Dekade
terakhir ini, sebagian orang dikagetkan oleh munculnya seorang yang mengaku
nabi. Namun sebenarnya tak perlu kaget dengan fenomena seperti ini, karena
telah muncul nabi palsu lainnya sebelum ini, seperti Musailamah bin Tsumamah
Al-Kadzdzab, Al-Aswad Al-Ansiy, Thulaihah bin Khuwailid Al-Asadiy, Sujah bintul
Harits At-Taghlabiyyah, Al-Mukhtar bin Ubaid Ats-Tsaqofiy, Al-Harits bin Sa’id,
Bayan bin Sam’an, Al-Mughiroh bin
Sa’id Al-Ijliy, Abu Manshur Al-Ijliy, Abul
Khoththob Al-Asadiy, Ali Ibnul Fadhl Al-Himyariy. Belangan ini muncul nabi
palsu, semisal, Muhammad Ali Mirza (pimpinan sekte sesat & kafir
Al-Babiyyah), Husain Ali Al-Mazindaroniy (pimpinan aliran sesat & kafir
Al-Baha’iyyah), Ghulam Ahmad bin Mirza Ghulam (Mirza Ghulam Ahmad, pimpinan
aliran sesat & kafir Ahmadiyyah), Muhammad Musadek (Pimpinan Al-Qiyadah),
dan lainnya.
Jadi,
tak perlu terlalu kaget dengan munculnya Pimpinan Al-Qiyadah mengaku sebagai
nabi, tapi yang perlu
dipikirkan oleh seseorang dan dipusingkan adalah ilmu, dan aqidah yang
akan membentengi dirinya dari paham sesat seperti ini. Seorang harus tahu dalil
dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menyatakan tertutupnya pintu kenabian;
dalil-dalil yang memberangus paham nabi baru.
- Dalil dari Al-Kitab
Al-Aziz
Allah
-Ta’ala-
berfirman,
"Muhammad
itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi
dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu". (QS.Al-Ahzab : 40)
Al-Hafizh Ibnu Katsir Ad-Dimasyqiy-rahimahullah- berkata dalam
Tafsir Al-Qur’an
Al-Azhim (3/650), "Ayat
ini adalah nash bahwa tak ada nabi lagi setelah Nabi Muhammad -Shallallahu
‘alaihi wa sallam-. Jika tak ada nabi setelah beliau, maka tentunya tak ada
rasul setelahnya, karena jenjang kerasulan lebih khusus dibandingkan dengan
jenjang kenabian, karena setiap rasul adalah nabi, dan bukan sebaliknya. Inilah
yang tertera dalam hadits-hadits mutawatir dari Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi
wasallam- yang berasal dari sekelompok sahabat -radhiyallahu ‘anhum-".
- Dalil-dalil dari
As-Sunnah An-Nabawiyyah
Sa’d
bin Abi Waqqosh -radhiyallahu ‘anhu- berkata, "Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- pernah
keluar menuju Tabuk, dan mengangkat Ali sebagai penggantinya. Ali pun berkata,
"Apakah engkau meninggalkanku di tengah para anak kecil, dan
wanita?". Beliau bersabda,
"Tidakkah
engkau ridho berada di sisiku seperti kedudukan Nabi Harun di sisi Nabi
Musa". [HR. Al-Bukhoriy (4154), Muslim (2404), At-Tirmidziy (3730),
Ibnu Majah (121), Ahmad (1532), dan Ibnu Hibban (6643)]
Nabi
-Shallallahu ‘alaihi wa
sallam- bersabda,
"Dahulu
Bani Isra’il dipimpin oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi meninggal, maka
ia digantikan oleh nabi yang ada setelahnya. Sesungguhnya tak ada lagi nabi
setelahku. Akan ada kholifah-kholifah, dan banyak jumlahnya". [ HR.
Al-Bukhoriy (3268), Muslim (1842), Ahmad (7947), dan Al-Baihaqiy (16325)]
Nabi
-Shallallahu ‘alaihi wa
sallam- bersabda,
"Aku
adalah Muhammad; aku adalah Ahmad; aku adalah Penghapus yang denganku kekafiran
dihapuskan; Aku adalah Pengumpul yang manusia dikumpulkan di belakangku; Aku
adalah Penggganti; Pengganti yang tak ada lagi nabi
setelahnya". [ HR. Al-Bukhoriy (3339 & 4614), Muslim (2354),
At-Tirmidziy (2840), dan Ahmad (16780) ]
Rasulullah
-Shollallahu ‘alaihi
wasallam- bersabda,
"Tak
akan tegak hari kiamat sampai ada beberapa kabilah diantara ummatku akan
bergabung dengan orang-orang musyrikin; sampai ada beberapa kabilah diantara
ummatku akan menyembah berhala. Sesungguhnya akan ada di antara ummatku 30
tukang dusta, semuanya mengaku bahwa ia adalah nabi. Akulah
penutup para nabi, tak ada lagi nabi setelahku". [HR. Abu
Dawud (4253), At-Tirmidziy (2219), Ahmad (22448), Ibnu Hibban (7238), Al-Hakim
(8390), Ath-Thobroniy dalam Al-Ausath
(8397), dan Musnad
Asy-Syamiyyin (2690),Abu Nu’aim (2/289), dan Asy-Syaibaniy
dalam Al-Ahad wa
Al-Matsaniy (456). Hadits ini di-shohih-kan Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah
(5406)]
Nabi
-Shallallahu ‘alaihi wa
sallam- bersabda,
"Di
tengah ummatku ada tukang dusta, dan dajjal (jumlahnya) 27 orang, diantara
mereka ada empat wanita. Sesungguhnya aku adalah penutup para nabi, tak ada
lagi nabi setelahku". [HR. Ath-Thohawiy dalam Musykil
Al-Atsar (4/104), Ahmad (5/396/no. 23406), Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir (3026), dan Al-Ausath (5582). Di-shohih-kan oleh Syaikh
Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah
(1999)]
Muhaddits Negeri Syam, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy-rahimahullah- berkata, "Dalam hadits ini terdapat
bantahan yang gamblang atas orang-orang Ahmadiyyah Al-Qodiyaniyyah, dan Ibnu Arobi
sebelumnya yang berpendapat tentang adanya kenabian setelah Nabi Muhammad
-Shollallahu ‘alaihi wasallam-, dan bahwa nabi gadungan mereka, yaitu Mirza
Ghulam Ahmad Al-Qodiyaniy adalah tukang dusta, dan dajjal di antara dajjal
tersebut".[Lihat Ash-Shohihah
(4/655)]
Nabi
-Shallallahu ‘alaihi wa
sallam- bersabda,
"Sesungguhnya
akan keluar (muncul) dari ummatku beberapa pendusta dajjal yang menghampiri 30
orang. Sesungguhnya aku adalah penutup para nabi, tak ada lagi nabi setelahku.
Senantiasa akan ada suatu kelompok dari ummatku tertolong di atas kebenaran
sampai datang urusan Allah". [HR. Ibnu Hibban (6714), Al-Baihaqiy
(18398), Ath-Thobroniy dalam Musnad
Asy-Syamiyyin (2690). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syu’aib Al-Arna’uth dalam Takhrij Al-Ihsan (15/109)]
Rasulullah
-Shollallahu ‘alaihi
wasallam- bersabda,
"
Aku peringatkan kalian tentang (bahaya) Dajjal, karena tak ada seorang nabi pun
sebelumku, kecuali ia telah memperingatkan ummatnya tentang (bahaya) Dajjal,
sedang ia akan ada diantara kalian, wahai ummatku. Sesungguhnya tak ada lagi
nabi setelahku, dan tak ada lagi ummat setelah kalian". [HR. Ibnu
Hibban (6788), dan Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir
(959). Hadits ini di-shohih-kan
oleh Syu’aib Al-Arna’uth dalam Takhrij
Al-Ihsan (15/195)]
Nabi
-Shallallahu ‘alaihi wa
sallam- bersabda,
"Sesungguhnya
kerasulan dan kenabian telah terputus. Maka tak ada lagi rasul, dan nabi
setelahku". [HR. At-Tirmidziy (2272), Ahmad (13851), Al-Hakim (8178), Abu
Ya’laa (3947), dan Ibnu Abi Syaibah (30457). Hadits ini di-shohih-kan oleh
Al-Albaniy dalam Shohih
Al-Jami’ (1627), dan Al-Irwa’
(8/128)]
Nabi
-Shallallahu ‘alaihi wa
sallam- bersabda,
"Kenabian
telah hilang, dan tinggallah berita-berita gembira (mimpi baik)". [HR. Ibnu
Majah (3896), Ahmad (6/381/27185), Ad-Darimiy (2138), Ibnu Hibban (6047), dan
Al-Humaidiy dalam Musnad-nya
(348). Di-shohih-kan
oleh Al-Albaniy dalam Shohih
Al-Jami’ Ash-Shoghir (3433)]
Hudzaifah
bin Asid -radhiyallahu
‘anhu- berkata, Rasulullah -Shollallahu
‘alaihi wasallam- bersabda,
"Kenabian
telah hilang, maka tak ada lagi nabi setelahku, kecuali berita-berita
gembira". Beliau ditanya, "Apa berita-berita gembira itu?" Nabi
menjawab, "Mimpi-mimpi baik yang ia lihat atau diperlihatkan
kepadanya". [HR. Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir
(3051). Hadits ini memiliki syahid dari sahabat Abu Hurairah dalam Shohih Al-Bukhoriy
(6589), karenanya Syaikh Al-Albaniy men-shohih-kan
hadits ini dalam Shohih
Al-Jami’ Ash-Shoghir (3432)]
Inilah
beberapa petikan hadits saja diantara yang banyak, karena hadits ini mutawatir
dari Nabi -Shallallahu
‘alaihi wa sallam- sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibnu Katsir
sebelumnya.
Ahli Hadits Negeri Syam, Syaikh Al-Albaniy-rahimahullah- membawakan
13 sahabat yang meriwayatkan hadits ini "bahwa tak ada lagi nabi setelah
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-", beserta riwayat mereka
masing-masing; sebelumnya Syaikh Al-Albaniy berkata, "Hadits "tak ada lagi nabi
setelahku" adalah hadits shohih mutawatir; datang dari hadits sekelompok
sahabat, diantaranya… (lalu beliau sebutkan)".[Lihat Al-Irwa’ (8/127-130)]
Jadi,
kemasyhuran perkara tertutupnya pintu kenabian adalah amat jelas, karena banyak
diantara sahabat yang meriwayatkan hadits-hadits mengenai masalah ini
sebagaimana anda telah lihat di atas. Semua ini menggambarkan kepada kita bahwa
tertutupnya kenabian setelah Nabi Muhammad -Shollallahu
‘alaihi wasallam- adalah aqidah yang bercokol kuat dalam sanubari
para sahabat mereka, tanpa ada keraguan sedikitpun!!
Sumber : Buletin Jum’at
Al-Atsariyyah edisi 43 Tahun I. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas.
Alamat : Pesantren Tanwirus Sunnah, Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel. Borong
Loe, Kec. Bonto Marannu, Gowa-Sulsel. HP : 08124173512 (a/n Ust. Abu
Fa’izah). Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir
Al Atsary, Lc. Dewan Redaksi : Santri Ma’had Tanwirus Sunnah – Gowa.
Editor/Pengasuh : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc.
Layout : Abu Muhammad Mulyadi. Untuk berlangganan/pemesanan hubungi :
Ilham Al-Atsary (085255974201). (infaq Rp. 200,-/exp
http://almakassari.com/?p=191
Tidak ada komentar:
Posting Komentar