MUQADDIMAH
Akhi (Saudaraku).Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada Anda.
Ketahuilah, bahwa wajib bagi kita untuk mendalami empat masalah, yaitu :
- Ilmu, ialah mengenal
Allah, mengenal Nabi-Nya dan mengenal agama Islam berdasarkan dalil-dalil.
- Amal, ialah menerapkan
ilmu ini.
- Da'wah, ialah mengajak
orang lain kepada ilmu ini.
- Sabar, ialah tabah dan
tangguh menghadapi segala rintangan dalam menuntut ilmu, mengamalkannya
dan berda'wah kepadanya.
Dalilnya,
firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Demi masa.
Sesungguhnya setiap manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali
orang-orang yang beriman, melakukan segala amal shalih dan saling
nasihat-menasihati untuk (menegakkan) yang haq, serta nasehat-menasehati untuk
(berlaku) sabar". (Al-'Ashr : 1-3)
Imam
Asy-Syafi'i 1) Rahimahullah Ta'ala, mengatakan : "Seandainya Allah
hanya menurunkan surah ini saja sebagai hujjah buat makhluk-Nya, tanpa hujjah
lain, sungguh telah cukup surah ini sebagai hujjah bagi mereka".
Dan Imam
Al-Bukhari 2) Rahimahullah Ta'ala, mengatakan : "Bab Ilmu
didahulukan sebelum ucapan dan perbuatan". Dalilnya firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Maka
ketahuilah, sesungguhnya tiada sesembahan (yang haq) selain Allah dan
mohonlah ampunan atas dosamu". (Muhammad : 19)
Dalam
ayat ini, Allah memerintahkan terlebih dahulu untuk berilmu (berpengetahuan)
......" 3) sebelum ucapan dan perbuatan.
Akhi
(Saudaraku).Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada Anda.
Dan ketahuilah, bahwa wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk mempelajari dan mengamalkan ketiga perkara ini :
- Bahwa Allah-lah yang
menciptakan kita dan yang memberi rizki kepada kita. Allah tidak
membiarkan kita begitu saja dalam kebingungan, tetapi mengutus kepada kita
seorang rasul, maka barangsiapa mentaati rasul tersebut pasti akan masuk
surga dan barangsiapa menyalahinya pasti akan masuk neraka. Allah Ta'ala
berfirman : "Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu seorang rasul
yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus kepada
Fir'aun seorang rasul, tetapi Fir'aun mendurhakai rasul itu, maka Kami
siksa ia dengan siksaan yang berat". (Al-Muzammil : 15-16)
- Bahwa Allah tidak rela,
jika dalam ibadah yang ditujukan kepada-Nya, Dia dipersekutukan dengan
sesuatu apapun, baik dengan seorang malaikat yang terdekat atau dengan
seorang nabi yang diutus menjadi rasul. Allah Ta'ala berfirman : "Dan
sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, karena itu janganlah
kamu menyembah seorang-pun di dalamnya disamping (menyembah) Allah".
(Al-Jinn : 18)
- Bahwa barangsiapa yang
mentaati Rasulullah serta mentauhidkan Allah, tidak boleh bersahabat
dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun mereka itu
keluarga dekat. Allah Ta'ala berfirman : "Kamu tidak akan mendapati
suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, saling berkasih
sayang dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun
orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara, ataupun
keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah mantapkan
keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang
datang dari-Nya dan mereka akan dimasukkan-Nya ke dalam surga-surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha
kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Mereka itulah golongan
Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang
beruntung". (Al-Mujaadalah : 22).
Akhi
(Saudaraku).
Semoga Allah membimbing Anda untuk taat kepada-Nya.
Ketahuilah,
bahwa Islam yang merupakan tuntunan Nabi Ibrahim adalah ibadah kepada Allah
semata dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Itulah yang diperintahkan Allah
kepada seluruh umat manusia dan hanya itu sebenarnya mereka diciptakan-Nya,
sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala. Semoga Allah membimbing Anda untuk taat kepada-Nya.
"Artinya : Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia, melainkan untuk beribadah kepada-Ku".
(Adz-Dzaariyaat : 56)
Ibadah
dalam ayat ini, artinya : Tauhid. Dan perintah Allah yang paling agung adalah
Tauhid, yaitu : Memurnikan ibadah untuk Allah semata-mata. Sedang larangan
Allah yang paling besar adalah syirik, yaitu : Menyembah selain Allah di
samping menyembah-Nya. Allah Ta'ala berfirman :
"Artinya : Sembahlah Allah
dan janganlah kamu mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya". (An-Nisaa :
36)
Kemudian,
apabila anda ditanya : Apakah tiga landasan utama yang wajib diketahui oleh
manusia ? Maka hendaklah anda jawab : Yaitu mengenal Tuhan Allah 'Azza wa
Jalla, mengenal agama Islam, dan mengenal Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi
wa sallam.
Footnote
: 1. Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin Al-'Abbas bin 'Utsman bin Syafi'i Al-Hasyim Al-Quraisy Al-Muthallibi (150-204H - 767-820M). Salah seorang imam empat. Dilahirkan di Gaza (Palestina) dan meninggal di Cairo. Diantara karya ilmiyahnya: Al-Umm, Ar-Risalah dan Al-Musnad.
2. Abu 'Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah Al-Bukhari (194-256H - 810-870M). Seorang Ulama ahli Hadits. Untuk mengumpulkan hadits ia telah menempuh perjalanan yang panjang, mengunjungi Khurasan, Irak, Mesir dan Syam. Kitab-kitab yang disusunnya antara lain Al-Jaami Ash-Shahih (yang lebih dikenal dengan Shahih Bukhari), At-Taarikh, Adh-Dhu'afaa, Khalq Af'aal al-Ibaad.
3. Al-Bukhari dalam Shahih-nya, kitab Al-'ilm, bab.10
MENGENAL ALLAH, 'AZZA WA JALLA
Apabila anda ditanya : Siapakah Tuhanmu ? Maka katakanlah : tuhanku adalah Allah, yang memelihara diriku dan memelihara semesta alam ini dengan segala ni'mat yang dikaruniakan-Nya. Dan dialah sembahanku, tiada sesembahan yang haq selain Dia.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Artinya : Segala puji
hanya milik Allah Tuhan Pemelihara semesta alam". (Al-Faatihah : 1)
Semua
yang ada selain Allah disebut Alam, dan aku adalah salah satu dari semesta alam
ini.
Selanjutnya
jika anda ditanya : Melalui apa anda mengenal Tuhan ? Maka hendaklah anda jawab
: Melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya dan melalui ciptaan-Nya. Di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah : malam, siang, matahari dan bulan. Sedang di antara
ciptaan-Nya ialah : tujuh langit dan tujuh bumi beserta segala mahluk yang ada
di langit dan di bumi serta yang ada di antara keduanya. Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah
kamu bersujud kepada matahari dan janganlah (pula kamu bersujud) kepada bulan,
tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya jika kamu benar-benar hanya
kepada-Nya beribadah". (Fushshilat : 37)
Dan
firman-Nya :
"Artinya : Sesungguhnya
Tuhanmu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang,
senantiasa mengikutinya dengan cepat. Dan Dia (ciptakan pula) matahari dan
bulan serta bintang-bintang (semuanya) tunduk kepada perintah-Nya. Ketahuilah
hanya hak Allah mencipta dan memerintah itu. Maha Suci Allah Tuhan semesta
alam". (Al-A'raaf : 54)
Tuhan
inilah yang haq disembah. Dalilnya, firman Allah Ta'ala :
"Artinya : Wahai manusia !
Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu
agar kamu bertaqwa, (Tuhan) yang telah menjadikan untukmu bumi sebagai hamparan
dan langit sebagai atap, serta menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan
air itu Dia menghasilkan segala buah-buahan sebagai rizki untukmu. Karena itu,
janganlah kamu mengangkat sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu
mengetahui". (Al-Baqarah : 22)
Ibnu
Katsir 1) Rahimahullah Ta'ala, mengatakan : "Hanya Pencipta segala
sesuatu yang ada inilah yang berhak disembah dengan segala macam ibadah".
(Lihat Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhim, (Cairo, Maktabah Dar At-Turats,
1400H) jilid. 1 hal. 57)
Dan
macam-macam ibadah yang diperintah Allah itu, antara lain : Islam (Syahadat,
Shalat, Puasa, Zakat dan Haji), Iman, Ihsan, Do'a, Khauf (takut), Raja'
(pengharapan), Tawakkal, Raghbah (penuh minat), Rahbah (cemas), Khusyu'
(tunduk), Khasyyah (takut), Inabah (kembali kepada Allah), Isti'anah (memohon
pertolongan), Isti'adzah (meminta perlindungan), Istighatsah (meminta
pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan), Dzabh (penyembelihan), Nadzar
dan macam-macam ibadah lainnya yang diperintahkan oleh Allah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Artinya : Dan
sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, karena itu janganlah
kamu menyembah seorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah".
(Al-Jinn : 18)
Karena
itu barangsiapa yang menyelewengkan ibadah tersebut untuk selain Allah, maka
dia adalah musyrik dan kafir. Firman Allah Ta'ala :
"Artinya : Dan barangsiapa
menyembah sesembahan yang lain di samping (menyembah) Allah, padahal tidak ada
satu dalilpun baginya tentang itu, maka benar-benar balasannya ada pada
tuhannya. Sungguh tiada beruntung orang-orang kafir itu". (Al-Mu'minuun
:117)
Dalil-dalil
macam Ibadah :
- Dalil Do'a.
Firman Allah Ta'ala :
"Artinya
: Dan Tuhanmu berfirman : Berdo'alah kamu kepada-Ku niscaya akan Ku-perkenankan
bagimu. Sesungguhnya, orang-orang yang enggan untuk beribadah kepada-Ku pasti
akan masuk neraka dalam keadaan hina-dina". (Ghaafir : 60)
Dan
diriwayatkan dalam hadits :
"Artinya
: Do'a itu adalah sari ibadah". ( Hadits Riwayat At-Tirmidzi dalam
Al-Jaami' Ash-Shahiih, kitab Ad-Da'waat, bab 1. "Maksud hadits ini adalah
bahwa segala macam ibadah, baik yang umum maupun yang khusus, yang dilakukan
seorang mu'min, seperti mencari nafkah yang halal untuk keluarga, menyantuni
anak yatim dll, semestinya diiringi dengan permohonan ridha Allah dan pengharapan
balasan ukhrawi. Oleh karena itu Do'a (permohonan dan pengharapan tersebut)
disebut oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai sari atau
otak ibadah, karena senantiasa harus mengiringi gerak ibadah").
- Dalil Khauf (takut).
Firman Allah Ta'ala :
"Artinya
: Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku jika kamu
benar-benar orang yang beriman". (Ali 'imran : 175)
- Dalil Raja' (pengharapan).
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya
: Untuk itu barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka
hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah mempersekutukan seorangpun
dalam beribadah kepada Tuhannya". (Al-Kahfi : 110)
- Dalil Tawakkal (berserah
diri).
Firman Allah Ta'ala :
"Artinya
: Dan hanya kepada Allah-lah supaya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar
orang yang beriman". (Al-Maa'idah : 23)
"Artinya
: Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Dia-lah yang akan
mencukupinya". (Ath-Thalaaq : 3)
- Dalil Raghbah (penuh
minat), Rahbah (cemas) dan Khusyu' (tunduk).
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya
: Sesungguhnya mereka itu senantiasa berlomba-lomba dalam (mengerjakan)
kebaikan-kebaikan serta mereka berdo'a kepada Kami dengan penuh minat (kepada
rahmat Kami) dan cemas (akan siksa Kami), sedang mereka itu selalu tunduk hanya
kepada Kami". (Al-Anbiyaa : 90)
- Dalil Khasy-yah (takut).
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya
: Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku".
(Al-Baqarah : 50)
- Dalil Inabah (kembali
kepada Allah).
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya
: Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu serta berserah dirilah kepada-Nya (dengan
mentaati perintah-Nya), sebelum datang adzab kepadamu, kemudian kamu tidak
dapat tertolong (lagi)". (Az-Zumar : 54)
- Dalil Isti'anah (memohon
pertolongan).
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya
: Hanya kepada Engkau-lah kami beribadah dan hanya kepada Engkau-lah kami
memohon pertolongan". (Al-Faatihah : 4)
Dan
diriwayatkan dalam hadits.
"Artinya
: Apabila kamu memohon pertolongan, maka memohonlah pertolongan kepada
Allah". (Hadits Riwayat At-Tirmidzi dalam Al-Jaami' 'Ash-Shahiih, kitab
Shifaat Al-Qiyaamah wa Ar-Raqa'iq wa Al-Wara : bab 59 dan riwayat Imam Ahmad
dalam Al-Musnad. Beirut Al-maktab Al-Islami 1403H jilid 1 hal. 293, 303, 307)
- Dalil Isti'adzah (meminta
perlindungan).
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya
: Katakanlah Aku berlindung kepada Tuhan yang Menguasai subuh". (Al-Falaq
: 1)
Dan
firman-Nya :
"Artinya
: Katakanlah Aku berlindung kepada Tuhan manusia. Penguasa manusia".
(An-Naas : 1-2)
- Dalil Istighatsah (meminta
pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan).
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya
: (Ingatlah) tatkala kamu meminta pertolongan kepada Tuhanmu untuk dimenangkan
(atas kaum musyrikin), lalu diperkenankan-Nya bagimu". (Al-Anfaal : 9)
- Dalil Dzabh
(penyembelihan).
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya
: Katakanlah. Sesungguhnya shalatku, penyembelihanku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam, tiada sesuatu-pun sekutu bagi-Nya.
Demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama kali
berserah diri (kepada-Nya)". (Al-An'am : 162-163)
Dalil
dari Sunnah.
"Artinya
: Allah melaknat orang yang menyembelih (binatang) bukan karena Allah".
(Hadits Riwayat Muslim dalam Shahihnya, kitab Al-Adhaahi, bab 8 dan riwayat
Imam Ahmad dalam Al-Musnad, jilid 1, hal. 108, 118 dan 152).
- Dalil Nadzar.
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya
: Mereka menunaikan nadzar dan takut akan suatu hari yang siksanya merata di
mana-mana". (Al-Insaan : 7)
Footnote
:
1. Abu Al-Fidaa : Ismail bin Umar bin Katsir Al-Qurasy Ad-Dimasyqi (701-774H - 1302-1373M). Seorang ahli ilmu hadits, tafsir, fiqh dan sejarah. Diantara karyanya : Tafsir Al-Qur'aan Al-Azhim, Thabaqat Al-Fuqahaa Asy Syafiiyyun, Al-Bidayah wa An-Nihayah (sejarah), Ikhtishaar 'Uluum Al-Hadits, Syarh Shahih Al-Bukhari (belum sempat dirampungkannya).
MENGENAL
ISLAM
1. Abu Al-Fidaa : Ismail bin Umar bin Katsir Al-Qurasy Ad-Dimasyqi (701-774H - 1302-1373M). Seorang ahli ilmu hadits, tafsir, fiqh dan sejarah. Diantara karyanya : Tafsir Al-Qur'aan Al-Azhim, Thabaqat Al-Fuqahaa Asy Syafiiyyun, Al-Bidayah wa An-Nihayah (sejarah), Ikhtishaar 'Uluum Al-Hadits, Syarh Shahih Al-Bukhari (belum sempat dirampungkannya).
Islam, ialah berserah diri kepada Allah dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya dengan penuh kepatuhan akan segala perintah-Nya serta menyelamatkan diri dari perbuatan syirik dan orang-orang yang berbuat syirik.
Dan agama Islam, dalam pengertian tersebut, mempunyai tiga tingkatan, yaitu : Islam, Iman dan Ihsan, masing-masing tingkatan mempunyai rukun-rukunnya.
I. Tingkatan Islam
Adapun tingkatan Islam, rukunnya ada lima :
- Syahadat (pengakuan
dengan hati dan lisan) bahwa "Laa Ilaaha Ilallaah" (Tiada
sesembahan yang haq selain Allah) dan Muhammad adalah Rasulullah.
- Mendirikan shalat.
- Mengeluarkan zakat.
- Shiyam pada bulan
Ramadhan.
- dan Haji ke Baitullah
Al-Haram.
1.
Dalil Syahadat.
Firman Allah Ta'ala.
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Allah
menyatakan bahwa tiada sesembahan (yang haq) selain Dia, dengan senantiasa
menegakkan keadilan (Juga menyatakan demikian itu) para malaikat dan
orang-orang yang berilmu. Tiada sesembahan (yang haq) selain Dia. Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana". (Al-Imraan : 18)
"Laa
Ilaaha Ilallaah"' artinya : Tiada sesembahan yang haq selain Allah.
Syahadat
ini mengandung dua unsur : menolak dan menetapkan. "Laa Ilaaha",
adalah menolak segala sembahan selain Allah. "Illallaah" adalah
menetapkan bahwa penyembahan itu hanya untuk Allah semata-mata, tiada sesuatu
apapun yang boleh dijadikan sekutu didalam penyembahan kepada-Nya, sebagaimana
tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu di dalam kekuasaan-Nya. Tafsiran syahadat tersebut diperjelas oleh firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya : Dan (ingatlah)
ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kepada kaumnya : 'Sesungguhnya aku
menyatakan lepas dari segala yang kamu sembah, kecuali Tuhan yang telah
menciptakan-ku, karena sesungguhnya Dia akan menunjuki'. Dan (Ibrahim)
menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya
mereka senantiasa kembali (kepada tauhid)". (Az-Zukhruf : 26-28)
"Artinya
: Katakanlah (Muhammad) : 'Hai ahli kitab ! Marilah kamu kepada suatu kalimat
yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, yaitu ; hendaklah kita tidak
menyembah selain Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya
serta janganlah sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan
selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka :
'Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang muslim (menyerahkan diri
kepada Allah)". (Ali 'Imran : 64)
Adapun
dalil syahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah.
Firman Allah Ta'ala.
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Sungguh, telah
datang kepadamu seorang rasul dari kalangan kamu sendiri, terasa berat olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) untukmu, amat
belas kasihan lagi penyayang kepada orang-orang yang beriman". (At-Taubah
: 128)
Syahadat
bahwa Muhammad adalah Rasulullah, berarti : mentaati apa yang diperintahkannya,
membenarkan apa yang diberitakannya, menjauhi apa yang dilarang serta
dicegahnya, dan menyembah Allah hanya dengan cara yang disyariatkannya.
2. Dalil
Shalat dan Zakat serta tafsiran Tauhid.Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Padahal mereka
tidaklah diperintahkan kecuali supaya beribadah kepada Allah, dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya lagi bersikap lurus, dan supaya mereka mendirikan Shalat
serta mengeluarkan Zakat. Demikian itulah tuntunan agama yang lurus".
(Al-Bayyinah : 5)
3.
Dalil Shiyam.
Firman Allah Ta'ala.
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Wahai
orang-orang yang beriman ! Diwajibkan kepada kamu untuk melakukan shiyam,
sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu
bertakwa". (Al-Baqarah : 183)
4.
Dalil Haji.
Firman Allah Ta'ala.
Firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Dan hanya untuk
Allah, wajib bagi manusia melakukan haji, yaitu (bagi) orang yang mampu
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Dan barangsiapa yang mengingkari (kewajiban
haji) maka sesungguhnya Allah Maha tidak memerlukan semesta alam". (Al
'Imran : 97)
II.
Tingkatan Iman
Iman itu lebih dari tujuh puluh cabang. Cabang yang paling tinggi ialah syahadat "Laa Ilaaha Ilallaah", sedang cabang yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan sifat malu adalah salah satu dari cabang Iman.
Rukun Iman
ada enam, yaitu : Iman itu lebih dari tujuh puluh cabang. Cabang yang paling tinggi ialah syahadat "Laa Ilaaha Ilallaah", sedang cabang yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan sifat malu adalah salah satu dari cabang Iman.
- Iman kepada Allah.
- Iman kepada para
Malaikat-Nya.
- Iman kepada
Kitab-kitab-Nya.
- Iman kepada para
Rasul-Nya.
- Iman kepada hari Akhirat,
dan
- Iman kepada Qadar, yang
baik dan yang buruk. (Qadar : takdir, ketentuan Ilahi. Yaitu : Iman
bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam semesta ini adalah diketahui,
dikehendaki dan dijadikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala)
Dalil
keenam rukun ini, firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Berbakti (dari
Iman) itu bukanlah sekedar menghadapkan wajahmu (dalam shalat) ke arah Timur
dan Barat, tetapi berbakti (dan Iman) yang sebenarnya ialah iman seseorang
kepada Allah, hari Akhirat, para Malaikat, Kitab-kitab dan Nabi-nabi...".
(Al-Baqarah : 177)
Dan
firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Sesungguhnya
segala sesuatu telah Kami ciptakan sesuai dengan qadar". (Al-Qomar : 49)
III.
Tingkatan Ihsan
Ihsan, rukunnya hanya satu, yaitu :
Ihsan, rukunnya hanya satu, yaitu :
"Artinya : Beribadah
kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak
melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu". (Pengertian Ihsan tersebut
adalah penggalan dari hadits Jibril, yang dituturkan oleh Umar bin Al-Khaththab
Radhiyallahu 'Anhu, sebagaimana akan disebutkan).
Dalilnya,
firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Sesungguhnya
Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat
ihsan". (An-Nahl : 128)
Dan
firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Dan
bertakwallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Yang
melihatmu ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan (melihat) perubahan gerak
badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Asy-Syu'araa : 217-220)
Serta
firman-Nya.
"Artinya : Dalam keadaan
apapun kamu berada, dan (ayat) apapun dari Al-Qur'an yang kamu baca, serta
pekerjaan apa saja yang kamu kerjakan, tidak lain kami adalah menjadi saksi
atasmu di waktu kamu melakukannya". (Yunus : 61)
Adapun
dalilnya dari Sunnah, ialah hadits Jibril 1) yang masyhur, yang
diriwayatkan dari 'Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu.
"Artinya : Ketika kami
sedang duduk di sisi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba
muncul ke arah kami seorang laki-laki, sangat putih pakaiannya, hitam pekat
rambutnya, tidak tampak pada tubuhnya tanda-tanda sehabis dari bepergian jauh
dan tiada seorangpun di antara kami yang mengenalnya. Lalu orang itu duduk di
hadapan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dengan menyandarkan kedua
lututnya pada kedua lutut beliau serta meletakkan kedua telapak tangannya di
atas kedua paha beliau, dan berkata : 'Ya Muhammad, beritahulah aku tentang
Islam', maka beliau menjawab : 'Yaitu : bersyahadat bahwa tiada sesembahan yang
haq selain Allah serta Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat,
mengeluarkan zakat, melakukan shiyam pada bulan Ramadhan dan melaksanakan haji
ke Baitullah jika kamu mampu untuk mengadakan perjalanan ke sana'. Lelaki itu
pun berkata : 'Benarlah engkau'. Kata Umar : 'Kami merasa heran kepadanya, ia
bertanya kepada beliau, tetapi juga membenarkan beliau. Lalu ia berkata :
'Beritahulah aku tentang Iman'. Beliau menjawab : 'Yaitu : Beriman kepada
Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan hari Akhirat,
serta beriman kepada Qadar yang baik dan yang buruk'. Ia pun berkata :
'Benarlah engkau'. Kemudian ia berkata : 'Beritahullah aku tentang Ihsan'.
Beliau menjawab : 'Yaitu : Beribadah kepada Allah dalam keadaan seakan-akan
kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia
melihatmu'. Ia berkata lagi. Beritahulah aku tentang hari Kiamat. Beliau
menjawab : 'Orang yang ditanya tentang hal tersebut tidak lebih tahu dari pada
orang yang bertanya'. Akhirnya ia berkata : 'Beritahulah aku sebagian dari
tanda-tanda Kiamat itu'. Beliau menjawab : Yaitu : 'Apabila ada hamba sahaya
wanita melahirkan tuannya dan apabila kamu melihat orang-orang tak beralas
kaki, tak berpakaian sempurna melarat lagi, pengembala domba saling
membangga-banggakan diri dalam membangun bangunan yang tinggi'. Kata Umar :
Lalu pergilah orang laki-laki itu, semantara kami berdiam diri saja dalam waktu
yang lama, sehingga Nabi bertanya : Hai Umar, tahukah kamu siapakah orang yang
bertanya itu ? Aku menjawab : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau pun
bersabda : 'Dia adalah Jibril, telah datang kepada kalian untuk mengajarkan
urusan agama kalian". (Hadits Riwayat Muslim dalam Shahihnya, kitab
Al-Iman, bab 1, hadits ke 1. Dan diriwayatkan juga hadits dengan lafadz seperti
ini dari Abu Hurairah oleh Al-Bukhari dalam Shahih-nya, kitab Al-Iman, bab 37,
hadits ke 1.)
Footnote
:
1. Disebut hadits jibril, karena jibril-lah yang datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dengan menanyakan kepada beliau tentang Islam, Iman dan masalah hari Kiamat. Hal itu dimaksudkan untuk memberikan pelajaran kepada kaum muslimin tentang masalah-masalah agama.
MENGENAL
NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM 1. Disebut hadits jibril, karena jibril-lah yang datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dengan menanyakan kepada beliau tentang Islam, Iman dan masalah hari Kiamat. Hal itu dimaksudkan untuk memberikan pelajaran kepada kaum muslimin tentang masalah-masalah agama.
Beliau adalah Muhammad bin 'Abdullah, bin 'Abdul Muthallib, bin Hasyim. Hasyim adalah termasuk suku Quraisy, suku Quraisy termasuk bangsa Arab, sedang bangsa Arab adalah termasuk keturunan Nabi Isma'il, putera Nabi Ibrahim Al-Khalil. Semoga Allah melimpahkan kepadanya dan kepada Nabi kita sebaik-baik shalawat dan salam.
Beliau berumur 63 tahun, diantaranya 40 tahun sebelum beliau menjadi nabi dan 23 tahun sebagai nabi dan rasul.
Beliau diangkat sebagai nabi dengan "Iqra" yakni surah Al-'Alaq : 1-5, dan diangkat sebagai rasul dengan surah Al-Mudatstsir.
Tempat asal beliau adalah Makkah.
Beliau diutus Allah untuk menyampaikan peringatan menjauhi syirik dan mengajak kepada tauhid. Dalilnya, firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Wahai orang
yang berselimut ! Bangunlah, lalu sampaikanlah peringatan. Agungkanlah Tuhanmu.
Sucikanlah pakaianmu. Tinggalkanlah berhala-berhala itu. Dan janganlah kamu
memberi, sedang kamu menginginkan balasan yang lebih banyak. Serta bersabarlah
untuk memenuhi perintah Tuhanmu". (Al-Mudatstsir : 1-7).
Pengertian
:
- "Sampaikanlah
peringatan", ialah menyampaikan peringatan menjauhi syirik dan
mengajak kepada tauhid.
- "Agungkanlah
Tuhanmu". Agungkanlah Ia dengan berserah diri dan beribadah
kepada-Nya semata-mata.
- "Sucikanlah
pakaianmu", maksudnya ; Sucikanlah segala amalmu dari perbuatan
syirik.
- "Tinggalkanlah
berhala-berhala itu", artinya : Jauhkan dan bebaskan dirimu darinya
serta orang-orang yang memujanya.
Beliaupun
melaksanakan perintah ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh tahun, mengajak
kepada tauhid. Setelah sepuluh tahun itu beliau di mi'rajkan (diangkat
naik) ke atas langit dan disyari'atkan kepada beliau shalat lima waktu. Beliau
melakukan shalat di Makkah selama tiga tahun. Kemudian, sesudah itu, beliau
diperintahkan untuk berhijrah ke Madinah.
Hijrah,
pengertiannya, ialah : Pindah dari lingkungan syirik ke lingkungan Islami.
Hijrah ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan umat Islam. Dan kewajiban tersebut hukumnya tetap berlaku sampai hari kiamat. Dalil yang menunjukkan kewajiban hijrah, yaitu firman Allah Ta'ala.
"Sesungguhnya orang-orang
yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan zhalim terhadap diri mereka sendiri
1), kepada mereka malaikat bertanya : 'Dalam keadaan bagaimana kamu ini
? 'Mereka menjawab : Kami adalah orang-orang yang tertindas di negeri (Makkah).
Para malaikat berkata : 'Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat
berhijrah (kemana saja) di bumi ini ? Maka mereka itulah tempat tinggalnya
neraka Jahannam dan Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. Akan
tetapi orang-orang yang tertindas di antara mereka, seperti kaum lelaki dan
wanita serta anak-anak yang mereka itu dalam keadaan tidak mampu menyelamatkan
diri dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), maka mudah-mudahan Allah
memaafkan mereka. Dan Allah adalah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun".
(An-Nisaa : 97-99)
Dan
firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Wahai
hamba-hamba-Ku yang beriman ! Sesungguhnya, bumi-Ku adalah luas, maka hanya
kepada-Ku saja supaya kamu beribadah". (Al-Ankabuut : 56)
Al-Baghawai
2), Rahimahullah, berkata : "Ayat ini, sebab turunnya, adalah
ditujukan kepada orang-orang muslim yang masih berada di Makkah, yang mereka
itu belum juga berhijrah. Karena itu, Allah menyeru kepada mereka dengan
sebutan orang-orang yang beriman".
Adapun
dalil dari Sunnah yang menunjukkan kewajiban hijrah, yaitu sabda Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam.
"Artinya : Hijrah tetap
akan berlangsung selama pintu taubat belum ditutup, sedang pintu taubat tidak
akan ditutup sebelum matahari terbit dari barat". (Hadits Riwayat Imam
Ahmad dalam Al-Musnad, jilid 4, hal. 99. Abu Dawud dalam Sunan-nya, kitab
Al-Jihad, bab 2, dan Ad-Darimi dalam Sunan-nya, kitab As-Sam, bab 70).
Setelah
Nabi Muhammad menetap di Madinah, disyariatkan kepada beliau zakat, puasa,
haji, adzan, jihad, amar ma'ruf dan nahi mungkar, serta syariat-syariat Islam
lainnya.
Beliau-pun
melaksanakan untuk menyampaikan hal ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh
tahun. Sesudah itu wafatlah beliau, sedang agamanya tetap dalam keadaan lestari.
Inilah agama yang beliau bawa : Tiada suatu kebaikan yang tidak beliau tunjukkan kepada umatnya dan tiada suatu keburukan yang tidak beliau peringatkan kepada umatnya supaya dijauhi. Kebaikan yang beliau tunjukkan ialah tauhid serta segala yang dicintai dan diridhai Allah, sedang keburukan yang beliau peringatkan supaya dijauhi ialah syirik serta segala yang dibenci dan tidak disenangi Allah.
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, diutus oleh Allah kepada seluruh umat manusia, dan diwajibkan kepada seluruh jin dan manusia untuk mentaatinya. Allah Ta'ala berfirman.
"Artinya : Katakanlah.
'Wahai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kamu semua".
(Al-Araaf : 158)
Dan
melalui beliau, Allah telah menyempurnakan agama-Nya untuk kita, firman Allah
Ta'ala.
".. Pada hari ini 3),
telah Aku sempurnakan untukmu agamamu dan Aku lengkapkan kepadamu ni'mat-Ku
serta Aku ridhai Islam itu menjadi agama bagimu". (Al-Maaidah : 3)
Adapun
dalil yang menunjukkan bahwa beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam juga
wafat, ialah firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Sesungguhnya
kamu akan mati dan sesungguhnya mereka-pun akan mati (pula). Kemudian,
sesungguhnya kamu nanti pada hari kiamat berbantah-bantahan di hadapan
Tuhanmu". (Az-Zumar : 30-31)
Manusia
sesudah mati, mereka nanti akan dibangkitkan kembali. Dalilnya firman Allah
Ta'ala.
"Artinya : Berasal dari
tanahlah kamu telah Kami jadikan dan kepadanya kamu Kami kembalikan serta
darinya kamu akan Kami bangkitkan sekali lagi". (Thaa-haa : 55)
Dan
firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Dan Allah telah
menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian Dia mengembalikan
kamu ke dalamnya (lagi) dan (pada hari Kiamat) Dia akan mengeluarkan kamu
dengan sebenar-benarnya". (Nuh : 17-18)
Setelah
manusia dibangkitkan, mereka akan dihisab dan diberi balasan sesuai dengan amal
perbuatan mereka, firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Dan hanya
kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, supaya Dia
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat buruk sesuai dengan perbuatan
mereka dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan (pahala)
yang lebih baik (surga)". (An-Najm : 31)
Barangsiapa
yang tidak mengimani kebangkitan ini, maka dia adalah kafir, firman Allah
Ta'ala.
"Artinya : (Kami telah
mengutus) rasul-rasul menjadi penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan,
supaya tiada lagi suatu alasan bagi menusia membantah Allah sebelum
(diutusnya), serta beliaulah penutup para nabi". (An-Nisaa : 165)
"Artinya
: Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka tidak akan dibangkitkan.
Katakan : 'Tidaklah demikian. Demi Tuhanku, kamu pasti akan dibangkitkan dan
niscaya akan diberitakan kepadamu apapun yang telah kamu kerjakan. Yang
demikian itu adalah amat mudah bagi Allah". (At-Taghaabun : 7)
Allah
telah mengutus semua rasul sebagai penyampai kabar gembira dan pemberi
peringatan. Sebagaimana firman Allah Ta'ala.
"Artinya : (Kami telah
mengutus) rasul-rasul menjadi penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan
supaya tiada lagi suatu alasan bagi manusia membantah Allah setelah (diutusnya)
para rasul itu .." (An-Nisaa : 165)
Rasul
pertama adalah Nabi Nuh 'Alaihissalam 4), Dan rasul terakhir adalah Nabi
Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, serta beliaulah penutup para
nabi.
Dalil yang
menunjukkan bahwa rasul terakhir adalah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa
sallam, firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Sesungguhnya
Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh
dan para nabi sesudahnya ..". (An-Nisaa : 163)
Dan
Allah telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul, mulai dari Nabi Nuh
sampai Nabi Muhammad, dengan memerintahkan mereka untuk beribadat kepada Allah
semata-mata dan melarang mereka beribadah kepada thagut. Allah Ta'ala
berfirman.
"Artinya : Dan sesungguhnya,
Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul (untuk menyerukan) :
'Beribadahlah kepada Allah (saja) dan jauhilah thagut itu ..". (An-Nahl :
36)
Dengan
demikian, Allah telah mewajibkan kepada seluruh hamba-Nya supaya bersikap kafir
terhadap thagut dan hanya beriman kepada-Nya.
Ibnu
Al-Qayyim 5), Rahimahullah Ta'ala, telah menjelaskan pengertian thagut
tersebut dengan mengatakan.
"Artinya : Thagut, ialah
setiap yang diperlakukan manusia secara melampui batas (yang telah ditentukan
oleh Allah), seperti dengan disembah, atau diikuti atau dipatuhi".
Dan
thagut itu banyak macamnya, tokoh-tokohnya ada lima :
- Iblis, yang telah dilaknat
oleh Allah.
- Orang yang disembah,
sedang dia sendiri rela.
- Orang yang mengajak
manusia untuk menyembah dirinya.
- Orang yang mengaku tahu
sesuatu yang ghaib, dan
- Orang yang memutuskan
sesuatu tanpa berdasarkan hukum yang telah diturunkan oleh Allah.
Allah
Ta'ala berfirman.
"Artinya : Tiada paksaan
dalam (memeluk) agama ini. Sungguh telah jelas kebenaran dari kesesatan. Untuk
itu, barangsiapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka dia
benar-benar telah berpegang teguh dengan tali yang terkuat, yang tidak akan
terputus tali itu. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui".
(Al-Baqarah : 256)
Ingkar
kepada semua thagut dan iman kepada Allah saja, sebagaimana dinyatakan dalam
ayat tadi, adalah hakekat syahadat "Laa Ilaaha Ilallah".
Dan
diriwayatkan dalam hadits, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda.
"Artinya : Pokok agama ini
adalah Islam 6), dan tiangnya adalah shalat, sedang ujung tulang
punggungnya adalah jihad fi sabilillah". (Hadits Shahih riwayat
Ath-Thabarani dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu, dan riwayat At-Tirmidzi dalam
Al-Jaami Ash-Shahih, kitab Al-Imaan, bab 8).
Hanya
Allah-lah Yang Mahatau. Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan Allah
kepada Nabi Muhammad kepada keluarga dan para sahabatnya.
Keterangan
:Tiga Landasan Utama
Diterbitkan oleh :
Kementrian Urusan Islam, Waqaf, Da'wah dan Penyuluhan
Urusan Penerbitan dan Penyebaran
Kerajaan Arab Saudi
Footnote :
1. Yang dimaksud dengan orang-orang yang zhalim terhadap diri mereka sendiri dalam ayat ini, ialah orang-orang penduduk Makkah yang sudah masuk Islam tetapi mereka tidak mau hijrah bersama Nabi, padahal mereka mampu dan sanggup. Mereka ditindas dan dipaksa oleh orang-orang kafir supaya ikut bersama mereka pergi ke perang Badar, akhirnya ada diantara mereka yang terbunuh.
2. Abu Muhammad Al-Husein bin Mas'ud bin Muhammad Al-Farra' atau Ibnu Al-Farra'. Al Baghawi (436-510H - 1044-1117M). Seorang ahli dalam bidang fiqh, hadits dan tafsir. Di antara karyanya : At-Tahdziib (fiqh), Syarh As-Sunnah (hadits), Lubaab At-Ta'wiil fi Ma'aalim At-Tanziil (tafsir).
3. Maksudnya, adalah hari Jum'at ketika wukuf di Arafah, pada waktu Haji Wada.
4. Selain dalil dari Al-Qur'an yang disebutkan Penulis, yang menunjukkan bahwa Nabi Nuh adalah rasul pertama, di sana juga ada hadits shahih yang menyatakan bahwa Nabi Nuh adalah rasul pertama yang di utus kepada penduduk bumi ini, seperti hadits riwayat Al-Bukhari dalam Shahih-nya kitab Al-Anbiya, bab 3 dan riwayat Muslim dalam Shahih-nya kitab Al-Iman, bab. 84. Adapun Nabi Adam Alaihissalam, menurut sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Dzar Al-Ghifari, Radhiyallahu anhu. Beliau adalah nabi pertama. Dan disebutkan dalam hadits ini bahwa jumlah para nabi ada 124 ribu orang, dari jumlah tersebut sebagai rasul 315 orang, dan dalam riwayat lain disebutkan 310 orang lebih. Lihat : Imam Ahmad, Al-Musnad, jilid 5, hal. 178, 179 dan 265.
5. Abu Abdillah : Muhammad bin Abu Bakar, bin Ayyub, bin Said, Az-Zur'i, Ad-Dimasqi, terkenal dengan Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyyah (691-751H - 1292 - 1350M). Seorang ulama yang giat dan gigih dalam mengajak umat Islam pada zamannya untuk kembali kepada tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah serta mengikuti jejak para Salaf Shalih. Mempunyai banyak karya tulis, antara lain : Madaarij As-Salikin, Zaad Al-Ma'aad, Thariiq Al-Hijratain wa Baab As-Sa'aadatain, At-Tibyaan fi Aqwaam Al-Qur'aan, Miftah Daar As-Sa'aadah.
6. Silahkan melihat kembali pengertian Islam yang disebutkan oleh Penulis, dalam Tiga Landasan Utama bagian 3/4
Oleh: Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar