Beberapa Hadits Terkait Amalan di Bulan Rajab
بسم الله الرحمن الرحيم
Beberapa Hadits Terkait Amalan di Bulan Rajab
Nikmat Allah subhanahu wa ta’ala yang besar ketika kita masih diberi umur untuk hidup di dunia dalam rangka menambah bekal bertemu dengan-Nya. Kita sekarang berada di bulan Rajab yang merupakan salah satu bulan yang mulia dalam kalender Islam. Terkait bulan Rajab ini, telah banyak beredar di masyarakat berbagai hadits yang menjelaskan keutamaan sholat sunnah dan puasa sunnah di bulan Rajab. Namun, sangat disayangkan ternyata berbagai hadits tersebut telah dihukumi para ulama sebagai hadits yang tidak shahih/tidak benar penyandaran berbagai hadits tersebut kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan, sebagiannya adalah hadits yang tergolong dalam deretan hadits palsu atau maudhu’. Al Hafizh Ibnu Hajar Al ‘Asqolani Asy Syafi’i-seorang ulama besar dari madzhab Syafi’I dan berbagai karya beliau diakui oleh kaum muslimin seperti kitab Bulughul Maram-telah menyusun sebuah buku khusus terkait berbagai hadits tersebut dengan judul Tabyinul ‘Ujab. Berikut kami sebutkan beberapa hadits tersebut disertai penjelasan cacat dalam setiap hadits insyaallah.
1. Hadits Sesungguhnya di surga ada sebuah sungai bernama Rajab yang airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu. Barangsiapa berpuasa sehari di bulan Rajab maka Allah akan memberinya minum dari sungai tersebut.
Al Hafizh Ibnu Hajar berkata bahwa dalam sanad hadits (mata rantai periwayatan hadits) ini ada beberapa periwayat yang majhul/tidak dikenal dan tidak diketahui kejujurannya. Para ulama ahli hadits bersepakat bahwa keadaan demikian menjadikan sebuah hadits dinilai dha’if/lemah.
Hadits ini datang dari jalan yang lain namun ternyata dalam sanadnya ada seorang pemalsu hadits bernama As Siqthy. Demikian penjelasan Ibnu Hajar.
2. Hadits bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam kalau mulai masuk bulan Rajab beliau berdoa Wahai Alah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan.
Ibnu Hajar menjelaskan bahwa dalam sanad hadits ini ada seorang bernama Zaidah ibn Abir Raqad. Perawi ini sangat lemah sampai Imam Bukhari berkomentar tentangnya munkarul hadits yang artinya tidak halal meriwayatkan dari orang ini-dikarenakan saking lemahnya dia. Sebenarnya hadits ini juga datang dari jalan yang lain, namun sebagaimana hadits sebelumnya, di dalam sanad/jalan hadits ini ada pemalsu hadits yang sama yaitu As Siqthy.
3. Hadits bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidakah berpuasa setelah Ramadhan kecuali di bulan Sya’ban dan Rajab.
Hadits ini mungkar dan sangat lemah karena dalam sanadnya ada perawi bernama Yusuf ibn Athiyyah yang sangat lemah hafalannya.
4. Hadits Rajab adalah bulannya Allah, Sya’ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku.
Hadits ini adalah hadits palsu yang dipalsukan oleh seorang bernama Abu Bakr An Naqqasy.
5. Hadits Barangsiapa puasa sehari di bulan Rajab dengan iman dan mengharap pahala Allah maka berhak mendapat ridha Allah yang terbesar dan akan dimasukkan surga Firdaus. Barangsiapa puasa dua hari di bulan Rajab maka mendapat dua pahala dimana nilai tiap pahala seperti besarnya gunung di dunia. Barangsiapa puasa tiga hari di bulan Rajab maka akan dibuatkan parit antara dia dengan neraka dimana lebar parit itu sejauh perjalanan setahun. Barangsiapa puasa di bulan Rajab empat hari…
Demikian seterusnya disebutkan pahala dan keutamaan puasa di bulan Rajab sampai keutamaan puasa 15 hari di bulan tersebut.
Hadits ini juga palsu dan dipalsukan oleh pemalsu hadits yang sama pada hadits sebelumnya yaitu Abu Bakr An Naqqasy.
Hadits ini datang dari jalan yang lain dengan tambahan keutamaan sampai puasa 20 hari di bulan Rajab. Namun, jalan yang lain ini para perawinya banyak yang tidak dikenal oleh para ulama ahli hadits yang menjadikan hadits ini sangat lemah.
6. Hadits Bulan Rajab adalah pilihan Allah barangsiapa mengagungkan bulan Rajab maka dia telah mengagungkan perintah Allah dan Allah akan masukkan dia ke jannatunna’im…
Hadits ini juga palsu dipalsukan oleh seorang pemalsu hadits yang tekenal bernama Nuh Al Jami’.
7. Hadits Keutamaan Rajab dibanding bulan – bulan yang lain sebagaimana keutamaan Al Quran terhadap dzikir – dzikir lainnya dan keutamaan bulan Sya’ban dibanding bulan lainnya sebagaimana keutamaan Muhammad dibanding para nabi lainnya dan keutamaan bulan Ramadhan dibanding bulan lainnya adalah seperti keutamaan Allah atas seluruh hamba-Nya.
Hadits ini juga palsu dipalsukan oleh As Siqthy.
8. Hadits Barangsiapa memudahkan kesulitan saudaranya di bulan Rajab maka Allah akan bangunkan baginya istana di surga sejauh mata memandang. Muliakanlah bulan Rajab niscaya Allah akan beri kalian 1000 karomah.
Hadits ini juga palsu dipalsukan oleh As Siqthy pula.
9. Hadits Barangsiapa berpuasa satu hari di bulan Rajab dan dia sholat di hari tersebut empat raka’at dimana pada raka’at pertama membaca Ayat Kursi 100x dan di raka’at kedua membaca Al Ikhlas 100x maka dia tidak akan mati kecuali telah dinampakkan baginya tempatnya kelak di surga.
Ibnul Jauzy berkata bahwa ini adalah hadits palsu dan kebanyakan perawinya tidak dikenal..
10. Hadits keutamaan sholat pada malam ke-27 bulan Rajab dengan tatacara yang dirinci dalam hadits ini dan keutamaannya diampuni dosanya selama 60 tahun.
Hadits inipun kedudukannya tidak beda jauh dari hadits – hadits sebelumnya.
11. Hadits Sholat Raghaib yaitu sholat yang dilakukan pada malam Jum’at pertama di bulan Rajab dengan tata cara tertentu. Hadits ini dinilai oleh para ulama seperti Ibnul Jauzy sebagai hadits palsu dengan dan pemalsunya adalah seorang bernama Ibnu Jahdhom.
Masih banyak hadits – hadits lain terkait keutamaan puasa dan sholat di bulan Rajab secara khusus yang tidak kami sebutkan. Namun, semuanya tidak ada yang shahih karena sebagiannya berderajat lemah dan sebagian yang lain berderajat palsu. Diantara para ulama yang menegaskan demikian adalah Al Hafizh Al Harawi, Al Hafizh Ibnu Hajar, dan Al Hafizh Ibnu Rajab.
Beredarnya berbagai hadits lemah dan palsu di tengah – tengah masyarakat memang sangat memprihatinkan dan berpengaruh buruk. Oleh karena itu kami berharap agar segenap kaum muslimin lebih selektif dalam menerima sebuah hadits dan dalam menyampaikannya. Jangan sampai kita masuk ke dalam ancaman Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang mutawatir (tidak diragukan lagi keshahihannya) “ Barangsiapa berdusta atas namaku apa – apa yang tidak kuucapkan maka hendaklah mempersiapkannya tempat duduknya di neraka.”
Apa yang kami sampaikan ini sebagai bentuk nasihat bagi kaum muslimin karena agama Islam merupakan nasihat bagi semua pihak dan bukan bagian dari ghibah/menggunjing yang terlarang di dalam Islam. Sebagian kaum muslimin berniat baik untuk menyemangati kaum muslimin dalam beramal dengan menyebarkan berbagai hadits fadhail a’mal/keutamaan beramal namun ternyata caranya salah karena tidak mempedulikan apakah hadits yang dibawakan shahih atau lemah atau bahkan palsu. Oleh karena itu, niat baik tidak menjamin bahwa amalnya baik dan diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala.Wallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar