بسم الله الرحمن الرحيم
Segala
puji bagi Allah yang telah menerangkan jalan bagi manusia jalan yang
terang dan jalan yang gelap , Allah jadikan jalan yang terang dengan
mengikuti petunjuk rosul dan jalan yang gelap dengan meninggalkan
jalannya. dalam sepenggal nasehat ini ana mencoba untuk ikut andil
bersama ikhwah dalam kebaikan ini , yang ana beri judul ” sekuntum mawar untuk obat penawar dari fitnah yang menyebar ” mudah-mudahan bermanfaat bagi ana pribadi dan bagi ikhwah secara umumnya.
adapun setelah itu :
إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا
“ sesungguhnya kami menunjukkannya sebuah jalan menuju syukur atau ingkar “.
Berkata imam ibnu kathir menjelaskan ma’na ayat ini : “ telah kami jelaskan , terangkan dan perlihatkan dengan jelas “.
Berkata
syeikh muqbil rohimahulloh : “ sesungguhnya fitnah yang terbesar yang
menimpa kaum muslimin adalah berpecah-belahnya para da’i sunnah , dimana
musuh-musuh islam terus bersemangat dalam menghancurkan kekuatan mereka
, dan bahkan yang lebih besar dari ini musuh-musuh islam berusaha
membenturkan para da’i sunah satu dengan yang lainnya “. seandainya para
da’i itu memahami hal ini dan kembali kejalan pendahulu mereka dari
para salaf mereka akan mendapati keadaan mereka yaitu para salaf juga
berselisih dalam sebuah masalah tetapi tidak menyebabkan saling mencela
antar mereka.
Beberapa keadaan perbedaan yang terjadi pada salaf :
- mereka terkadang berselisih dalam sebuah pemahaman (khilaf afhaam), seperti perselisihan mereka dalam memahami ucapan rasul :
‘ لا يصلين أحدٌ العصر إلا في بني قريظة ‘.
“ sungguh janganlah salah seorang kalian sholat ashar melainkan diBani quroidhoh “
(maka sebagian mereka mendapati ashar diperjalanan , lalu sebagian
mereka berkata : “ kita tidak sholat ashar sampai datang dibani
quroidhoh “. sebagian yang lain : “ kita sholat “.tidak membantah hal
itu dari kami. maka hal itu disampaikan kepada nabi , beliau tidak
mencela salah seorangpun dari kami“). (muttafaq ‘alaih).
Dan
yang lebih besar dari ini kabar dari nabi bahwasannya seorang mujtahid
apabila dia berijtihad (menentukan sebuah pilihan) kemudian salah maka
dia mendapat satu pahala :
عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم * إذا حكم الحاكم فاجتهد فأصاب كان له أجران وإذا اجتهد فأخطأ كان له أجر
“dari
abi huroiroh bersabda rosululloh : “ apabila seorang hakim berijtihat
kemudian benar maka baginya dua pahala , apabila salah maka dia
mendapatkan satu pahala “. (muttafaqn ‘alaih).
- Demikian pula para salaf berselisih khilaf tanawwu’ (perbedaan dalam sunah karena ada beberapa hadits yang datang semuanya shohih pent.) seperti perselisihan mereka dalam tata cara tashahhud dalam sholat yang ada beberapa tata cara dalam mengerjakannya. serta tata cara sholawat sebagian mereka memilih bentuk ini yang lain dengan bentuk yang itu dan tidak saling mencela satu sam lainnya.
- Adapun yang diingkari oleh para salaf kita adalah ikhtilafut tudhood (perbedaan yang saling bertolak belakang) seperti seseorang yang menolak hadits yang shohih tanpa ada alasan yang kuat.
(selesai penukilan dari kitab al-makhroj ‘anil fitan hal 7-8 cet. darul atsar son’a).
Maka
hendaklah para du’at memahami hal ini dan berjalan diatas jalan para
salaf serta melihat pada hal apakah mereka berselisih…………..?
dan
hal ini mungkin sangat mereka pahami akan tetapi kenyataan jauh berbeda
, tersamarkannya ilmu tatkala dihadapkan pada sebuah masalah entah
karena memang jiwa muda mereka yang merasa ingin untuk di dukung dan
jadi nomor satu sehingga semua pendapatnya harus dibenarkan dan jiwa
ananiyah ini merata pada mereka kecuali orang-orang yang dirahmati
Allah.atau karena sebab-sebab yang lain diantaranya karena pemahaman
yang jelek , mengikuti arus terbanyak , atau karena sebuah shubhat yang
bertengger dipikirannya, atau karena hawa nafsunya.
Maka
solusi dari hal ini adalah mengembalikan setiap permasalahan pada
ahlinya , orang tua kita dari para ulama dimana umur yang sudah tua dan
tertahannya pamrih pada mereka , berbagai permasalahan dan fitnah yang
datang kepada mereka sehingga mampu mengambil sikap yang bijak dan
berpengalaman dalam mempraktekkan sebuah qoidah dalam suatu masalah.
para ulama adalah pewaris dari para nabi , dimana ilmu yang diberikan
pada mereka mampu untuk menerangi gelapnya sebuah permasalahan umat.
Dimana
ucapan salaf itu adalah pelita sebuah ucapan yang keluar dari hati yang
ikhlas hanya mengharap wajah Allah sehingga diterima olah hati pula
berbeda dengan salah satu dari kita terkadang berbicara hanya untuk
suatu kepentingan tendensi tertentu yang terselubung dibalik ucapan ,
sehingga terpental pula dari hati manusia.
Pendapat
dan ucapan para salaf untuk diri kita lebih baik dari pendapat kita
untuk diri kita, apa yang keluar dari mereka adalah sebuah kesimpulan
dari ilmu adapun pendapat kita terkadang karena hawa nafsu belaka ,
karena sebuah ketersinggungan ,atau yang lainnya.
Bagian-bagian dari masalah :
1. Jelas halalnya untuk diikuti.
2. Jelas haramnya untuk ditinggalkan.
3. Samar tentang halal dan haramnya.
عن
الشعبي عن النعمان بن بشير قال : سمعته يقول : سمعت رسول الله صلى الله
عليه وسلم يقول – وأهوى النعمان بإصبعيه إلى أذنيه : ‘ إن الحلال بينٌ ،
وإن الحرام بينٌ ، وبينهما مشتبهاتٌ لا يعلمهن كثيرٌ من الناس. فمن اتقى
الشبهات استبرأ لدينه وعرضه ، ومن وقع في الشبهات وقع في الحرام ، كالراعي
حول الحمى يوشك إن يرتع فيه ، ألا ولكل ملك حمى ، ألا وإن حمى الله محارمه ،
ألا وإن في الجسد مضغةً إذا صلحت صلح الجسد كله ، وإذا فسدت فسد الجسد كله
، ألا وهي القلب
“dari
Sya’biy dari Nu’man bin Basyir berkata : aku mendengar Rosululloh
berkata (dengan mengarahkan kedua telunjuknya ketelinganya) : ”
sesungguhnya yang halal itu jelas (tidak samar) dan yang haram itu jelas
dan diantara keduanya ada musytabihaat (perkara yang samar-samar antara
halal dan haramnya pent.) yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia.
barangsiapa yang menjaga diri dari yang samar-samar tersebut akan
terlindungi agama dan kehormatannya.barangsiapa yang terjatuh dalam
syubhat maka akan terjatuh pada yang haram. Seperti penggembala yang
mengiring gembalanya disamping daerah larangan maka akan terjatuh
kedalamnya. setiap raja itu memiliki daerah yang terjaga adapun daerah
yang terjaga milik Allah adalah hal-hal yang diharamkannya. Ketahuilah
disetiap jasad itu ada segumpal dalah apabila baik maka baik seluruh
jasad apabila rusak maka rusak seluruh jasad. Ketahuilah segumpal darah
itu adalah hati ”. (muttafaqun ‘alaihi)
WAHAI SAUDARAKU…
Hadits
yang mulia ini adalah sebuah prinsip yang agung dalam agama kita dalam
setiap ibadah yang kita lakukan dalam da’wah atau mu’amalah yang lain
dimana yang baik itu jelas adanya dan yang buruk itu jelas adanya antara
keduanya tidak meragukan hati dan mudah untuk diikuti.
Disamping
itu pula dalam hadits yang mulia ini di sebutkan juga perkara yang
samar-samar keberadaanya meragukan dalam hati , yang tidak diketahui
oleh kebanyakan manusia banyak sudah yang terjatuh didalamnya kecuali
orang-orang yang Allah rahmati pada diri mereka.
Dari
kalangan ‘alimnya terlebih yang jahilnya (nas’alulloha as-salamah).
sungguh ini adalah fenomena kenyataan hidup yang menghadang manusia.
Syari’at yang agung ini tidak membiarkan kita tatkala menghadapi perkara yang samar seperti ini :
Pertama : “ dengan bertanya pada ulama “.
فاسألوا أهل
الذكر إن كنتم لا تعلمون
“ bertanyalah kepada ahlul ilmi apabila kalian tidak memiliki pengetahuan “. (An-Nahl: 43)
Ayat
diatas teramat jelas untuk diterangkan kembali , pernyataan dari Allah
untuk meminta fatwa para ulama dalam perkara yang kita tidak tau jalan
keluarnya , sekaligus sebuah isyarat untuk merasa lega hati dengan
bimbingan mereka.
Kedua : “ menjaga diri dari perkara shubhat “.
فمن اتقى الشبهات استبرأ لدينه وعرضه ، ومن وقع في الشبهات وقع في الحرام ،
“
barangsiapa yang menjaga diri dari yang samar-samar tersebut akan
terlindungi agama dan kehormatannya.barangsiapa yang terjatuh dalam
syubhat maka akan terjatuh pada yang haram “.
Jangan
kau dekati shubhat keyakinanmu lebih mahal , para ulama salaf kita
membetengi umat dengan nasehat-nasehat mereka diantaranya : “ janganlah
engkau duduk-duduk dengan ahlul bid’ah dan ahlul ahwa’ ….”.
Kenapa…?
jawabannya : “ ucapan-ucapan mereka itu mengandung shubhat yang
membahayakan aqidah , dimana seseorang yang sebelumnya yaqin dengan
kebenaran setelah duduk dengan mereka dan mendengarkan ucapan-ucapan
mereka hilanglah keyakinannya menjadi rancau dan samar setelah yakin.
Bagaimana
kisah seorang ulama besar MUQOTIL BIN SULAIMAN seorang ahlul tafsir
yang masyhur dengan ilmunya setelah diajak debat dengan seorang ahlul
bid’ah walaupun dalam debat itu dia menang tetapi dia pulang dengan
membawa shubhat ahlul bathil dan akhirnya rusaklah aqidah yang dia
pegang waallohu musta’an…
Banyak
para du’at sunni yang dia istiqomah diatas sunnah , keras dengan ahlul
bid’ah menerangkan bahaya-bahaya bid’ah akhirnya sebuah akibat yang
sangat mengenaskan , akibat banyak bergaul dan bermudah-mudah dengan
ahlul bid’ah banyak menelan pil-pil shubhat menjadikan dia lemah , maka
tanpa dia sadari malah dia terjatuh dalam kesesatan menjadi pembela
ahlul bid’ah tidak rela apabila kesalahan-kesalahan mereka dibahas dan
diluruskan bahkan menuduh du’at sunnah sebagai pemecah umat dan
gelar-gelar jelek yang lainnya.
Al-imam an-nawawiy berkata :
“ ومن وقع في الشبهات وقع في الحرام ”
Ucapan ini ada dua kemungkinan :
Pertama : “ karena banyaknya perkara syubhat yang dia jalani kadang terjatuh pada yang
haram tanpa dia sengaja “.
Kedua :
“ sikat bermudah-mudah dan meremehkannya serta keberanian dia untuk
berjalan dibawah syubhat kemudian syubhat yang kedua , ketiga yang lebih
besar dan seterusnya sampai dia terjatuh pada yang haram dengan sengaja
“.
Faedah yang lain dari meninggalkan syubhat :
- orang lain akan terselamatkan dari meniru perbuatan kita apalagi kalau kita seorang yang ditokohkan , seorang ‘alim atau yang menjadi panutan umat.
- selamat kita dari dijadikan sebagai hujah mereka yang jahil dan ahlul fitnah dalam kejelekan , karena seseorang yang berjalan dalam syubhat akan terseret dalam perkara yang haram , walaupun tak dipungkiri seorang ketika melakukan syubhat faham akan kejelekannya akan tetapi terkadang orang yang melihatnya akan tertipu dengannya dan beranggapan bahwa itu adalah kebaikan dan hal yang diperbolehkan.
Dalam hadits yang lain rosululloh telah memberi penegasan :
دع ما يريبك إلى ما لا يريبك
“ tinggalkan yang meragukanmu kepada yang tidak meragukanmu ” (HR. An-nasa’i dan tirmidzi dishohihkan oleh syeikh al-baniy).
Apabila
engkau mengerjakan sesuatu dan meragukanmu jangan sungkan untuk engkau
tinggalkan beralih kepada yang tidak meragukanmu. ini adalah petunjuk
yang mulia dari nabi kita.
al-iman
an-nawawiy berkata dalam penjelasan hadits ini : “ syubuhaat adalah
perkara yang tidak jelas halal maupun haramnya , baik ataupun buruknya ,
kebanyakan manusia tidak mengetahuinya hanyalah para ulama yang bisa
menyingkapnya dengan nash , qiyas ataupun yang lainnya “. (ad-dibaaj sarh muslim).
Syubhat adalah bagian perkara yang membuat hati ragu dan bimbang setelah yakin.
Ketiga : “ menyibukkan diri dengan ibadah “.
‘ العبادة في الهرج كهجرة إلي ‘
“ ibadah pada masa fitnah seperti hijroh kepadaku “. (muttafaqun ‘alaihi)
Dimana
keadaan manusia pada masa fitnah , masa genting , kacau balau akan bisa
menghilangkan agamanya ,atau akan semakin menjauhkannya dari agamanya ,
barangsiapa yang tetap berpegang teguh dengan agamanya dimasa fitnah
menjadi besarlah nilai sebuah ibadah.
WAHAI SAUDARAKU…
Hal
ini pun kita rasakan dengan jelas dimedan da’wah ketika seorang da’i
yang berda’wah dijalan Allah sementara dia diambang pintu-pintu syubhat
yang mayoritas awam kaum muslimin tidak mengetahui keadaan seorang da’i
tersebut , yang mereka tahu hanyalah gambaran luar dari seorang da’i
tersebut tetapi para ulama yang menjelaskan kepada kaum muslimin hakekat
dari jalan yang ditempuh oleh da’i tersebut.
Perkara
yang samar-samar ini terkadang disadari terkadang tanpa disadari ,
terkadang karena sifat merasa aman darinya lantas diapun mencoba-coba
berjalan didalamnya sampai tak terasa bahwa dia hampir saja terjatuh
pada keharaman ada yang diingatkan oleh saudaranya lalu diapun kembali
ada yang menolak sehingga binasa karena keyakinan yang dia miliki bahwa
itu adalah kebaikan , akibatnya tidak hanya dia yang terjatuh didalamnya
tetapi membawa orang lain.
Sebagaimana
yang kita sampaikan diatas terkadang hal ini disadari atau tanpa
disadari olehnya atau yang lainnya , sehingga banyak yang terjatuh
dimedan da’wah ini seorang da’i , saling bahu-membahu untuk
memperjuangkan sebuah syubhat , akan tetapi tampillah mereka para
pemberi nasehat memperingatkan sebagian kembali dan berterima-kasih
sebagai bentuk kejujuran dan keikhlasan dalam berda’wah tapi tak sedikit
pula yang membangkang dan menyerang balik bahkan menggelari dengan
gelar-gelar yang buruk pada saudaranya , karena pekatnya syubhat yang
memenuhi dadanya sampai-sampai tak lagi mampu memandang perkara baik dan
buruk kecuali yang mencocoki jiwa dan hawa nafsunya.
WAHAI SAUDARAKU…
Kita
saksikan dimedan da’wah ini antara penyeru kebenaran dan kebathilan
terus berperang dan bersaing untuk menyerukan da’wahnya , dan sudah
menjadi sunnatulloh bahwasannya akan terus menjadi musuh sampai hari
kiyamat dan bahkan sampai dihadapan Allah nanti.
Ditengah
dua penyeru itu ada yang berjalan diantara keduanya tidak tampak oleh
manusia dan tanpa disadari seorang da’i tadi berjalan dibawah syubhat ,
disatu keadaan dia bersama ahlul haq dan membelanya dan membeberkan
keadaan ahlul batil dengan dalilnya , dan pada kali yang lain terasa
aneh dia malah membela ahlul-bathil dan menyerang ahlul-haq.
Dan
yang sangat teramat disayangkan adanya seoarng da’i yang dulunya amat
keras dengan ahlul bathil namun sekarang hanyut ditengah-tengah shubhat
yang tanpa disadari olehnya dan para pengikutnya.
Yang
akhirnya tampillah seorang ‘alim dari para ulama’ menjelaskan bahwa
jalan yang dilalui adalah jalan yang salah jalan para pengusung
kebathilan. ternyata setelah dikoreksi terkuaklah sebab kenapa dia
terjatuh dalam hal itu sebagaimana ucapan ‘alimurrobbani an-nawawi :
“
karena banyaknya perkara syubhat yang dia jalani kadang terjatuh pada
yang haram tanpa dia sengaja.“ sikat bermudah-mudah dan meremehkannya
serta keberanian dia untuk berjalan dibawah syubhat kemudian syubhat
yang kedua yang lebih besar dan seterusnya sampai dia terjatuh pada yang
haram dengan sengaja “.
Hal ini tidaklah diketahui kecuali oleh para ulama…
WAHAI SAUDARAKU…
Tak
asing lagi bagi seorang da’i yang bergulat dimedan da’wah peringatan
para ulama tentang bahaya at-talawwun (berwarna-warni) dalam agama ,
tidak memiliki kejelasan dalam bersikap dan berbuat senantiasa berjalan
dibawah syubhat sehingga tergelincir dan menggelincirkan , at-talaa’ub
bermain-main dalam agama banyak berhilah dan bersiasat , tidak mengikuti
nasehat para ulama.
WAHAI SAUDARAKU…
Kitapun
harus bersikap inshof dan bijaksana terkadang seorang da’i terjatuh
didalamnya mungkin saja hal itu dikarenakan kebodohan , ketidak
sengajaan , dan tanpa sepengetahuannya.
Namun
keadaan ini akan jelas ketika datang nasehat kepadanya , dengan melihat
cara bagaiman dia bersikap dan menanggapi nasehat yang datang
kepadanya. apabila melawan maka terbuktilah bahwa itu adalah jalannya
dan jelaslah kesamaran perkara ini.
Apabila
menerima maka jelaslah keadaan dia adalah kebaikan yang dia inginkan
selama ini tetapi jalannya yang salah memaksa dia berbuat kesalahan dan
akan terdengar ucapan taubat dan gembira hatinya dengan datangnya barang
hilang yang selama ini dia cari-cari sebuah nasehat.
Yang
ketiga terus berjalan diatas syubhat dengan mencari kambing hitam yang
mendasari nasehat yang sampai kepadanya yang seperti ini kita tunggu
kisah yang selanjutnya…
ستبدي لك الايام ما كنت جاهلا وستاتيك بالاخبار ما لم تزود
“dengan
bergulirnya waktu akan tampak bagimu kebodohanmu dengan sebuah perkara
dan akan mendatangimu kabar-kabar yang belum sampai padamu “.
Na’am
dengan waktu kita akan bisa mengetahui hakekat manhaj seseorang kejalan
manakah dia menyeru , da’wah salafiyah ini terjaga dan Allah yang
menjaganya , tidak akan ada seorangpun yang bermain-main didalamnya
melainkan akan terlihat kesesatannya siapapun orangnya , seorang yang
tidak ikhlas dalam da’wahnya akan terhanti dan tersisih.
Ketika
saya baru datang kedamaj 7 -8 tahun yang lalu ditengah-tengah
terjadinya fitnah yang semakin memanas antara syeikh yahya dan syaikh
abdurrohman hadirlah saya pada sebuah dars nahwu yang dibuka oleh
seorang mustafid bernama abdul hakim ar-roimi , asatidahz yang pernah
duduk didamaj kenal dengannya (tapi dia terfitnah dengan al-hajuri) dia
berkata : “ pada saat kami mengunjungi syaikh robi’ beliau berkata pada
kami : “ DA’WAH SALAFIYAH ITU BUKAN SEPERTI KELEDAI YANG BISA DINAIKI
SETIAP ORANG , DA’WAH SALAFIYAH INI SEPERTI KUDA PACUAN TIDAK MAMPU
MENAIKINYA KECUALI PENUNGGANG KUDA YANG HANDAL “. selesai.
Dan
memang benar adanya berapa banyak banyak sudah para da’i yang terlempar
dan terpelanting dari da’wah ini karena tidak cakap dalam membawanya
dan kurang ikhlas dalam da’wahnya.
Akhirnya wahai saudaraku…
Terimalah kebenaran itu dengan tulus tanpa persyaratan…
Bersiaplah untuk jadi pengikutnya dan pembelanya…
Ketahuilah…
Menilai sebuah kebenaran bukan dari seseorang…
Tapi kita ikuti seseorang karena kebenaran yang dia bawa …
Janganlah tertipu dengan kebesaran seseorang karena al-haq itu lebih agung dan lebih besar dari siapapun…
Janganlah engkau dalam beragama ini taqlid pada seseorang kalau dia beriman kaupun beriman , kalau dia kafir maka kamupun kafir…
Kebenaran itu suatu yang paling berhak untuk diikuti…
Janganlah karena kebesaran seseorang engkau terpedaya lalu membelanya dan meninggalkan kebenaran …
Terus membentengi diri dengan terus menuntut ilmu syar’i.
ستكون
فتنةٌ القاعد فيها خيرٌ من القائم ، والقائم فيها خيرٌ من الماشي ،
والماشي خيرٌ من الساعي ، من تشرف لها تستشرفه ، فمن وجد ملجأ أو معاذاً
فليعذ به ‘
“
akan terjadi fitnah orang yang duduk ketika itu lebih baik dari orang
yang berdiri , orang yang berdiri lebih baik dari yang berjalan , yang
berjalan lebih baik dari yang berusaha , barangsiapa yang melihatnya
akan terjatuh padanya , maka barang siapa yang mendapatkan tempat
kembali dan berlindung hendaklah dia berlindung “. (muttafaqun ‘alaihi)
إن السلامة من ليلى وجارتها
أن لا تمر على حال بواديها
Keselamatan dari fitnah laila dan tetangganya
Janganlah engkau melewati depan
rumahnya.
Berkata
syaikh bin baz : “ sebuah fitnah akan menyebabkan kesamaran pada
kebanyakan manusia , tidak semua orang mempunyai ilmu yang cukup dengan
apa yang selayaknya dia kerjakan pada masa-masa fitnah sehingga terjatuh
pada kesamaran yang menghalangi dia untuk melihat sebuah kebenaran ,
adapun fitnah yang terjadi pada masa sekarang ini bukan merupakan fitnah
yang diperintahkan kita untuk menghindarinya karena jelasnya sebuah
kebenaran,
Qoidah
sebuah fitnah yang dilarang untuk masuk padanya adalah : “ sesuatu yang
samar yang tidak jelas padanya kebenaran dan kebathilan “.
Adapun
fitnah yang tampak kebenarannya dan diketahui yang benar dan yang salah
, yang dholim dari yang terdholimi maka yang wajib adalah menolong yang
madhlum dan mencegah yang dholim dari perbuatan dholimnya.
Sekian
mudah-mudahan bermanfaat teriring do’a mudah-mudahan Allah senantiasa
menjaga kita dari kejelekan dan perkara-perkara yang dibenci Allah
,menjaga keistiqomahan kita dalam beragama amiin.
Oleh : Al-Ustadz Abul hasan Wonogiri
cikarang 22 shofar 1435 h.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar