Penjelasan Para Ulama dan Masyaikh Dakwah Salafiyyah di Yaman Tentang Permusuhan Syiah Rafidhah Terhadap Darul Hadits di Dammaj
بسم الله
الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين ، وأشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمد عبده ورسوله .
أما بعد
أما بعد
Sesungguhnya Dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah merupakan rahmat bagi umat manusia, Allah Ta’ala berfirman (artinya): ”Dan tidaklah Kami mengutusmu (wahai Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh semesta”.(Al-Anbiya’:107). Adapun Ahlus Sunnah mereka adalah pengikut Nabi Shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sahbihi Wa Sallam.
Ahlus Sunnah selalu menyiapkan diri mereka dalam berdakwah dengan
membawa rahmat bagi manusia. Ahlus Sunnah mengajak manusia untuk
memiliki sifat tersebut.
Allah berfirman (artinya) : “Dan hendaknya kalian saling mewasiatkan untuk bersabar, dan saling mewasiatkan untuk berkasih sayang” (al-Balad:17).
Sebagaimana pula Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Manusia penyayang akan disayangi oleh Ar-Rahman (Allah Yang Maha Penyayang)”(HR. At Tirmidzi :1924). Sebaliknya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan kita dari sifat yang menyelisihi kasih sayang. Sebagaimana dalam sabdanya : “Barangsiapa tidak menyayangi manusia, maka dia tidak akan disayangi oleh Allah ‘Azza wa Jalla”(HR. At-Tirmidzi :1922).
Ahlus
Sunnah adalah pada da’i yang menyeru manusia untuk mentauhidkan Allah,
agar mereka terbebaskan dari belenggu kegelapan menuju cahaya yang
terang benderang. Ahlus Sunnah juga para da’i yang menyeru manusia untuk
menyatukan barisan dan menyatukan kata di atas al-Kitab dan as-Sunnah.
Ahlus Sunnah selalu memperingatkan manusia dari perselisihan,
perpecahan, permusuhan, saling membenci, dan menyakiti di antara
muslimin.
Di
antara sifat yang telah diketahui sepanjang zaman, bahwa Dakwah Ahlus
Sunnah selalu memperingatkan manusia dari berbagai bentuk fitnah beserta
pelakunya. Ahlus Sunnah juga memperingatkan manusia dari pertumpahan
darah, perampasan harta, dan terinjak-injaknya kehormatan, yang perkara
seperti ini ada di dalam firqah-firqah sesat.
Dengan perjalanan dakwah yang penuh barakah dan petunjuk ini, terkadang mengalami berbagai bentuk ujian, yang datang dari Ahlul Ahwa’ (pengekor hawa nafsu) dan Ahludh Dhalal
(Orang-orang sesat). Namun Ahlus Sunnah menghadapi itu semua dengan
penuh kesabaran dan hikmah. Ahlus Sunnah menangatasi setiap permasalahan
sesuai dengan kondisinya, sesuai dengan al-Kitab dan as Sunnah. Ahlus
Sunnah selalu mengusung keadilan, dan tidak membolehkan kezhaliman
meskipun mereka dizhalimi. Mereka selalu memperingatkan seluruh kaum
muslimin dari kedzhaliman. Berdasarkan firman Allah (artinya): “Dan
janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk tidak
bersikap adil. Hendaknya engkau berbuat adil, karena hal itu lebih
mendekatkan kepada ketaqwaan”(al-Ma’idah:8)
Demikian pula dalam Hadits Qudsi Allah berfirman (artinya): “Wahai
sekalian hamba-hambaKu, sesungguhnya Aku mengharamkan kedzhaliman atas
diriku sendiri. Dan aku haramkan pula atas kalian semua. Maka janganlah
kalian saling mendzhalimi”.
Namun
demikian, apabila ada yang menyerang seorang muslim, baik (menyerang)
pada kehormatannya, atau jiwanya, atau hartanya, maka Allah telah
mengizinkannya untuk melakukan pembelaan diri sesuai kemampuannya. Allah
berfirman (artinya) :”Dan bagi orang-orang yang apabila mereka
dizhalimi, kemudian mereka membela diri.”(As Syura:39). Allah
juga berfirman (artinya) : “Barangsiapa yang menyerang kalian, maka
seranglah ia sesuai dengan serangannya terhadapmu.” (al Baqarah:194). Demikian pula dalil-dalil yang selainnya.
Hendaknya diketahui bersama, sesungguhnya
diantara bentuk kedzhaliman yang terus terulang untuk sekian kalinya,
adalah tragedi penyerangan oleh al-Hutsi beserta pasukannya terhadap
Ahlus Sunnah di Dammaj, sebagai bentuk kedzhaliman, kebengisan, dan
permusuhan. Sehingga Ahlus Sunnah terpaksa harus membela diri untuk
melindungi jiwa, keluarga, dan harta yang mereka miliki. Sehingga dalam
peristiwa seperti ini, mereka berkedudukan sebagai Mujahidin Fii
Sabilillah. Inilah yang diistilahkan oleh Ahlul Ilmi dengan sebutan Jihad ad-Difa’ (Jihad dalam rangka pembelaan diri) yang telah diizinkan dalam hukum syar’i.
Barangsiapa yang terbunuh dalam jihad tersebut, maka kita mengharapkan ia mati syahid. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam : “Barangsiapa
yang terbunuh karena mempertahankan hartanya maka ia syahid,
barangsiapa yang terbunuh karena melindungi keluarganya maka ia syahid,
barangsiapa yang terbunuh karena membela agamanya maka ia syahid, dan
barangsiapa yang terbunuh karena membela jiwanya maka ia syahid” (Diriwayatkan Ashabus Sunan, lihat Shahih at-Targhib wa at-Tarhib No.1411)
Kita
mendoakan Pemerintah Negara ini untuk dianugerahi taufiq dalam segala
bentuk kebaikan, agar mampu menunaikan kewajiban yang Allah pikulkan
pada mereka, yaitu membela orang-orang yang terzhalimi, menghadang
segala bentuk kezhaliman, dan menghentikan orang-orang zhalim tersebut,
serta menyelesaikan kasus ini dengan bentuk penyelesainnya yang
dengannya terlindungilah darah, harta, dan kehormatan, serta perjalanan
yang terasa aman.
Kami
juga menghimbau kepada seluruh para Ulama, Masyayikh Qabilah, dan
seluruh tokoh-tokoh masyarakat yang baik hati lagi shalih, agar mereka
berdiri bersama Pemerintah demi mewujudkan cita-cita tersebut. Dan kami
mohon dengan nama Allah kepada semua pihak agar benar-benar bersegera
mewujudkannya.
Dalam
kondisi saudara-saudara kata di Dammaj telah tertimpa bencana. Maka
kami serukan kepada Pemerintah negeri ini, para Ulama, Masyayikh
qabilah, dan seluruh masyarakat yang baik hati lagi shalih agar mereka
bergotong-royong untuk meredakan semua bentuk fitnah kerusuhan yang
terjadi di semua daerah.
Dengan
ini diharapkan adanya rasa aman yang merata dan ketentraman yang global
pada semua lapisan masyarakat di seluruh pelosok Yaman. Sebagaimana
Firman Allah Ta’ala (artinya) : “Dan hendaknya kalian saling tolong
menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan, dan janganlah kalian tolong
menolong dalam dosa dan permusuhan. Dan bertaqwalah kalian kepada Allah,
sesungguhnya siksa Allah itu amatlah keras” (al-Maidah: 2). Sesungguhnya keamanan dan ketentraman merupakan salah satu tujuan syariat yang paling mulia.
Dan
bukanlah solusi penyelesaian masalah ini, apa yang diserukan oleh
Syaikh Yahya Al Hajury kepada segenap Ahlus Sunnah di seluruh
perkampungan dan perkotaan Yaman, yaitu “Barangsiapa yang bertemu dengan seorang Hutsi, maka hendaknya ia bunuh, atau ia tawan, atau ia rampas”
Karena serua tersebut jelas akan berdampak buruk, secara khusus ataupun global. Akan tetapi (yang benar) adalah, Barangsiapa
yang mampu berangkat menuju Dammaj, dalam rangka membantu saudaranya
yang sedang terdzhalimi maka hendaknya ia lakukan.
Kami juga menghimbau kepada segenap Ahlus Sunnah di semua kota dan perkampungan, segenap Thullabul Ilmi
ataupun selain mereka, agar melanjutkan kegiatan belajar mengajar serta
berdakwah di jalan Allah. Dan hendaknya mengembalikan semua urusan
kepada Ahlul Ilmi (‘ulama), menjauh dari berbagai fitnah, dan selalu
berusaha menjaga keutuhan Dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, masing-masing
sesuai dengan kemampuannya.
Allah berfirman (artinya) : ”Sungguh
Allah pasti akan menolong hamba-Nya yang membela (agama)-Nya. Sungguh
Allah adalah Dzat Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa” (Al Hajj:40).
Hendaknya
pula (bagi setiap Ahlus Sunnah) untuk mendoakan saudara-saudaranya di
Dammaj, agar Allah menyegerakan jalan keluar dan menghilangkan mara
bahaya tersebut dari mereka. Kita memohon kepada Allah perlindungan,
demikian pula untuk saudara-saudara kita di Dammaj, dan setiap muslim di
manapun berada. Kita memohon perlindungan kepada Allah dari
kedzhaliman orang-orang dzhalim, tipu daya orang-orang yang berbuat tipu
daya, makarnya orang-orang yang berbuat makar.
Semoga
Allah menyatukan barisan kaum mukminin, menyatukan kalimat mereka di
atas al-Qur’an dan as-Sunnah. Semoga keselamatan terlimpahkan kepada
para rasul, dan segala puji hanya bagi Allah Rabb semesta Alam. Tiada daya dan upaya kecuali hanya milik Allah semata.
Mekkah, Malam 15 Dzulhijjah 1434 H
Ditulis oleh Masyayikh :
- Muhammad bin ‘Abdil Wahhab al-Wushabi
- Muhammad bin ‘Abdillah al-Imam
- Muhammad bin Shalih ash-Shoumali
- ‘Abdullah bin ‘Utsman adz-Dzamari
- ‘Abdul ‘Aziz bin Yahya al-Bura’i
(diterjemahkan oleh Ustadz Hamzah La Firlaz hafizhahullah)
Sumber : dammajhabibah.net
Teks Arab bisa didownload di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar