Di bawah ini akan kami tampilkan hadits-hadits Nabi yang menunjukkan
pengharaman secara jelas (sharih) terhadap berbagai macam alat hiburan dan
musik.
Diriwayatkan bahwa Abdurrahman bin Ghanam berkata : Abu Amir atau Abu
Malik Al Asy'ari ra telah menceritakan kepadaku bahwa ia pernah mendengar
Rasulullah bersabda, "Dikalangan umatku nanti akan ada suatu kaum yang
menghalalkan perzinaan, sutera, khamr dan alat-alat musik."
Ini adalah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam
Shahihnya, meskipun diriwayatkan secara mu'allaq, namun tetap dijadikan
hujjah yang beliau masukkan dalam bab tersendiri, yaitu Bab tentang Orang
yang menghalalkan Khamr dan Menamainya dengan Nama Lain. "Hisyam bin Ammar
berkata : telah menceritakan kepada kami Shadaqah bin Khalid dari
Abdurrahman bin Yazid bin Jabir, dari Athiyah bin Qais Al Kilabi, dari
Abdurrahman bin Ghanm Al Asy'ari bahwa ia berkata : Amir atau Abu Malik Al
Asy'ari, - Demi Allah dia tidak membohongiku - menceritakan kepada bahwa
ia pernah mendengar Rasulullah bersabda : " Sungguh akan ada suatu kaum
dari umatku yang menghalalkan perzinaan, sutera, khamr dan alat-alat
musik."
Orang-orang yang mencacatkan keshahihan hadits ini tidak dapat beralasan
apa-apa, seperti Ibnu Hizam, kecuali hanya untuk membela madzhabnya yang
batil dalam hal membolehkan hiburan atau musik dengan menganggap hadits Al
Bukhari di atas adalah munqathi' (terputus -red), karena Al Bukhari tidak
menyambungkan sanad hadits tersebut.
Jawaban mengenai kerancuan ini adalah sebagai berikut:
Sesungguhnya Al Bukhari telah bertemu Hisyam bin Ammar dan telah
mendengarkan hadits dirinya. Maka jika Al Bukhari mengatakan, "Hisyam
telah berkata. " itu berarti sama artinya dengan mengatakan, :Dari
Hisyam."
Seandainya Al Bukhari belum pernah mendengar hadits itu darinya, maka
sudah tentu dia tidak akan membolehkan untuk meyakini hadits itu darinya,
kecuali memang shahih bahwa ia (Hisyam) benar-benar pernah mengatakannya.
Hal semacam ini banyak digunakan saking banyaknya rawi yang
meriwayatkannya hadits dari syaikh tersebut dan karena kemasyhurannya.
Lagi pula yang namanya Al Bukhari itu adalah rawi yang paling jauh dari
perbuatan tadlis (pemalsuan).
Al Bukhari sendiri memasukkan hadits tersebut dalam kitabnya yang diberi
nama Shahih, yang dijadikan hujah oleh beliau. Seandainya hadits ini tidak
dianggap shahih oleh beliau, tentu beliau tidak akan memasukkannya dalam
kitab Shahih beliau.
Al Bukhari menta'liqnya dengan shighar jazm, bukan shighat tamridh. Ia
juga mengambil sikap tawaquf mengenai suatu hadits atau jika hadits yang
ada itu tidak memenuhi persyratannya, maka Al Bukhari biasanya mengatakan,
"Wa yurwa'an Rasulullah wa yudzkaru'anhu." (Diriwayatkan dari Rasulullah
dan disebutkan darinya), atau ungkapan yang sejenisnya. Namun jika Al
Bukhari sudah mengatakan, "Qola Rasulullah " (Rasulullah telah bersabda),
maka berarti ia telah menetapkan dan memastikan bahwa hal itu benar-benar
dari Nabi.
Kalau saja kita buang alasan di atas, maka hadits ini tetap dianggap
shahih dan muttasil oleh hadits lainnya. Abu Dawud dalam kitab Al Libas
mengatakan : telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab bin Najdah,
katanya : Bisyr bin Bakar telah menceritakan kepada kami Athiyah bin Qais
yang mengatakan : Aku telah mendengar Abdurrahman bin Ghanm Al Asy'ari
berkata : Abu Amir atau Abu Malik telah menceritakan kepada kami, lalu
disebutkan hadits seperti di atas secara ringkas.
Abu Bakar Al Ismaili juga meriwayatkan dalam kitabnya As Shahih, secara
musnad. Ia mengatakan : Abu Amir tidak dapat diragukan.
Nalarnya, bahwa segala alat musik merupakan alat hiburan atau permainan,
dan hal ini tidak diperselisihkan di antara para ahli bahasa. Seandainya
hal itu halal (dibolehkan), tentu Rasul tidak akan mencela tindakan
menghalalkan hal tersebut, dan tidak mensandingkan dengan khamr dan
perzinaan.
Ibnu Majah di dalam kitab Sunannya mengatakan : Abdullah bin Said telah
menceritakan riwayat hadits kepada kami dan Muawiyah bin Shalih, dari
Hatim bin Huraits dari Abi Maryam, dari Abdurrahman bin Ghanm Al Asy'ari,
dari Abu Malik Al Asy'ari ra bahwa ia berkata : Rasulullah telah bersabda
:
" Sungguh akan ada manusia-manusia dari umatku yang meminum khamr yang
mereka namakan dengan nama lain, kepalanya dipenuhi dengan musik dan
penyanyi- penyanyi wanita. Maka Allah akan menenggelamkan mereka ke dalam
bumi dan menjadikan di antara mereka aa kera dan babi.' (sanad hadits ini
shahih).
Orang-orang yang menghalalkan musik - dalam hadits tersebut- diancam bahwa
Allah akan menenggelamkan mereka ke dalam bumi dan merubah bentuk mereka
menjadi kera dan babi. Meskipun ancaman ini untuk seluruh perbuatan yang
tersebut dalam hadits itu, namun masing-masingnya mendapatkan bagian dari
celaan dan ancaman ini.
Dalam hal ini terdapat berbagai riwayat hadits, yaitu hadits dari Sahl nin
Sa'ad As Saidi, Imron bin Hushain, Abdullah bin Amru, Abdullah bin Abbas,
Abu Hurairah, Abu Umamah Al Bahli, 'Aisyah, Ali bin Abi Thalib, Anas bin
Malik, Abdurrahman bin Sabith dan hadits Al Ghazi bin Rabi'ah. Kami
sengaja mengungkapkannya agar para Ahlul Qur'an mendapat kepuasan, di
samping agar orang-orang yang suka mendengarkan suara setan itu dapat
tersentak.
1 Hadits Sahal bin Sa'id
Ibnu Abi Dunya berkata : Al Haitsam bin Kharijah telah menceritakan kepada
kami, katanya : telah mencertiakan kepada kami Abdurrahman bin Zaid bin
Aslam dari Abu Hazim, dari Sahl bin Sa'ad As Saidi bahwa ia telah berkata
: Rasulullah bersabda : "Di dalam umatku ini akan ada (siksaan yang
berupa) pembenaman, pelemparan dan pengubahan bentuk. "Ditanyakan, " Kapan
hal itu terjadi ya Rasulullah?" Beliau Menjawab, "Jika telah tampak
berbagai alat musik, qainah (budak wanita yang menjadi penyanyi) serta
dihalalkannya khamr."
2 Hadits Imran bin Hushain
Hadits ini diriwayatkan oleh At Tarmidzi dari hadits Al A'masy, dari Hilal
bin Yisaf, dari Imran bin Hushain yang berkata : Rasulullah telah bersabda
: "Pada umatku nanti akan ada (siksaan atau bencana yang berupa)
pembenaman, pelemparan dan pengrubahan bentuk." Lalu salah seorang di
antara kaum muslimin ada yang bertanya. "Kapan hal itu terjadi, ya
Rasulullah?" Beliau menjawab, "Jika telam tampak berbagai qainah,
alat-alat musik dan diminumnya khamr." At Tarmidzi mengatakan bahwa hadits
ini gharib.
3 Hadits Abdullah bin Amru
Imam Ahmad di dalam Musnadnya dan juga Abu Dawud sama-sama meriwayatkan
hadits dari Abdullah bin Amru bahwa Rasulullah telah bersabda,
"Sesungguhnya Allah SWT telah mengharamkan atas umatku : khamr, judi,
kubah (kartu atau dadu; dapat pula diartikan at thibl (genderang; juga
termasuk jenis alat musik lainnya) -pent.) dan ghubaira' (minuman keras
yang diperas dari jagung yang biasa dibuat oleh orang-orang Habasyah); dan
setiap yang memabukkan itu haram. " Dalam lafal Ahmad yang lain disebutkan
: "Sesungguhnya Allah swt telah mengharamkan atas umatku khamr, judi, mizr
(sejenis ghubaira', namun ada yang mengatakan terbuat dari gandum), kubah
dan qinnin (jenis permainan judi yang dipraktekkan bansa Romawi; namun ada
pula yang mengartikan genderang yang biasa ditabuh oleh orang-orang
Habasyah."
4 Hadits Ibnu Abbas
Di dalam Musnad Ahmad juga disebutkan riwayat dari Ibnu Abbas ra bahwa
Rasulullah telah bersabda : "Sesungguhnya Allah swt telah mengharamkan
khamr, judi dan kubah. Setiap yang memabukkan itu haram."
5 Hadits Abu Hurairah
At Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah tela
bersabda : "Jika harta hanya diedarkan pada kalangan terbatas, amanat jadi
barang rampasan, zakat sebagai utang, ilmu dipelajari untuk selain agama,
seorang lelaki (suami) mentaati istrinya dan mendurhakai ibunya,
mendekatkan temannya dan menjauhkan ayahnya, tampak suara-suara di dalam
masjid, orang yang fasik tampil memimpin kabilah, orang yang paling hina
menjadi pimpinan suatu kaum, seorang dimuliakan karena ditakui
kejahatannya, muncul penyanyi-penyanyi dari budak-budak wanita dan
berbagai alat musik, diteguknya khamr dan orang-orang akhir dari umat ini
telah melaknat (mengutuk) umat terdahulu; maka ketika itu tunggulah angin
merah, gempa, amblesnya bumi, perubahan bentuk, penjerumusan serta
tanda-tand lain yang beruntun seperti sebuah jaring tua (usang) yang jika
kawatnya terputus maka akan terus merembet." At Tirmidzi mengatakan hadits
ini hasan gharib.
Ibnu Abi Dunya berkata : Abdullah bin Umar Al Jusyami menceritakan kepada
kami, katanya : telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Salim yaitu
Abu Dawud, katanya : Hasan bin Abi Sinan telah menceritakan kepada kami
dari seorang laki-laki, dan Abu Hurairah ra yang berkata bahwa Rasulullah
telah bersabda : "Suatu kaum dari umat ini pada akhir zaman akan diubah
menjadi kera dan babi. "Para sahabat bertanya. "Ya Rasulullah, bukankah
mereka itu bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah dan bahwa Muhammad
adalah utusan Allah?" Beliau menjawab. "Ya, bahkan mereka juga menunaikan
shalat, puasa dan haji. "Ditanya lagi. "Apa pasalnya mereka itu?" Beliau
menjawab, "Mereka hanyut oleh musik, rebana dan qainah (budak yang menjadi
biduanita) dan mereka begadang dengan suguhan minuman dan hiburan, lalu
pada esok harinya mereka diubah bentuknya menjadi kera dan babi." (hadits
dha'if - ed.)
6 Hadits Abu Umamah Al Bahili
Hadits ini dikemukakan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya dan juga oleh At
Tirmidzi bahwa Rasulullah telah bersabda. "Ada sekelompok dari umatku yang
begadang dengan suguhan makanan dan minuman serta hiburan dan permainan,
kemudian esok harinya mereka menjadi kera dan babi, lalu dikirimkan angin
terhadap orang-orang yang hidup di antara mereka, kemudian angin itu
menghamburkan mereka sebagaimana telah menghamburkan orang-orang sebelum
kalian lantaran mereka telah menghalalkan khamr, menabuh rebana, dan
mengambil budak-budak wanita untuk menyanyi."
Di dalam sanad hadits ini terdapat Farqad As Sabakhi yang termasuk
pembesar kaum Shalih, namun demikian ia tidaklah kuat dalam hal hadits. At
Tirmidzi mengatakan : "Yahya bin Asa'id melemahkannya naumn ada juga
rawi-rawi yang mengambil riwayat darinya."
Ibnu Abi Dunya berkata : Abdullah bin Umar Al Jusyami menceritakan kepada
kami, katanya : telah menceritakan kepada kami Ja'far bin Sulaiman,
katanya " Farqad As Sabakhi menceritakan kepada kami : telah menceritakan
kepada kami Qatadah dari Sa'id bin Al Musayyab, katanya : telah
menceritakan kepadaku Ashum bin Amru Al Bajali dari Abu Umamah dari
Rasulullah bahwa beliau bersabda : "Akan ada suatu kaum dari umat ini yang
menghabiskan malamnya di atas makanan, minuman dan hiburan. Lalu pada pagi
harinya mereka telah diubah bentuknya menjadi kera dan babi. Dan pasti
mereka itu akan ambles ditelan bumi, sehingga pada esok harinya
orang-orang pun bercerita, "Kampung si fulan ambles tadi malam, Bani Fulan
ambles ditelan bumi tadi malam!" Dan pasti akan dikirimkan (dijatuhkan)
bebatuan dari langit terhadap mereka sebagaimana pernah dijatuhkan
terhadap kaum Nuh, atas kabilah-kabilah yang ada di dalamnya dan atas
kampung-kampung (rumah) yang ada di dalamnya. Pasti akan dikirimkan pula
kepada mereka angin pemusnah yang pernah membinasakan bangsa 'Ad, karena
mereka meminum khamr, memakan ribaa, menjadikan budak-budak wanita untuk
menyanyi, dan memutuskan tali kekeluargaan." (Hadits dha'if - ed.).
Di dalam Musnad Imam Ahmad disebutkan riwayat hadits dari Ubaidillah bin
Zahr, dari Ali bin Yazid, dari Al Qasim, dari Abu Umamah, dari Rasulullah
bahwa beliau bersabda : "Sesungguhnya Allah mengutusku sebagai rahmat dan
petunjuk bagi seluruh alam, dan memerintahku untuk membinasakan seruling,
genderang, alat-alat musik senar dan patung-patung (berhala) yang disembah
di masa jahiliyah." (Hadits dha'if - ed.).
Al Bukhari mengatakan : "Ubaidillah bin Zahr itu tsiqat (sekian banyak
ulama menyatakan dha'if. Lihat At Tahdzib, VII/13 - ed.). Ali bin Yazid
adalah dha'if dan Al Qasim bin Abdurrahman Abu Abdurrahman adalah tsiqat.
At Tirmidzi dan Imam Ahmad dalam Musnadnya juga meriwayatkan dengan sanad
yang persis seperti ini bahwa Nabi telah bersabda, "Janganlah engkau jual
qainah (budak wanita menjadi biduanita), jangan membelinya dan jangan
mengajarinya. Tiada kebaikannya dalam memperdagangkannya dan harganya itu
haram. Berhubungan dengan hal ini maka turunlah ayat : "Di antara manusia
ada orang yang membeli lahwul hadits untuk menyesatkan (manusia) dari
jalan Allah." (Luqman : 6). (Hadits ini dha'if karena kedha'ifan
perawinya, yaitu Abdullah bin Zahr dan Ali bin Yazid. Al Albani
mendha'ifkannya dalam Dha'iful Jami' (6189) hal. 893 -894.
7 Hadits Aisyah radhiallahu 'anha
Ibnu Abi Dunya berkata : Al Hasan bin Mahbub menceritakan kepada kami,
katanya : telah menceritakan kepada kami Abu An Nadhar yaitu Hasyim bin Al
Qasim, katanya : telah menceritakan kepada kami Abu Ma'syar dari Muhammad
bin Al Munkadir dari "Aisyah radhiallahu'anha bahwa ia berkata :
Rasulullah telah bersabda : "Pada umatku nanti akan terjadi pengamblesan,
pengubahan bentuk dan pelemparan,"Aisyah bertanya, "Ya Rasulullah,
sedangkan kaum itu masih mengatakan Laa ilaaha ilallah?" Beliau menjawab,
"Jika telah tampak biduanita-biduanita, telah muncul perzinaan, diteguknya
khamr dan dipakainya kain sutera,maka di sinilah hal itu terjadi." (Ibnu
Abi Dunya meriwayatkan hadits ini dalam Dzammul Malalhi, hadits no. 3.
Pensanadan hadits ini dha'if, namun banyak syawahid (bukti atau penguat
dari hadits lain) yang mengangkat derajat hadits ini ke tingkat hasan
lighairihi - ed.).
Ibnu Abi Dunya juga meriwayatkan : telah menceritakan kepada kami Muhammad
bin Nashih, katanya : Baqiyyah bin Al Walid telah menceritakan kepada kami
Yazid bin Abdullah Al Juhani, katanya : telah menceritakan kepadaku Abul
A'la dari Anas bin Malik bahwa ia pernah mengunjungi 'Aisyah
radhiallahu'anha beserta seorang teman. Orang itu berkata, "Ya Ummul
Mukminin, ceritakanlah kami tentang gempa!" 'Aisyah radhiallu'anha
menjawab, "Itu merupakan nasehat (pelajaran),rahmat dan berkah bagi
orang-orang mukmin serta merupakan hukuman, adzab serta kemurkaan terhadap
orang-orang kafir," Anas berkata, "Aku tiada mendengar satu hadits pun
setelah Rasulullah (wafat) yang membuatku sangat bergembira daripada
hadits ini." (Sanad hadits ini dha'if).
8 Hadits Ali ra.
Ibnu Abi Dunya berkata : telah menceritakan kepada kami Ar Rabi' bin
Tsaqlab, katanya : Farj bin Fadhalah menceritakan kepada kami riwayat dari
yahya bin Sa'id, dari Muhammad bin Ali, dari Ali ra, katanya Rasulullah
telah bersabda : "Jika umatku telah melakukan lima belas perilaku, maka ia
layak mendapatkan bala' (bencana)," Ditanyakan, "Apa saja kelima belas
perilaku itu ya Rasulullah" Beliau menjawab, "Jika kekayaan hanya berputar
pada kalangan tertentu, amanat menjadi barang rampasan, zakat menjadi
utang; seorang lelaki (suami) menurut pada istrinya dan mendurhakai
ibunya; berbuat baik kepada teman namun kasar terhadap ayahnya sendiri;
ditinggikannya suara-suara di masjid; yang menjadi pemimpin suatu kaum
adalah orang yang paling hina di antara mereka; seseorang dimuliakan
karena ditakuti kejahatannya; diminumnya khamr; dipakainya kain sutera,
mengambil para biduanita; dan orang-orang akhir dari umat ini telah
melaknat orang-orang terdahulu. Maka kalau sudah demikian, tunggulah
datangnya angin merah, pengamblesan bumi dan pengubahan bentuk." (Di dalam
sanad hadits ini terdapat Al Farj bin Fadhalah yang oleh sebagian ahli
hadits dinyatakan dha'if mengenai hafalannya, namun Al Albani menshahihkan
hadits ini dalam Takhrijul Misykat (5451) - ed.).
Abdul Jabbar bin Ashim menceritakan kepada kami, katanya : telah
menceritakan kepada kami Ismail bin Asysy dari Abdurrahman At Tamimi, dari
Abbad bin Abu Ali,dari Ali bin Abi Thalib ra dari Nabi bahwa beliau telah
bersabda : "Segolongan dari umatmu nanti akan ada yang diubah menjadi
kera, ada yang dihantam oleh angin yang membinasakan. Itu semua disebabkan
karena mereka meneguk khamr, memakai kain sutera, mengambil
biduanita-biduanita, dan bermain musik." (Di dalam sanad hadits ini
terdapat Abbad bin Abi Ali yang sebagaimana dikomentari oleh Ibnu Al
Qatthan disangsikan adalahnya (Al Mizan, 2 : 370), Ibnu Hajar dalam At
Taqrib (7137) hal. 290 menyatakan maqbul (dapat diterima) jika ada
penguatnya, dan jika tidak maka ia lemah haditsnya. Juga terdapat Ismail
bin Asyasy di mana riwayatnya selain dari ulama Syam adalah dha'if (An
Nizab, 1:240), sedangkan dalam riwayat ini bukan dari ulama Syam. Dengan
demikian dha'if, - ed.).
9 Hadits Anas ra
Ibnu Abi Dunya berkata : Abu Amru harun bin Umar Al Qursyi menceritakan
kepada kami, katanya : telah menceritakan kepada kami Al Khasib bin Katsir
dari Abu Bakar Al Hudzali, dari Qatadah, dari Anas bin Malik ra yang
berkata : Rasulullah ra telah bersabda : "Pada umatku ini akan terjadi
pembenaman, pelemparan dan pengubahan bentuk. Itu terjadi jika umat
tersebut telah meneguk khamr, mengambil biduanita-biduanita dan bermain
musik." (Sanad hadits ini rusak karena ada Abu Bakar Al Hudzali.
Disebutkan bahwa namanya adalah Sulami bin Abdullah dan ada yang
mengatakannya namanya Rauh. Ia adalah seorang yang haditsnya ditinggalkan
(matrukul hadits) sebagaimana disebutkan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar dalam
At Taqrib (8002) hal. 625 - ed.).
Ibnu Abi Dunya juga mengatakan : Abu Ishaq Al Azdi telah memberitahukan
kepada kami, katanya : telah menceritakan kepada kami Ismail bin Uwais,
katanya : telah menceritakan kepadaku Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari
salah satu putera Anas bin Malik ra dan juga dari yang lainnya, dari Anas
bin Malik ra bahwa ia berkata : Rasulullah ra telah bersabda : "Pada umat
ini kelak ada orang-orang yang menghabiskan malamnya dengan makanan,
minuman dan musik. Lalu esok harinya mereka diubah bentuk menjadi kera dan
babi." (Di dalam sanad hadits ini terdapat Abdurrahman bin Zaid bin Aslam
yang dha'if seperti disebutkan dalam Taqribut Tahdzib (3867) hal. 340.
Juga terdapat rawi yang tidak jelas, karena tidak ada namanya. Dengan
demikian sanad hadits ini dha'if. Namun dengan syawahid yang ada, ia dapat
naik derajat menjadi hasan lighairihi - ed.).
10 Hadits Abdurrahman bin Sabith
Ibnu Abi Dunya berkata : Ishaq bin Ismail telah menceritakan kepada kami,
katanya : telah menceritakan kepada kami Jarir : dari Aban bin Taghlab,
dari Amru bin Murrah, dari Abdurrahman bin Sabith, bahwa ia berkata :
Rasulullah telah bersabda : "Pada umatku nanti akan terjadi pembenaman
(pengamblesan bumi), penglemparan dan pengubahan bentuk."Para sahabat
bertanya : "Kapan hal itu terjadi, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Jika
mereka telah merajalelakan musik dan menghalalkan khamr." (Hadits ini
mursal, karena yang membawakan hadits ini adalah seorang dari kalangan
Tabi'in (yang tidak pernah bertemu Nbi), yaitu Abdurrahman bin Sabith,
meskipun ia sebenarnya tsiqat. Ia banyak meriwayatkan hadits secara
mursal, sebagaimana dikatakan Al Hafidz Ibnu Hajar dalam At Taqrib (3867)
hal. 340 - ed.).
11 Hadits Al Ghazi bin Rabi'ah
Ibnu Abi Dunya berkata : Abdul Jabbar bin Ashim telah menceritakan kepada
kami, katanya : telah menceritakan kepada kami Ismail bin Ayasy, dari
Ubaidullah bin Ubaid, dari Abul Abbas Al Hamdani, dari Umarah bin Rasyid,
dari Al Ghazi bin Rabi'ah - yang mengangkat (menyambungkan) hadits ini
kepada Nabi - bahwa ia mengatakan, "Suatu kaum nanti pasti akan berubah
menjadi kera dan babi sedang mereka masih berada di atas dipan-dipan
mereka. Itu disebabkan karena mereka meneguk khamr, bermain musik dan
mengambil biduanita." (Hadits mursal, karena Al Ghazi adalah seorang dari
kalangan Tabi'in - ed.).
Ibnu Abi Dunya berkata : Abul Jabbar bin Ashim telah menceritakan kepada
kami,katanya : telah menceritakan kepada kami Al Mughirah bin Al Mughirah
dari Shalih bin Khalid - yang mengangkat hadits tersebut kepada Nabi -
bahwa ia berkata, "Akan ada manusia dari umatku ini yang menghalalkan
sutera, khamr dan musik. Dan pasti Allah akan mendatangkan gunung yang
besar sehingga gunung itu melalap mereka, dan sebagian dari mereka diubah
bentuk menjadi kera dan babi." (Hadits mursal - ed.).
Ibnu Abi Dunya berkata : Harun bin Ubaid telah menceritakan kepada kami,
katanya : Yazid bin Harun telah menceritakan kepada kami, katanya : telah
menceritakan kepada kami Asyras Abu Syaiban Al Hudzali yang berkata : aku
pernha berkata kepada Farqad As Sabakhi : Beritahukan kepadaku wahai Abu
Ya'qub mengenai kejadian-kejadian aneh yang aku baca dalam Taurat, bahwa
akan ada pengubahan bentuk, pembenaman dan penglemparan pada uamt Muhammad
ini yang termasuk ahlu kiblat! Wahai Abu Ya'qub, apa sebenarnya perbuatan
mereka itu?" Ia menjawab,"Itu disebabkan karena mereka mengambil
biduanita- biduanita untuk menyanyi, menabuh rebana (bermain musik) serta
memakai pakaian sutera dan emas. Jika kamu hidup hingga dapat melihat tiga
perbuatan, maka yakinlah, bersiap-siaplah dan berhati-hatilah!" Aku
bertanya,"Apa itu?" Ia menjawab, "Jika kaum laki-laki sama kaum laki-laki
dan kaum perempuan sama kaum perempuan dan bangsa Arab sudah suka terhadap
bejanan orang A'jam, maka itulah saatnya!" Aku bertanya kepadanya, "Apakah
khusus orang Arab?" Ia menjawab, "Tidak, namun seluruh ahlu kiblat."
elanjutnya ia berkata : "Demi Allah, orang-orang seperti itu pasti akan
dilempari batu dari langit yang akan menghancurkan mereka dalam keadaan
sedang di jalanan dan di tengah-tengah kabilah mereka seperti yang pernah
menimpa kaum Luth; yang lain diubah bentuk mereka menjadi kera dan babi
seperti yang pernah terjadi pada Bani Israil; dan sebagian lagi dari
mereka dibenamkan ke dalam bumi seperti yang pernah menimpa Qarun.
Banyak sekali khabar (hadits) yang menjelaskan tentang adanya al maskh
(pengubahan bentuk) pada umat ini yang bersifat muqayyad, namun kebanyakan
hadits menyebutkan akan menimpa orang-orang yang bergelimang dengan
nyanyian dan para peminum khamr, dan sebagaimana bersifat muthlaq.
Salim bin Abu Al Ja'd mengatakan : Sungguh akan datang kepada manusia
suatu zaman di mana ketika itu orang-orang berkumpul di depan pintu rumah
seorang laki-laki untuk menunggu keluarnya lelaki dari dalam rumahnya
untuk menemui mereka lalu mereka meminta keperluan kepadanya, lalu
laki-laki itupun keluar dalam keadaan sudah berubah bentuk menjadi kera
atau babi. Dan seorang laki-laki akan lewat dan bertemu dengan laki-laki
lain di kedainya yang sedang berjualan,lalu ia kembali sudah berubah
menjadi kera atau babi."
Malik bin Dinar berkata :"Telah sampai kepadaki bahwa pada akhir zaman
nanti akan ada badai dan kegelapan, lalu orang-orang pun meminta tolong
kepada ulama-ulama mereka, namun ternyata para ulama itu mendapati mereka
telah berubah bentuk."
Sebagian ulama mengatakan,"Jika hati itu telah bersifat dengan makar,
tipuan dan kefasikan serta telah tercelup dengan hal itu secara sempurna,
maka orangnya telah berperilaku seperti perilaku hewan yang disifati
dengan sifat tersebut, diantaranya adalah kera, babi dan sejenisnya.
Selanjutnya pensifatan itu terus meningkat sehingga tampaklah di raut
mukanya secara remang-remang. Selanjutnya semakin menguat dan bertambah
terus sehingga tampak secara jelas di raut muka. Kemudian menguat lagi
sehingga paras yang tampak itu terbalik (berubah bentuk) sebagaimana unsur
batinnya pun sudah terlebih dahulu terbalik."
Barangsiapa yang memiliki pandangan yang jeli, maka ia akan dapat melihat
behwa sebenarnya paras manusia itu merupakan metamorfosis dari paras hewan
di mana secara batin mereka berakhlak dan berperilaku seperti perilaku
hewan tersebut. Maka jika engkau melihat seorang yang curang, suka
mengelabuhi, penipu dan pengkhianat, tentu di wajahnya terlihat adanya
hasil metamorfosis dari kera. Di raut muka orang-orang Rafidhah (Syi'ah)
akan anda lihat wajahnya terlihat adanya hasil metamorfosis dari wajah
anjing.
Yang lahir (zhahir) itu selalu terkait dengan yang batin. Maka jika
sifat-sifat tercela itu mendominasi jiwa,maka paras yang lahir pun akan
kentara pula. Oleh karena itu Nabi menakut-nakuti makmum yang mendahului
imam dalam shalat berjama'ah bahwa Allah akan menjadikan parasnya sebagai
paras keledai, karena secara batin ia memang menyerupai keledai. Sebab,
jika ia mendahului imam, maka shalatnya akan rusak dan pahalanya akan
gugur. Maka makmum yang seperti itu, bodohnya seperti keledai.
Jika hal ini sudah dapat dimengerti, maka sebenarnya manusia yang paling
layak untuk dimetamorfosis adalah manusia-manusia yang disinyalir oleh
hadits-hadits di atas. Merekalah manusia yang paling cepat dimetamorfosis
menjadi kera dan babi karena adanya keserupaan batin antara mereka dengan
binatang itu. Hukuman-hukuman Allah swat - na'udzu billah - berjalan
sesuai dengan kebijaksanaan dan keadilan-Nya. Telah kami kupas masalah
keserupaan orang-orang yang menyanyi serta yang terfitnah dengan
mendengarkan lagu-lagu setan serta telah kami hantam habisan- habisan
dalam kitab kami yang cukup besar yang mengupas masalah ini. Kami sebutkan
pula perbedaan antara apa yang cukup besar bisa digerakkan dari
mendengarkan bait-bait dan apa yang bisa digerakkan dari mendengarkan
ayat-ayat. Barangsiapa yang ingin lebih jauh lagi memahami hal ini, maka
silakan baca buku tersebut. Masalah ini memang sengaja kami kupas sedikit
dalam buku ini, karena hal ini termasuk di antara perangkap setan.
Wabillahit taufiq. (Buku yang dimaksud Ibnul Qayyim tersebut sekarang
sudah diterbitkan dengan judul "Al Kalam 'ala Masalitis Sama" yang
ditahqiq oleh Syaikh Rasyid Abdul Haziz Al Hamd, - ed.).
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah
*) Dikutip dari buku "Ighotsatul Lahfan, Menyeleamatkan Hati dari Tipu
Daya Setan", Pustaka Al-Alaq
Makkah 'Isha - 17th November 2024
-
*Makkah Isha *
(Surah Nazi’at: Ayaah 15-46) *Sheikh Sudais*
Download 128kbps Audio
20 jam yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar