بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد
لله نستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من
يهد الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له وأشهد أن لا إله إلا الله وحده
لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه
وسلم تسليما
Syaikh
Muhammad Al-Imaam Hafidzahullaah berkata:”Dan Imam Asy-Syaatibii
rahimahullaah telah memperhatikan dengan menyebutkan di beberapa tempat
yg di benci di dalamnya suatu pertanyaan,kita meringkasnya sebagai
berikut:"
1.pertanyaan yg tidak ada manfaat untuk agamanya.
2.pertanyaan setelah apa-apa yg telah sampai dari suatu ilmu itu untuk kebutuhannya.
3.pertanyaan yg dia tidak membutuhkannya pada waktu itu.
4.pertanyaan yg paling sulit dan paling buruknya.
5.pertanyaan tentang sebab hukum peribadahan.
6.berlebih-lebihan dalam bertanya sehingga sampai kepada batasan pembebanan.
7.tampak dari pertanyaan,penyelisihannya terhadap Al-Qur’an dan Sunnah dengan akal.
8.pertanyaan tentang perkara yg masih samar-samar.
9.pertanyaan tentang apa-apa yg terjadi dari perselihan kaum salaf.
10.pertanyaan mencari kesalahan yg menjatuhkannya ketika perdebatan.
Dan
larangan di dalamnya tidaklah sama,tetapi disana ada yg sangat
dibenci,dan ada juga yg ringan,dan ada juga yg diharamkan dan ada juga
tempat bagi ijtihad (Al-Ibaanah 139).
Keterangan:
1.pertanyaan
yg tidak ada manfaat untuk agamanya Seperti pertanyaan Abdullaah bin
Hudzaafah radiyallaahu 'anhu kepada Rasulallaah shalallaahu 'alaihi wa
sallam:”siapakah ayahku (HR.Bukhari 13/265 no 7294,Muslim 4/1832 no 2359 dari hadits Anas bin Maalik radiyallaahu Anhu)
2.pertanyaan
setelah apa-apa yg telah sampai dari suatu ilmu itu untuk kebutuhannya
Seperti pertanyaan bani Israil kepada Nabi Musa 'alaihis salaam
وَإِذْ
قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تَذْبَحُوا
بَقَرَةً قَالُوا أَتَتَّخِذُنَا هُزُوًا قَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ
أَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ (٦٧)قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ
لَنَا مَا هِيَ قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ لا فَارِضٌ وَلا
بِكْرٌ عَوَانٌ بَيْنَ ذَلِكَ فَافْعَلُوا مَا تُؤْمَرُونَ (٦٨)قَالُوا
ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَنَا مَا لَوْنُهَا قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ
إِنَّهَا بَقَرَةٌ صَفْرَاءُ فَاقِعٌ لَوْنُهَا تَسُرُّ النَّاظِرِينَ
(٦٩)قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَنَا مَا هِيَ إِنَّ الْبَقَرَ
تَشَابَهَ عَلَيْنَا وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ لَمُهْتَدُونَ (٧٠)قَالَ
إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ لا ذَلُولٌ تُثِيرُ الأرْضَ وَلا
تَسْقِي الْحَرْثَ مُسَلَّمَةٌ لا شِيَةَ فِيهَا قَالُوا الآنَ جِئْتَ
بِالْحَقِّ فَذَبَحُوهَا وَمَا كَادُوا يَفْعَلُونَ ()البقرة :67-71)
Artinya: ”dan
(ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allaah
menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina." mereka berkata: "Apakah
kamu hendak menjadikan Kami buah ejekan?" Musa menjawab: "Aku berlindung
kepada Allaah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang
jahil". Artinya:”mereka menjawab: " mohonkanlah kepada Rabbmu untuk
Kami, agar Dia menerangkan kepada kami; sapi betina Apakah itu." Musa
menjawab: "Sesungguhnya Allaah berfirman bahwa sapi betina itu adalah
sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; Maka
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu". Artinya:”mereka berkata:
"Mohonkanlah kepada Rabbmu untuk Kami agar Dia menerangkan kepada Kami
apa warnanya". Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi
betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya,
lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya." Artinya:”mereka
berkata: "Mohonkanlah kepada Rabbmu untuk Kami agar Dia menerangkan
kepada Kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena Sesungguhnya sapi
itu (masih) samar bagi Kami dan Sesungguhnya Kami insya Allaah akan
mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu)." Artinya:’Musa berkata:
"Sesungguhnya Allaah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina
yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk
mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya." mereka berkata:
"Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya".
kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak
melaksanakan perintah itu (Qs.Al-Baqarah:67-71) .
3.pertanyaan
yg dia tidak membutuhkannya pada waktu itu Dan ini adalah khusus bagi
yg belum diturunkan hukum di dalamnya hadits Rasulallaahu shalallaahu
'alaihi wa sallam:”tinggalkanlah aku dengan apa-apa yg telah aku
wariskan kepada kalian karena sesungguhnya kebinasaan kaum sebelum
kalian itu dengan banyaknya pertanyaan mereka dan perselisihan mereka
terhadap Nabi-Nabi mereka,apa-apa yg telah aku larang darinya maka
jauhilah,dan apa-apa yg telah aku perintahkan kepadanya,lakukanlah
semampu kalian (HR.Bukhari 13/251 no 7288,Muslim 2/975 no 1337 dari hadits Abu Hurairah radiyallaahu 'anhu)
4.pertanyaan
yg paling sulit dan paling buruknya Seperti larangan Nabi Shalallaahu
Alaihi Wasallaam tentang mencari kekeliruan ulama haditsnya dhaif,dan
perkara ini masuk kedalam no 1 dan no 3,berkata Ash-Shan’ani
rahimahullaah dan sesungguhnya larangan Nabi Shalallaahu 'Alaihi wa
sallam yaitu mencari kekeliruan ulama agar mereka di bilang tergelincir
dan akan menimbulkan fitnah,sesungguhnya pelarangan itu dikarenakan
tidak bermanfaat di dalam agama,dan hampir-hampir tidak di dapati
kecuali di dalam permasalahan yg tidak bermanfaat (Subul As-Salaam).
5.pertanyaan
tentang sebab hukum peribadahan Seperti pertanyaan Mua’dzah bin
Abdillaah rahimahallaah kepada 'Aisyah radiyallaahu 'anha tentang qadha
puasa tanpa mengqadha shalat bagi wanita yg haidh,'Aisyah radiyallaahu
'anha berkata :"apakah kamu seorang Haruuriyyah{yaitu tempat berdiamnya
khawarij} (HR.Muslim 1/265 no 335).
6.berlebih-lebihan
dalam bertanya sehingga sampai kepada batasan pembebanan ini relatif
tergantung pada perseorangan,kadang menurut si A pertanyaan itu beban
baginya tetapi menurut si B itu bukan beban
قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُتَكَلِّفِينَ (ص:٨٦)
artinya: ”Katakanlah
(hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas da'wahku
dan bukanlah aku Termasuk orang-orang yang membeban-bebankan(Qs.Shaad:86)
7.tampak
dari pertanyaan,penyelisihannya terhadap Al-Qur’an dan Sunnah dengan
akal Hadits tentang lalat,melihat Allaah Subhanahu wa ta’ala dll.
8.pertanyaan
tentang perkara yg masih samar-samar Pertanyaan seseorang kepada Imam
Malik rahimahullaah mengenai Istiwaa Allaah Allaah berfirman
هُوَ
الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ
أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي
قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ
الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلا
اللَّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ
عِنْدِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلا أُولُو الألْبَابِ (ال عمران:٧)
Artinya: ”Dia-lah
yang menurunkan Al kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya
ada ayat-ayat yang muhkamaat, Itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang
lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya
condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat
yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk
mencari-cari ta'wilnya, Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya
melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami
beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi
Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan
orang-orang yang berakal." (Qs.Al-‘Imraan:7)
9.pertanyaan
tentang apa-apa yg terjadi dari perselihan kaum salaf Telah ditanya
Umar bin Abdil Aziiz rahimahullaah tentang peperangan shiffiin beliau
rahimahullaah berkata :”itu adalah darah yg Allaah subhanahu wa ta’ala
telah menjaga kedua tanganku,maka aku tidak ingin menodainya dengan
lisanku (diriwayatkan oleh Al-Khaththaabi di dalam kitab Al-‘Uzlah 136,Ibnu Abdil Barr di dalam Jaami’ Al-Bayaan Al-‘Ilm 2/934).
10.pertanyaan mencari kesalahan yg menjatuhkannya ketika perdebatan
وَمِنَ
النَّاسِ مَنْ يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ
اللَّهَ عَلَى مَا فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ (البقرة :٢٠٤)
Artinya: ”dan
di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia
menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allaah (atas kebenaran) isi
hatinya, Padahal ia adalah penantang yang paling keras.(Qs.Al-Baqarah:204)
Telah diriwayatkan dari hadits Aisyah radhiyallahu 'Anha berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَبْغَضُ الرِّجَالِ إِلىَ اللهِ اْلأَلَدُّ الْخَصِمُ
“Orang yang paling dibenci Allaah adalah yang suka berdebat.” (Muttafaqun 'Alaihi)
Juga dari hadits Abu Umamah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullaah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا
ضَلَّ قَوْمٌ بَعْدَ هُدًى كَانُوا عَلَيْهِ إِلاَّ أُوْتُوا الْجَدَلَ.
ثُمَّ تَلاَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذِهِ
اْلآيَةَ : {مَا ضَرَبُوْهُ لَكَ إِلاَّ جَدَلاً بَلْ هُمْ قَوْمٌ
خَصِمُوْنَ{
“Tidaklah tersesat satu kaum setelah mendapatkan hidayah yang dahulu mereka di atasnya, melainkan mereka diberi sifat berdebat.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allaah subhanahu wa ta’ala:
مَا
ضَرَبُوْهُ لَكَ إِلاَّ جَدَلاً بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُوْنَ
“Mereka
tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud
membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.” (Az-Zukhruf: 58) [HR.Tirmidzi dan Ibnu Majah, dihasankan Al-Albani rahimahullaah di dalam Shahih Al-Jami’ no. 5633]
(kebanyakan faedah diambil dari Al-Muwaafaqaat 4/319-321)
Fahmi Abubakar Jawwas
Yg mengharapkan rahmat dan ampunan Rabbnya
Daarul Hadiits bisy Syiher harasahallaah Hadramaut 3 Rabi'uts Tsaani 1432 H / 8 Maret 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar