Ketika iman bersemi dalam hati sesuai tuntunan syariat, niscaya hati ini rindu terbang ke jannah dan takut siksa neraka

Kamis, 29 Desember 2011

Penulisan dan Pembacaan Lafazh “Allahu Akbar”


Sebagian kaum muslimin, bahkan imam yang memimpin shalat memulai shalat dengan mengucapkan, aallahu akbar, yaitu dengan memanjangkan kata ‘a’ di awalnya… cara baca seperti itu adalah cara yang salah, bahkan menimbulkan makna kekafiran. Kalimat
اَللهُ أَكْبَرُ
Dengan lafazh, Allaahu Akbar (semua kata di baca satu harakat, kecuali lafazh lam kedua pada lafazh jalalah Allah dan inilah yang benar), memiliki makna bahwa Allah adalah yang maha besar, jika kalimat tersebut di ganti dengan memanjangkan ‘a’ di awal menjadi,

آللهُ أَكْبَرُ
Yang di dapat dari kalimat,
أَاَللهُ أَكْبَرُ
Kata ini, awalnya adalah “a Allaahu Akbar” kemudian cara bacanya adalah dengan memanjangkannya, diucapkan dengan “aa”.
Perubahan seperti ini merubah maknanya menjadi, “Apakah Allah yang maha besar?” !!
Perhatikanlah, betapa jauh maknanya berpaling…
Karena penambahan hamzah (a) di awal menunjukkan istifham (kata tanya), hal ini bisa menimbulkan makna kekafiran, karena bisa bermakna si pengucap tidak yakin akan kebesaran Allah ta’ala. Na’udzu billah, kita berlindung kepada Allah dari ucapan dan keyakinan seperti itu.
Maka betapa pentingnya bagi kaum muslimin untuk bisa mengerti bahasa arab, supaya tidak terjatuh dalam perkara-perkara seperti ini…
Kesalahan Pembacaan Lafazh “Allahu Akbar”
Sebelumnya telah kita bahas penulisan yang benar dari Lafazh “Allaahu Akbar”, diantara satu lagi kesalahan yang kita temui dalam pengucapan lafazh yang mulia tersebut adalah pengucapan sebagian orang dengan melafazhkannya “Allaahu Akbaar” dengan menambahkan ‘a’ pada lafazh ‘Akbar’, akibat dari penambahan tersebut adalah perubahan makna yang sangat jauh. Akbar, Seharusnya di baca pendek semua, yang maknanya adalah lebih besar, jika dibaca dengan lafazh Akbaar, maka maknanya adalah gendang?!, dan ini adalah perubahan yang sangat fatal.
Kalimat ini bukanlah menjadi kalimat taat, bahkan menjadi kalimat maksiat dan mungkar, sepantasnya di rubah bagi orang yang mengetahuinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar