Ketika iman bersemi dalam hati sesuai tuntunan syariat, niscaya hati ini rindu terbang ke jannah dan takut siksa neraka

Rabu, 20 Juli 2011

Pelipur Lara di Tengah Keterasingan


Banyak diantara agama, dan sunnah Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-yang dilalaikan orang pada hari ini sehingga terkadang menjadi sesuatu yang mahjur(ditinggalkan) dan ghorib (asing) di mata pemeluknya sendiri.
Inilah yang pernah diisyaratkan oleh Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-ketika beliau bersabda dalam sebuah hadits,
بَدَأَاْلإِسْلاَمُ غَرِيْبًا وَسَيَعُوْدُ كَمَا بَدَأَ غَرِيْبًا فَطُوْبَىلِلْغُرَبَاءِ
"Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali (asing),sebagaimana ia muncul dalam keadaan asing. Maka beruntunglah orang-orangasing". [HR. Muslim dalam Kitab Al-Iman (232)]

Islam asing dan aneh di mata manusia karena menyalahi hawa nafsu dankejahilan mereka. Ketika seorang mengamalkan sunnah (ajaran) Nabi -Shallallahualaihi wa sallam- di awal Islam, maka semua orang tersentak kaget dan heransebagaimana kondisi di akhir zaman sekarang. Jika sekarang ada pengikut sunnah(yakni, petunjuk) Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- mengamalkan sunnah,seperti memanjangkan jenggot, dan menggunakan jilbab besar beserta cadar, makabanyak kaum muslimin yang berteriak kaget, dan menganggapnya asing alias aneh,menakutkan, ketinggalan zaman, dan lainnya!! Keasingan ini terjadikarena kebanyakan manusia menjauhi sunnah Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-.Kenapa mereka jauh? Mereka jauh karena kejahilan dan hawa nafsu menyelimutimereka. Tapi keasingan ini sebenarnya adalah sunnatullah (ketentuan dari Allah-Azza wa Jalla-).
Al-Imam Abu Ishaq Asy-Syathibiy -rahimahullah-berkata, “Keterasingan ini adalah sunnatullah pada makhluk-Nya, yaknipengikut kebenaran dibandingkan pengusung kebatilan adalah jumlahnya sedikitberdasarkan firman-Nya -Ta’ala-,
"Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman – walaupun kamusangat menginginkannya-. (QS. Yusuf: 103)
“Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih”. (QS.Saba’ : 13)
(Demikianlah) agar Allah membenarkan apa yang Dia janjikan kepadaNabi-Nya berupa kembalinya sifat keterasingan itu kepada Islam. Jadi,keterasingan itu tak akan terjadi, kecuali karena hilangnya pengikut(kebenaran) atau sedikitnya mereka. Hal itu terjadi saat perkara yang ma’rufberubah menjadi kemungkaran; kemungkaran berubah (dianggap) sebagai sesuatuyang ma’ruf; Sunnah dianggap bid’ah, dan bid’ah dianggap sunnah. Akhirnya,pengikut Sunnah diperhadapkan dengan cacian dan sikap keras sebagaimana nasibnyadahulu para pengusung bid’ah, karena adanya keinginan para pengusung bid’ah ituagar symbol kesesatan bias bersatu (kuat)”. [Lihat Al-I’tishom(1/12), tahqiq Masyhur Hasan Salman, cet. Maktabah At-Tauhid, 1421 H]
Jumlah kaum muslimin pada hari ini amat banyak. Hanya saja yang kitasesalkan, mayoritas dari mereka tidak mengetahui Islam yang pernah dibawa olehNabi -Shallallahu alaihi wa sallam- dan disebarkan oleh para sahabat.
Lihatlah, ketika mereka diajak untuk meninggalkan kesyirikan, maka merekamenuduh kita sebagai “Wahabi”. Perkara ini amat jelas jika adaseorang yang bertauhid melarang kaum muslimin datang ke kuburan orang-orang“sholeh”, karena mereka kesana untuk melakukan kesyirikan, seperti bernadzar dikubur, mengharap pertolongan dan kesembuhan dari penghuni kubur, meminta danberdoa kepada mayit. Inilah yang dilarang dalam Islam dalam firman-Nya,
“Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Makajanganlah kamu menyeru (berdoa) kepada seseorangpun di dalamnya di samping(menyeru) Allah”. (QS. Al-Jin: 18)
Perhatikan, saat kita menasihati mereka untuk meninggalkan maulid karena halitu tak ada tuntunannya dari Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-, maka manusiaakan kiamat. Bukankah Allah -Ta’ala- berfirman,
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telahKu-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agamabagimu”. (QS. Al-Maa’idah: 3)
Bila agama telah sempurna, maka kita tak perlu menambahinya dengan amalanyang tak ada tuntunannya dalam agama –seperti, maulid-, sebab amalan yang takada tuntunannya dalam agama akan tertolak, tak mendapatkan pahala, bahkan akandimintai pertanggungjawaban!!
Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
مَنْ أَحْدَثَ فِيْأَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar