Khotbah, artinya = Berpidato
Hajat, artinya = Keperluan
Pembukaan/awal
mulai pembicaraan (dengan lisan maupun tulisan) yang dimulai dengan pujian dan
sanjungan dan membaca tasyahhud (dua kalimat syahadat) kepada Allah
'Azza-Wa-Jala, untuk keperluan, seperti; berkhotbah jum'at, khotbah akad nikah,
berceramah/bertabligh, mengajar memberikan kuliah, berdiskusi, mengarang dan lain sebagainya.
Rasulullah SAW selalu memulai khotbahnya dengan mengucapkan puji-pujian dan sanjungan kepada Allah 'Azza-Wa-Jala serta bertasyahud sebagaimana telah diriwayatkan oleh banyak shahabat.
Di bawah ini akan saya bawakan beberapa riwayatnya :
- Dari Asma' binti Abi
Bakar, menceritakan : Artinya: ....Lalu Nabi SAW memuji Allah dan menyanjungnya,
kemudian beliau berkata : Am-ma ba'du..... (shahih riwayat : Bukhari I/29,
221 dan lain-lain).
- Dari Amir bin Taghlib
(lafadznya sama dengan riwayat Asma' diatas) (shahih riwayat : Bukhari
I/221)
- Dari Aisyah, ia
menceritakan : Artinya : ...Ketika beliau (Nabi SAW) telah selesai shalat
shubuh, beliau menghadap kepada orang banyak, lalu beliau BERTASYAHHUD,
kemudian beliau berkata : Am-ma ba'du.......(shahih riwayat : Bukhari
I/222).
- Dari Abu Humaid
As-Saa'idy, ia menceritakan. Artinya : ...Bahwa Rasulullah SAW pernah
berdiri (khotbah) di waktu sore sesudah sholat (ashar), lalu beliau
bertasyahhud dan menyanjung atas Allah yang memang Dia pemilik
(puji-pujian), kemudian beliau berkata: Am-ma ba'du... (shahih riwayat
Bukhari I/222).
- Dari Miswar bin Makhramah.
(lafadznya semakna dengan riwayat Aisyah dan Abu Hummaid As-Saa'idy)
(riwayat Bukhari I/222).
- Dari Ibnu Abbas, ia
menceritakan. Artinya : Nabi SAW pernah naik mimbar, lalu beliau memuji
Allah dan menyanjung atas-Nya, kemudian berkata: Am-ma ba'du... (shahih
riwayat Bukhari I/223).
- Dari Jabir bin Abdullah,
ia menceritakan. Artinya: Adalah Rasulullah SAW berkhotbah kepada manusia,
beliau memuji Allah dan menyanjung atas-Nya yang memang Dia (Allah)
pemilik (puji-pujian dan sanjungan) dan beliau mengucapkan : Barangsiapa
yang Allah pimpin dia, maka tidak ada satupun yang menyesatkannya, dan
barang siapa yang disesatkan (Allah), maka tidak ada satupun yang akan
bisa menunjukinya,... Kemudian beliau mengucapkan : Am-ma ba'du, maka
sesungguhnya sebaik-baik perkataan itu ialah Kitabullah (Al-Qur'an) dan
sebaik-baik pimpinan itu ialah pimpinan Muhammad, dan sejelek-jelek urusan
ialah yang diada-adakan (di dalam perkara ibadah), dan tiap-tiap bid'ah
itu sesat, dan tiap-tiap kesesatan itu tempatnya di neraka, (dalam satu
riwayat disebutkan : Beliau mengucapkan di dalam khotbahnya sesudah
bertasyahhud : Sesungguhnya sebaik-baik perkataan ialah
Kitabullah.......). (shahih riwayat : Muslim 2/11, Ahmad dan Nasa'i).
- Dari Abu Hurairah, ia
berkata : Nabi SAW bersabda : Artinya: Tiap-tiap khotbah yang tidak
(dimulai) dengan tasyahhud, maka dia (khotbah) itu seperti tangan yang
berpenyakit kusta/lepra. (shahih riwayat : Abu Dawud No. 4841. Ahmad, Ibnu
Hibban, Baihaqy. lihat kitab : Silsilah hadits-hadits shahih oleh Muhammad
Nashiruddin Albani jilid 1 no. 169).
Berkata Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani : Barangkali inilah sebab (atau sedikitnya diantara sebab-sebab) tidak berhasilnya faedah dari pelajaran-pelajaran dan kuliah-kuliah yang diberikan kepada para murid, karena tidak dimulai dengan tasyahhud. Dimana Nabi SAW sangat menganjurkan kepada para shahabatnya untuk mempelajarinya.
Saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) berkata : bahwa menurut Al-Albani yang dikehendaki "Tasyahhud" di hadits ini ialah "Khotbatul Hajat" yang Nabi SAW telah ajarkan kepada para shahabatnya, yang lafadznya sebagai berikut :
Artinya : "Sesungguhnya segala puji-pujian kepunyaan Allah. Kami memuji-Nya, dan kami memohon pertolongan kepada-Nya, dan kami meminta ampun kepada-Nya, dan kami memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan-kejahatan diri-diri kami, dan kesalahan-kesalahan perbuatan-perbuatan kami. Barang siapa yang Allah tunjuki/pimpin dia, maka tidak ada satupun yang menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka tidak ada satupun yang dapat menunjukinya. Dan aku mengakui bahwa tidak ada Tuhan (yang boleh disembah) melainkan Allah sendiri yang tidak ada satupun sekutu bagi-Nya, dan aku mengakui bahwa Muhammad itu hamba-Nya dan Rasul-Nya". (kemudian Nabi SAW membaca tiga ayat).
"Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, dan janganlah kamu mati melainkan kamu dalam keadaan muslim" (surat Ali-Imran ayat 102).
"Hai manusia bertaqwalah kepada Tuhan kamu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu Adam), dan Ia ciptakan dari padanya (dari jenisnya) jodoh/istri (Hawa), dan Ia kembangkan dari keduanya itu, laki-laki dan perempuan-perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) kekeluargaan/hubungan silaturrahim, karena sesungguhnya Allah itu selalu mengawasi dan menjaga kamu" (surat An-Nisa' ayat 1).
"Hai orang-orang yang beriman ! Bertaqwalah kepada Allah, dan ucapkanlah perkataan yang betul/yang benar. Niscaya Ia akan perbaiki amal-amal kamu, dan Ia akan ampunkan dosa-dosa kamu, karena barang siapa yang ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah menang dengan (mendapat) kemenangan yang besar " (surat Al-Ahzab ayat 70-71).
(Hadits shahih riwayat : Imam Thahawi, Ahmad, Abu Dawud No. 1097 & 2118. Nasa'i 6/73, Tirmidzi, Ibnu Majah No. 1892, Abdurrazzak di kitabnya Mushanaf No. 10449, Baihaqi di kitab Sunanul Kubra 3/214, Ibnu Abi Aashim, Hakim dikitabnya Al-Mustadrak 2/182, Darimi 2/141).
Hadits Khotbatul-Hajat ini diriwayatkan dari jalan Ibnu Mas'ud :
Artinya : "Dari Ibnu Mas'ud, ia berkata : Rasulullah SAW mengajarkan kepada kami (para shahabat) KHOTBATUL-HAJAT, (dalam lain riwayat diterangkan : Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada kami Tasyahhud di dalam shalat (yaitu membaca : At-Tahiyatu dan seterusnya ...) dan Tasyahhud di dalam Hajat) : .... (lafadznya telah dikutip di atas). Kemudian beliau membaca tiga ayat : .........
Periksalah kitab-kitab :
- Fathur Rabbani, tartib musnad
Imam Ahmad bin Hambal jilid 16 halaman 165, oleh Abdurahman al-Banna.
- Tuhfatul Ahwadzy (syarah hadits
Tirmidzi) jilid 4 halaman 237.
- Musykilul Atsar jilid 1
halaman 3 & 4, oleh Imam Thahawi.
- Kitab As-Sunnah jilid 1
halaman 114 No. hadits 255, oleh Al-Hafidz Abu Bakar Amr bin Abi Aashim,
dan di Takhrij hadits-haditsnya oleh Muhadditsh Muhammad Nashiruddin
Al-Albani.
- Zadul Ma'ad oleh Imam
Ibnul Qoyim, dengan penjelasan oleh Abdul Qadir Arnauth, jilid 1.
- Subulus Salam (syarah
hadits-hadits Bulughul Maram) oleh Imam Shan'ani jilid 3 halaman 112.
- Silsilah hadits-hadist
shahih jilid 1 No. 169 oleh Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al-Albani.
Kemudian Imam Muslim di kitab shahihnya (juz 3 halaman 12) meriwayatkan juga dari jalan Ibnu Abbas yang lafadznya sebagai berikut:
Artinya : "Dari Ibnu Abbas :.........Lalu Rasulullah SAW mengucapkan : IN-NAL HAMDA LILLAHI...... (arti bagi lafadz ini telah ada di riwayat Ibnu Mas'ud).
Lafadz ini lebih ringkas dari lafadz Ibnu Mas'ud. Diriwayatkan Imam Ahmad dan Nasa'i, lafadz akhirnya berbunyi:
"Wa-Asyhadu an-na Muhammadan 'Abduhu wa-Rasuuluhu".
Ringkasnya riwayat dari jalan Ibnu Abbas itu dikeluarkan oleh Imam-imam : Muslim, Ahmad, Nasa'i 6/74, Ibnu Majah dan Thahawi.
Pandangan
Menurut pandangan saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat), lafadz khotbatul hajat itu, boleh kita baca dengan tiga cara :
- Kita baca lafadz Ibnu
Mas'ud sekaligus membaca ayat-ayatnya sebagaimana tersebut diatas.
- Kita baca lafadz Ibnu Mas'ud,
dengan tidak membaca ayat-ayatnya, saya katakan demikian, karena di
riwayat Ibnu Abbas Nabi SAW tidak membaca ayat-ayat Qur'an, seperti yang
tersebut di riwayat Ibnu Mas'ud. Jadi kita cukup membaca riwayat Ibnu
Mas'ud hanya sampai di kalimat : Was-asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa
Rasuuluhu.
- Kita baca riwayat Ibnu
Abbas sebagaimana tersebut di atas, dan boleh juga kita baca sekaligus
ayat-ayat Qur'an yang tersebut di riwayat Ibnu Mas'ud dan boleh juga
tidak.
Kemudian sebagai penutup risalah ini, saya tuliskan bacaan yang sunnah bila dibaca di akhir/penutup majlis, baik oleh yang memberikan ceramah/pengajar maupun oleh para hadirin.
Artinya : "Dari Abi Barzah, ia berkata : Rasulullah SAW mengucapkan diakhir urusannya apabila hendak berdiri (sudah selesai) dari satu majlis : SUBHANAKALLAHUMMA WABI HAMDIKA, ASYAHDU ALLAA ILAAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA-ATUBU ILAIKA" (artinya : Maha Suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu, aku mengakui bahwa tidak ada Tuhan (yang boleh disembah) melainkan Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu, dan aku bertobat kepada-Mu).
Lalu seseorang bertanya : Ya Rasulullah ! sesungguhnya Engkau tadi mengucapkan satu perkataan yang belum pernah Engkau ucapkan sebelumnya.
Beliau menjawab : "(bacaan) itu sebagai kaffarat (penebus kesalahan/dosa yang terjadi di dalam majlis (tadi)". (Hadits shahih riwayat Abu Dawud No. 4859)
Hadits ini juga diriwayatkan Imam Tirmidzi dari Abu Hurairah dan Tirmidzi berkata : Hasan-shahih ! Kemudian Imam Hakim meriwayatkan juga dari Aisyah dan ia berkata : Shahihul isnad !. (Baca kitab : Al-Adzkar halaman 204-205 oleh Imam Nawawi).
Sampai disini saya cukupkan risalah tentang Khotbatul Hajat ini, mudah-mudahan tulisan ini mendapat keridlaan Allah 'Azza Wa Jala dalam rangka menghidupkan kembali sunnah Nabi-Nya, yang kini penulis bersama kawan-kawan tercinta pendukung-pendukung sunnah sedang berusaha keras untuk itu. Dan apabila ada kesalahan dalam tulisan ini semata-mata datangnya dari penulis, sedang kebenaran itu tidak lain datangnya dari Allah 'Azza Wa-Jala.
"SUBHANAKALLAHUMMA WABI HAMDIKA, ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA-ATUBU ILAIKA"
Sumber: assunnah.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar