”Wahai
 Rasulullah, berkenankah anda jika aku membuatkan sebuah mimbar agar 
anda dapat duduk diatasnya, sesungguhnya budakku seorang ahli kayu”. 
Rasulullah menanggapi 
dengan antusias : ”Tentu,asalkan engkau mau”. 
Lantas bekerjalah budak tersebut mempersiapkan mimbar,tempat duduk 
seorang suri tauladan umat.
Sebelumnya,Rasulullah selalu menyampaikan khutbah dan nasehat dengan bersandar pada sebatang pohon kurma,berpegang di pokoknya.
Pada
 hari jum’at berikutnya, Rasulullah telah menggunakan mimbar baru 
pemberian wanita anshar tersebut. Beliau duduk diatasnya, tiba-tiba 
pohon kurma yang biasa digunakan Nabi untuk bersandar berteriak dan 
menangis seperti tangisan anak kecil. Begitu keras tangisan pohon kurma 
tersebut hingga seakan-akan pohon itu akan terbelah. Maka Rasulullah pun
 segera turun dari mimbar dan langsung menuju ke arah pohon kurma,lalu 
pohon kurma itu dibelai dan dipeluk oleh Nabi hingga ia pun terdiam. 
Nabi pun bersabda,
“Pohon kurma itu menangis karena bersedih,tidak lagi mendengar nasehat-nasehat seperti dahulu”.Cerita diatas diriwayatkan oleh Imam Bukhari didalam Shahih Bukhari dari sahabat Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu dan kita benar-benar yakin bahwa cerita itu memang sungguh-sungguh terjadi karena banyak kejadian luar biasa yang telah dianugrahkan Allah untuk Nabi Muhammad sebagai tanda mukjizat kenabian beliau. Seperti terbelahnya bulan, memancarnya air dari sela jari jemari tangan Nabi, makanan sedikit dapat mencukupi ribuan orang, batu yang mengucapkan salam untuk Nabi, binatang pun berbicara dihadapan Nabi serta mukjizat lainnya. Semuanya menjadi bukti bahwa Islam yang diajarkan Nabi Muhammad adalah ajaran yang mutlak kebenarannya.
Banyak ibrah atau pelajaran 
yang dapat diambil dari hadits diatas. Oleh karena itu, setiap muslim 
harus mengambil pelajaran dari sabda-sabda Nabinya. Banyak atau 
sedikitnya pelajaran yang dapat diambil dari sebuah hadits sangat erat 
sekali kaitannya dengan fiqih (pemahaman agama) seseorang. Al 
Imam Syafi’i mampu mengambil lebih dari 60 pelajaran penting dari sebuah
 hadits,hanya dalam waktu semalam.Adapun kita??
Diantara pelajaran
 dari hadits diatas adalah ajaran untuk tidak menyakiti hati orang lain 
serta berusaha untuk menjaga perasaan orang.Lihatlah Nabi 
Muhammad,beliau menerima tawaran dari wanita anshar tersebut sebagaimana
 beliau menerima tawaran ataupun pemberian sahabatnya yang lain. Nabi 
senang dan menampakkan rasa senangnya bila mendapatkan pemberian dari 
orang lain. Pernah beliau menerima hadiah pakaian dari salah seorang 
sahabat,baju bagus yang ada hiasannya. Karena merasa terganggu dengan 
pakaian tersebut didalam shalat,beliau pun memerintahkan agar pakaian 
tersebut dikembalikan kepada Abu Jahm (sahabat yang memberi) dan Nabi 
meminta pakaian yang lain sebagai pengganti serta menjelaskan mengapa 
beliau mengembalikan pakaian tersebut?
Lalu  bagaimana dengan 
kita? Terkadang muncul dalam hati rasa sombong dan tinggi hati saat 
mendapatkan pemberian orang.”Memberi hadiah kok sedikit sekali” 
”Memangnya aku tidak mampu untuk membeli barang semacam ini” atau 
ungkapan-ungkapan lain yang akan menyakitkan hati orang yang memberi. 
Sebagaimana kita pun harus mencontoh Rasulullah yang senang memberi 
karena beliau adalah seorang pemurah dan dermawan. Tidak berfikir egois 
dan hanya mementingkan diri sendiri. Inginnya selalu diberi namun jarang
 berfikir untuk gemar memberi. Seperti halnya diri kita yang senang jika
 mendapatkan hadiah,demikian juga orang lain yang akan merasa berbahagia
 bila mendapatkan hadiah dari kita. Rasulullah tidak pernah menolak bila
 diminta.Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari 
sahabat Hakim bin Hizam Rasulullah bersada,
الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى
Artinya,”Tangan diatas lebih baik dibandingkan tangan dibawah”.
Sungguh
 indah ajaran Islam. Terlebih lagi jika memberi dalam rangka membantu 
kepentingan umat Islam, seperti yang dilakukan oleh wanita anshar 
tersebut. Ia rela mengeluarkan biaya dan tenaga demi menyumbangkan 
bantuan untuk kepentingan kaum muslimin. Lalu bagaimanakah dengan diri 
kita? Jawabannya adalah kita memang memiliki sifat kikir. Betapa berat 
tangan ini untuk mengulurkan bantuan bila umat Islam membutuhkan. Berat 
hati untuk berinfaq dalam pembangunan masjid, pondok pesantren, 
buku-buku bacaan Islam atau yang lain. Tak sebanding dengan harta yang 
dihambur-hamburkan oleh seorang caleg legislatif atau untuk membeli 
kembang api dalam rangka tahun baru atau bahkan mengundang grup musik 
dan campursari.
Subhaanallah…mengapa kita tidak mau 
berfikir?.Jawablah sebuah pertanyaan yang saya ajukan ini,”Apa yang 
telah kita perbuat selama ini untuk Islam dan kaum muslimin?”.
Pelajaran
 lain yang tak kalah pentingnya dari hadits diatas adalah selalu 
merindukan Nabi Muhammad sebagai kekasih Allah. Coba bayangkan,sebatang 
pohon pun menangis dan berteriak karena rasa rindunya kepada 
nasehat-nasehat Rasulullah. Ternyata hati kita memang kaku dan 
kasar,telah mati mata hati kita.Allah berfirman dalam Al Qur’an,
ثُمَّ
 قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّن بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ
 قَسْوَةً وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ 
اْلأَنْهَارُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا
يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ
 مِنْهُ الْمَاءَ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ 
وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Kemudian setelah 
itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal 
di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai 
daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah 
mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yangmeluncur jatuh, 
karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa 
yang kamu kerjakan. (QS. 2:74)Maha suci Allah…betapa jauhnya kita meninggalkan jalan kebenaran.Mengapa jauh berbeda sekali antara keadaan kita dengan keadaan para sahabat Rasulullah?.Para sahabat selalu merindukan kebersamaan dengan Rasulullah di dunia sebagaimana besar pula keinginan mereka untuk dapat dikumpulkan bersama Rasululah di dalam surga. Bagaimanakah dengan kita?.Apakah kita selalu merindukan kekasih Allah yaitu Nabi Muhammad?.Antara kejujuran dan kedustaan yang dapat kita lakukan untuk menjawab pertanyaan ini.
Jika benar rasa rindu 
kita kepada Rasulullah maka jawablah beberapa pertanyaan ini.Apakah anda
 telah mengenali bentuk fisik Rasulullah? Apakah anda telah mengetahui 
sifat-sifat terpuji beliau? Apakah anda mengetahui nama istri-istri dan 
anak-anak beliau? Apakah anda mengetahui nama hewan tunggangan beliau? 
Mampukah anda menjelaskan sejarah hidup Nabi Muhammad semenjak kecil 
sampai beliau dibesarkan? Sejarah hidup beliau semenjak belum diangkat 
sebagai rasul hingga beliau wafat? Sanggupkah anda menceritakan 
peperangan yang pernah dialami Nabi Muhammad? Berapakah jumlah sabda 
beliau yang pernah anda baca dan hafalkan? Bisakah anda menceritakan 
pengalaman Nabi dalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj? Dapatkah anda 
bercerita tentang isi perjanjian beliau dengan orang-orang Yahudi di 
kota Madinah? Siapakah orang-orang kesayangan Rasulullah?.
Masih 
terlalu dini untuk menyatakan,”Aku cinta Nabi Muhammad” karena semua itu
 hanya sebuah pengakuan tanpa bukti. Sungguh amat menyedihkan sekali 
keadaan generasi muda umat Islam saat ini. Banyak dari mereka yang tidak
 kenal dengan Nabinya kecuali hanya sebatas nama beliau saja. Padahal 
diantara pertanyaan yang harus dijawab oleh setiap muslim didalam 
kuburnya adalah,”Siapakah Nabimu?”.
Dimasa kita ini kerinduan 
seorang muslim kepada Rasulullah dapat diwujudkan dengan mempelajari dan
 mengamalkan bimbingan hidup yang beliau wariskan kepada kita. Senang 
membaca dan merenungkan sabda-sabda beliau,bisa juga dengan aktif dalam 
pengajian-pengajian.Setiap muslim harus merasa bersedih pabila 
meninggalkan majlis taklim, seakan-akan ia berpisah langsung dengan 
baginda Rasul. Betapa bersedihnya para sahabat ketika ditinggal wafat 
oleh Nabi Muhammad.Hingga Umar bin Khattab pun tak dapat 
mempercayai,hingga Bilal bin Rabah tak lagi ingin mengumandangkan 
adzan,hingga kota Madinah dirasakan gelap gulita pada hari wafatnya 
beliau.
Harapan kita,dan smoga bukan hanya sekedar harapan 
belaka,kita semua dipertemukan dengan Rasulullah didalam surga Al 
Firdaus bersama kekasih-kekasih Allah yang lain.Marilah bersama tuk 
memperjuangkan rasa cinta dan rindu kita kepada beliau dengan 
mempelajari sunnah Rasulullah. Semoga Allah senantiasa membimbing dan 
mengabulkan doa kita.Amin
oleh: Abu Nashim Mukhtar bin Rifai,Solo
Sumber: http://www.salafy.or.id/harus-merindu/




Tidak ada komentar:
Posting Komentar