dan sebelum Matahari terbit dari barat.
Allah berfirman :
وَالَّذِينَ لا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آَخَرَ وَلا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلا بِالْحَقِّ وَلا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا . يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا . إِلا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Yang artinya: “Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain
beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)
kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang
melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat (pembalasan) dosa(nya),
(yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan Dia akan kekal
dalam azab itu, dalam Keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat,
beriman dan mengerjakan amal saleh;Maka itu kejahatan mereka diganti Allah
dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.
Al-Furqon:68-70)
Dan diantara sekian masa lalu kelam yang banyak menimpa para pemudi Islam
adalah pernah terjatuh pada perbuatan zina, kemudian Allah limpahkan kepadanya
Hidayah dan dia bertaubat darinya. Maka datanglah hari dimana seorang lelaki
yang ingin mempersuntingnya datang melamar. Hati pun bimbang, apakah harus
mengabarkan tentang masa lalunya ataukah harus menutupinya ??
Maka ketahuilah wahai saudariku, termasuk dari rahmat Allah kepada hambanya
adalah dengan menutupi aib-aib yang dilakukan oleh hambanya, Diriwayatkan oleh
Imam Muslim, dari Abu Hurairah Radhiyallahu’ anhu , Rasulullah Shalallahu
alaihi Wassallam bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ( لَا يَسْتُرُ اللَّهُ عَلَى عَبْدٍ فِي الدُّنْيَا إِلَّا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Tidaklah Allah menutup aib seorang hamba di dunia melainkan nanti di
hari kiamat Allah juga akan menutup aibnya.” (HR. Muslim no. 2390)
Inilah kabar gembira dari Allah kepada hamba-hambanya, maka apabila sang
pencipta Alam semesta, yang berhak mengadzab hamba-hambanya disebabkan
dosa-dosanya menutupi dosa-dosa hambanya, maka tentunya lebih utama lagi hamba
tersebut untuk menutupi aib dirinya sendiri dan juga dan aib saudaranya. Maka
sekian banyak dalil-dalil menunjukkan hal tersebut, diantaranya adalah sabda
Rasulullah Shalallahu alaihi Wassallam :
اجتنبوا هذه القاذورة التي نهى الله عز وجل عنها ، فمن ألمّ فليستتر بستر الله عز وجل عنه
“Jauhilah dosa yang telah Allah larang. Siapa saja yang telah terlajur
melakukan dosa tersebut, maka tutuplah rapat-rapat dengan apa yang telah
Allah tutupi.”
(HR. Al-Baihaqi dan dishohihkan oleh Al-Albani dalam As-Shohihah 663
dari Ibnu Umar Radhiyallahu’ anhuma )
Dan bahkan Rasulullah Shalallahu alaihi Wassallam mengancam bahwa
orang yang suka membuka aibnya sendiri setelah ditutupi oleh Allah, maka Allah
tidak akan mengampuninya. Rasulullah Shalallahu alaihi Wassallam bersabda
:
كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ وَإِنَّ مِنْ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ فَيَقُولَ يَا فُلَانُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ
“Setiap umatku akan diampuni kecuali orang yang melakukan jahr. Di
antara bentuk melakukan jahradalah seseorang di malam hari melakukan maksiat,
namun di pagi harinya –padahal telah Allah tutupi-, ia sendiri yang bercerita,
“Wahai fulan, aku semalam telah melakukan maksiat ini dan itu.” Padahal semalam
Allah telah tutupi maksiat yang ia lakukan, namun di pagi harinya ia sendiri
yang membuka ‘aib-‘aibnya yang telah Allah tutup. (HR. Bukhori No. 6069 dan Muslim 2990
dari Abu Hurairoh Radhiyallahu’ anhu )
Maka dari dalil-dalil ini maka seorang wanita tidak boleh membuka aibnya di
masa lalu apabila dia telah berzina, walaupun yang bertanya adalah laki-laki
yang akan melamarnya, Maka hendaklah dia mengelak dari pertanyaan tersebut, dan
apabila terpaksa untuk menjawab, maka berilah jawaban dengan Tauriyah yaitu
jawaban yang memberikan pemahaman makna berbeda bagi yang mendengar dengan yang
diniatkan oleh yang ditanya. Bisa saja dengan jawaban “ Kalau memang
anda ragu, cari wanita lain“ atau dengan jawaban “Apakah anda menganggap
saya seorang penzina ?? “ Atau dengan jawaban “Saya bukan seorang
pelacur” atau dengan jawaban “ saya tidak berhubungan dengan laki-laki”
dan dia niatkan dalam hatinya yakni saat itu, buka masa lalu.
Wallahu a’lam
*Catatan ini adalah pengembangan dari jawaban atas pertanyaan yang diajukan
kepada Syaikh Sa’ad bin
Nashir Asy-Syitsri Hafidzahullahu Anggota Hai’ah Kibarul Ulama Saudi Arabia,
pada saat Dauroh Ramadhan Kitab Sunan Abi Dawud, Di Masjidi Haram , Mekkah ,
Saudi Arabia. Bulan Ramadhan 1433 H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar