Ketika iman bersemi dalam hati sesuai tuntunan syariat, niscaya hati ini rindu terbang ke jannah dan takut siksa neraka

Rabu, 01 Mei 2013

Asy-Syaikh Rabi’ Berlepas Diri Dari Perkara yang Dinisbahkan kepada Beliau

بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam. Semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat dan salam atas Nabi-Nya, Muhammad dan keluarga serta para sahabat beliau.
Amma ba’du.
Allah tabaraka wa ta’ala berfirman:

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءَكُم فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَومًا بِجَهَالَةٍ فَتُصبِحُوا عَلَى مَا فَعَلتُم نَادِمِينَ﴾
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Al-Hujurat: 6)
Allah jalla wa ‘ala berfirman:
﴿إِنَّمَا يَفتَرِي الكَذِبَ الَّذِينَ لَا يُؤمِنُونَ بِآيَاتِ اللهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الكَاذِبُونَ﴾
“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.” (An-Nahl: 105)
Al-Imam Ahmad dan Abu Dawud meriwayatkan dari hadits ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi  wa sallam bersabda:
 مَن خَاصَمَ فِي بَاطِلٍ وَهُوَ يَعلَمُهُ، لَم يَزَل فِي سَخَطِ اللهِ حَتَّى يَنزِعَ عَنهُ، وَمَن قَالَ فِي مُؤمِنٍ مَا لَيسَ فِيهِ أَسكَنَهُ اللهُ رَدغَةَ الخَبَالِ حَتَّى يَخرُجَ مِمَّا قَالَ
“Barang siapa berdebat dalam kebatilan yang ia sendiri mengetahuinya, maka dia terus-menerus berada dalam kemurkaan Allah sampai ia berhenti darinya. Dan barang siapa mengatakan sesuatu tentang seorang mukmin yang sesuatu itu tidak ada padanya, maka Allah akan menempatkan dia dalam lumpur nanah sampai dia keluar dari perkataannya itu.”
Inilah. Dan sesungguhnya aku telah membaca apa yang ditulis oleh tangan berdosa Yahya al-Hajuriy, berupa kebohongan dan kedustaan. Termasuk pula ucapan batil yang tidak akan keluar dari seorang yang takut kepada Allah ‘azza wa jalla dan yang mengetahui bahwa dia akan berdiri di hadapan Allah ta’ala. Di antara ucapan batil yang dibuat-buat dan jelas-jelas merupakan ucapan yang murni rekaan itu ialah:
Ucapannya, “Bahwa asy-Syaikh Rabi’ berkata, ‘Jauhkanlah al-Hajuriy dari kursi itu, dan hendaknya sudah ada penggantinya.”
Sesungguhnya perkataan yang diucapkan oleh Yahya al-Hajuriy ini, demi Allah dan demi Allah dan demi Allah, asy-Syaikh Rabi’ tidak mengatakannya. Dan aku pun tidak mendengar dari beliau, dan aku tidak pernah menukilnya dari beliau. Hanya saja, perkataan ini berasal dari kantong Yahya al-Hajuriy, dan di antara perkara-perkara yang ia buat-buat.
Dan inilah Syaikhuna Rabi’ – semoga Allah memberi taufik kepada beliau –, beliau masih hidup dan dikaruniai rezeki. Tanyalah kepada beliau, “Siapakah yang jujur dalam hal ini? Abu Malik ar-Riyasyi ataukah Yahya al-Hajuriy? Dan siapakah yang telah dikenal dengan kedustaan dan rekaan, Abu Malik ataukah Yahya al-Hajuriy?”
Al-Hajuriy adalah seorang yang telah diketahui oleh ahlul ilmi dan para dai ke jalan Allah, serta para penuntut ilmu yang pernah duduk dan bergaul dengannya bahwa dia telah dikenal dengan kebohongan. Dan sesungguhnya dia telah dikenal dengan kedustaan, pengaburan (talbis), tipu daya, dan khianat.
Dan juga, sesungguhnya aku tidak pernah mendengar omong kosong yang al-Hajuriy banyak mengucapkannya  dan pura-pura menangis karenanya dari Syaikhuna Muhammad al-Wushabiy, dan aku tidak pernah menukil ucapan seperti ini dari beliau, sementara beliau masih hidup dan terus mendapat rezeki. Maka tanyakanlah kepada beliau, “Siapakah yang jujur dalam permasalahan ini, Abu Malik ar-Riyasyi ataukah Yahya al-Hajuriy si pembohong dan pendusta?”
Demikianlah. Dan aku nasehatkan kepada setiap saudara Salafy untuk tidak menyibukkan diri dengan perkara-perkara tak berguna dari Yahya al-Hajuri yang dibangun di atas kebohongan, kedustaan, dan keinginan untuk menang dengan cara batil. Dan hendaknya setiap saudaraku Salafy tetap konsentrasi dalam kegiatannya mencari ilmu yang bermanfaat, pelajaran, dakwah kepada Allah, melakukan tahqiq, dan menulis.
Dan aku nasehatkan kepada mereka untuk tidak menyibukkan diri dengan selain perkara bermanfaat yang memberi faedah kepada mereka dalam urusan agama dan dunia. Karena sesungguhnya al-Hajuriy adalah seorang laki-laki pengangguran, tidak punya kegiatan, tidak memiliki semangat untuk menjaga waktunya. Dia adalah seorang laki-laki yang terfitnah, banyak omong, silat-lidah,  dan berdebat dengan kebatilan.
Dan kepada masyayikh kami seluruhnya di Yaman maupun di luar Yaman, agar menjelaskan yang sebenarnya dalam fitnah ini. Dan bahwasanya al-Hajuriy lah yang menyalakan dan mengobarkan fitnah, dialah yang berbohong di dalamnya dan menentang. Adapun pihak lain, baik para masyayikh, para dai, dan para penuntut ilmu, merekalah orang-orang yang dibuat-buat kebohongan atas mereka dan merekalah yang ditentang (oleh al-Hajuriy), tidak lebih dari ini.
Dan agar kita tidak tersibukkan dari urusan yang sedang kita jalani berupa ilmu, pelajaran, dakwah kepada Allah, menulis, dan tahqiq. Jangan tersibukkan dengan saling mencaci-maki, berbantah-bantahan, saling berlomba untuk menang dengan lelaki pengangguran dan kurang kerjaan ini dan siapapun yang terfitnah denganya.
Allah sajalah tempat meminta pertolongan, dan hanya kepada-Nya lah tempat bersandar. Laa haula wa laa quwwata illa billah.
Semoga Allah senantiasa bershalawat dan mencurahkan keselamatan atas nabi kita, Muhammad, keluarga beliau, dan para sahabat beliau seluruhnya.

Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=136800Ditulis oleh:
Abu Malik ar-Riyasyiy Ahmad bin ‘Ali bin al-Mutsanna al-Qufailiy
Pagi hari, Senin 5 Jumadal Akhirah 1434H

Daarul Hadits, Ma’bar – semoga Allah menjaganya –.

sumber url: http://dammajhabibah.net/2013/04/17/asy-syaikh-rabi-berlepas-diri/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar