabda Nabi:"Setiap yang memabukkan dalam jumlah yang banyak,
maka
dalam jumlah sedikit juga
haram."(HRAhmad, Abu Daud dll, hadits hasan)
22 Hal ini berdasarkan
hadits:"Tidak ada shalat (tidak sah) bagi yang tidak membaca
Al-Fatihah." (HR. Bukhari).
Namun kewajiban membaca Al-Fatihah
ini berlaku ketika shalat sirriyah (yang bacaan imam tidak dikeraskan,
seperti: Dzuhur, Ashar). Adapun
shalat jahriyah (yang bacaan imam dikeraskan, seperti: Subuh, Maghrib, 'Isya)
maka cukup dengan mendengarkan
bacaan imam. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:"
Sesungguhnya dijadikan imam itu
untuk diikuti, apabila ia bertakbir maka betakbirlah, dan apabila ia membaca
qiraat maka
dengarkanlah."(HR. Abu Daud, Muslim dan lainnya). Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam juga
bersabda:"Barangsiapa yang
mempunyai imam maka bacaan imam adalah bacaan baginya."(HR. Ibnu Abi
Syaibah, Abu Daud dan lainnya).
Hal ini dijelaskan oleh Syaikh Nasiruddin Al-Albany dalam 'Sifat Shalat
Nabi".
wallahu a'lam
. 39
agama. Mereka juga menghindari
perdebatan, mereka menghindari ahli bid'ah dan
kesesatan dan memusuhi ashabul
ahwa dan orang-orang yang berkata tanpa ilmu.
! Mereka mengikuti
jejak Nabi, para sahabatnya serta para ulama salafaus shalih.
! Mereka membenci
ahli bid'ah yang mengada-adakan sesuatu yang baru dalam agama,
tidak mencintai dan bersahabat
dengan mereka, tidak mendengarkan ucapan-ucapan
mereka, duduk dimajelis mereka,
berdebat dengan mereka serta bertukan pikiran
dengan mereka.
Mereka menjaga telinga-telinga
mereka dari mendengarkan ucapan-ucapan ahli bid'ah
walaupun sepertinya selintas
namun bisa menimbulkan keraguan dan merusak
pemahaman. Allah telah mengingatkan
dalam firmannya:"Dan apabila kamu melihat
orang-orang yang
memperolok-olokan ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga
mereka mereka membicarakan
pembicaraan yang lain"(Al-An'am)
. 40
CIRI-CIRI AHLI BID'AH
! Ciri-ciri ahli
bid'ah sangat jelas dan terang, yang paling menonjol diantaranya: kebencian
mereka kepada para pembawa
riwayat hadits, merendahkannya, dan menggelarinya
dengan: penghafal catatan kaki,
orang-orang dungu, orang-orang tekstual atau
musyabihah (orang-orang yang
menyamakan sifat Allah dengan sifat makhluk). Mereka
meyakini adanya makna bathin dari
hadits-hadits Nabi shallallahu'alaihi wa sallam,
sehingga mereka menafsirkan hanya
dengan otak mereka yang telah dirusak oleh
syaitan, hati nurani mereka teleh
rusak, dan argumentasi dan pemikiran mereka sangat
rancu dan berantakan. Allah
berfirman:"Mereka itulah orang-orang yang dilaknati oleh
Allah dan ditulikan telinganya
dan dibutakan penglihatan mereka."(Muhammad:23)
! Ahmad bin Sinan
Al-Qaththan berkata:"Di kolong langit ini, tidak seorangpun ahli
bid'ah yang tidak membenci ahli
hadits, karena ketika orang itu telah berbuat bid'ah
maka ia akan kehilangan kemanisan
ilmu hadits dalam hatinya"
! Abu Hatim
Muhammad bin Idris Al-Hanzali Ar-Razi berkata:"Ciri-ciri ahli bid'ah yaitu
suka mengolok-olok ahlu atsar
(ahli hadits), dan termasuk ciri-ciri orang zindiq
(munafiq) yaitu suka menggelari
ahli atsar sebagai penghafal catatan kaki, yang mereka
inginkan adalah membatalkan atsar
sebagai sumber hukum.
Termasuk ciri-ciri qadariyah
(orang-orang yang mengingkari adanya takdir) adalah
menggelari ahlus sunnah dengan
jabariyah (orang-orang yang bergantung kepada
takdir dan meninggalkan usaha).
Diantara ciri-ciri jahmiyyah
(orang-orang yang mengingkari nama-nama dan sifat Allah)
adalah menggelari ahlus sunnah
dengan sebutan musyabihah (orang-orang yang
menyerupakan sifat Allah dengan
sifat makhluk)
Diantara ciri-ciri rafidhah
(syiah) adalah menggelari ahlus sunnah dengan sebutan
nabithah dan nashibah
(orang-orang yang membenci ahli bait).
Abu 'Utsman berkata:" Saya
melihat bahwa ahli bid'ah yang menggelari ahlus sunnah
[namun dengan karunia dari Allah,
tuduhan tersebut tidaklah benar dan tidak pantas
disandarkan kepada ahlus sunnah]
mereka (ahli bid'ah) mengikuti jalannya musrikin
[semoga Allah melaknat mereka]
yang menggelari Rasulullah shallallahu'alaihi wa
sallam dengan gelar-gelar yang
tidak pantas. Diantaranya ada yang menggelari
Rasulullah shallallahu'alaihi wa
sallam sebagai tukang sihir, dukun, ahli sya'ir, orang
gila, orang kesurupan, pembohong,
tukang nyleneh dan lain sebagainya. Padahal Nabi
shallallahu'alaihi wa sallam
sangat jauh dari semua 'aib tersebut. Beliau adalah Nabi dan
Rasul yang terpilih. Allah
berfirman:"Perhatikanlah,bagaimana mereka membuat
. 41
perbandingan-perbandingan tentang
kamu, lalu sesatlah mereka, mereka tidak sanggup
(mendapatkan) jalan (untuk
menentang kerasulanmu)."(Al-Furqan:9)
! Demikian juga
halnya dengan ahlu hadits yang diberi gelar-gelar buruk oleh ahli bid'ah,
padahal ahlu hadits sangat jauh
dan bersih dari celaan tersebut. Ahlu hadits adalah
orang-orang yang berpegang teguh
dengan sunnah yang bersih, sistem kehidupan yang
diridhai oleh Allah ta'ala,
jalan-jalan yang lurus dan hujjah yang kokoh.
Allah telah menganugrahi ahlu
hadits untuk dapat meneladani apa yang terdapat
dalam kitab-Nya, wahyu-Nya dan
firman-Nya, meneladani Rasul-Nya dalam
setiap hadits dimana Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam memerintahkan
umatnya untuk berlaku baik, dalam
ucapan dan perbuatan serta mencegah
mereka untuk berbuat kemungkaran.
Allah juga menolong ahlu hadits
untuk dapat berpegang teguh dengan sistem
kehidupan Nabi shallallahu'alaihi
wa sallam dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi
shallallahu'alaihi wa sallam.
Maka Allah-pun menjadikan mereka sebagai pengikut
wali-wali yang terdekat. Allah
juga melapangkan dada mereka untuk mencintai beliau,
mencintai para ulama-ulama umat.
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam
bersabda:"Seseorang akan
bersama orang yang dicintainya."23
23 HR. Bukhari, Ahmad dan lainnya
. 42
CIRI-CIRI AHLUS SUNNAH
! Salah satu ciri
ahlus sunnah adalah kecintaan mereka terhadap imam-imam sunnah dan
ulamanya dan para penolongnya dan
para walinya. Dan mereka membenci tokoh-tokoh
ahli bid'ah yang mereka itu
mengajak kepada jalan menuju neraka dan menggiring
pengikutnya menuju kehancuran.
Allah telah menghiasi dan menyinari ahlus sunnah
dengan kecintaan mereka kepada
ulama-ulama ahlus sunnah, sebagai karunia dan
keutamaan dari Allah ta'ala.
! Ahlus sunnah
juga sepakat untuk merendahkan ahli bid'ah, menghinakan mereka,
menjauhi dan memboikot mereka
serta menghindari untuk bersahabat dengan mereka.
! Janganlah kamu
tertipu oleh banyaknya ahli bid'ah, karena banyaknya jumlah ahli bid'ah
dan sedikitnya ahlus sunnah
merupakan tanda dekatnya hari kiamat, sebagaimana
sabda Nabi:"Sesungguhnya
termasuk diantara tanda-tanda dekatnya hari kiamat yaitu
sedikitnya ilmu dan
menyebarluasnya kebodohan (dalam agama)"24
! Ilmu itu sendiri
merupakan sunnah dan kebodohan itu sendiri merupakan bid'ah
! Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:"Iman itu akan mendekam di Madinah ,
seperti ular yang mendekam dalam
lubangnya25
! Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:"Tidaklah datang hari kiamat, sampai
tidak terdengar lagi di muka bumi
ini orang yang mengatakan Allah, Allah, Allah"
Dalam riwayat lain disebutkan
lailaha illallah26
! Barangsiapa yang
pada hari ini berpegang teguh dengan sunnah Rasul shallallahu'alaihi
wa sallam, melaksanakannya,
istiqamah diatasnya serta mendakwahkannya, ia akan
mendapatkan pahala yang lebih
banyak dibandingkan yang mengamalakan diawal
munculnya Islam, sebagaimana
sabda Nabi :"Sesungguhnya dibelakang hari nanti akan
datang hari-hari yang penuh
kesabaran. Orang yang berpegang teguh dengan apa yang
kalian pegang teguh akan mendapat
50 kali pahala yang kalian peroleh". Beliau ditanya
(oleh sahabat) :"Mungkin 50
kali pahala diantara mereka". Rasulullah shallallahu'alaihi
wa sallam menjawab:"Bahkan
50 kali pahala kalian"27
Rasulullah shallallahu'alaihi wa
sallam mengatakan demikian bagi orang yang
mengamalkan sunnah dimana pada
masanya umat sudah rusak.
24 HR. Bukhari, Muslim dan lainnya
25 HR. Bukhari, Muslim dan lainnya
26 HR. Ahmad, Muslim dan lainnya
27 HR. Ibnu Nashar dalam As-Sunnah
dengan sanda shahih
! Ibnu Syihab
Az-Zuhri mengatakan:"Mengajarkan sunnah itu lebih utama daripada
ibadah selama 200 tahun"
! Suatu ketika Abu
Muawiyah yang buta berbicara dengan Harun Ar-Rasyid, maka ia
menyampaikan hadits :"Suatu
saat Nabi Adam dan Musa 'alaihima sallam berdebat "
tiba-tiba Ali bin Ja'far
menyela:"Bagaiman mungkin itu bisa terjadi, masa kehidupan
Nabi Adam dan Nabi Musa kan
berbeda masa yang lama". Lalu khalifah Harun Ar-
Rasyid menghardiknya:"Dia
menceritakan kepadamu hadits dari Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam,
lalu kamu membantah dengan bagaimana mungkin?" Beliau
terus mengulang-ulangi, sampai
Ali bin Ja'far terdiam".
Abu Utsman
berkata:"Demikianlah seharusnya seseorang dalam mengagungkan haditshadits
Nabi, menerimanya dengan sepenuh
penerimaan, kepasrahan dan
mengimaninya. Membantah orang
yang menempuh jalan selain ini, sebagaimana yang
dilakukan oleh Harun Ar-Rasyid
rahimahullam terhadap orang yang dengan beraninya
membantah hadits dengan
mengatakan:"Bagaimana mungkin?" yang tujuannya adalah
membantah dan mengingkarinya.
Padahal seharusnya ia menerima semua yang
diberitakan oleh Nabi.
! Semoga Allah
menjadikan kita termasuk diantara mereka yang ketika mendengar hadits
kemudian mengikutinya. Berpegang
teguh sepanjang hidup dengan Kitabullah dan
Sunnah Rasul shallallahu'alaihi
wa sallam, serta menghindari hawa nafsu yang
menyesatkan, pendapat-pendapat
yang sesat dan berbagai kejahatan yang menghinakan
dengan karunia dan keutamaan dari
Allah ta'ala.
! Shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad ,
keluarganya serta para sahabat ridhwanullahu 'Alaihi
ajma'in.
Penulis:
Abu Isma'il Ash-Shabuni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar