Ketika iman bersemi dalam hati sesuai tuntunan syariat, niscaya hati ini rindu terbang ke jannah dan takut siksa neraka

Minggu, 19 Mei 2013

Asy-Syaikh Muhammad Bazmul Berbicara Tentang Ali Hasan Al-Halabi

Fatwa dari Asy-Syaikh DR. Muhammad Umar Bazmul:

“WASPADALAH DARI PENYIMPANGAN MANHAJ ALI HASAN AL-HALABI.”

Saudara pembaca, Asy-Syaikh DR. Muhammad Umar Bazmul adalah salah seorang ulama dari negeri Makkah Al-Mukarramah. Beliau adalah seorang dosen di Universitas Ummul Qura Makkah yang dikenal dengan keluasan ilmunya, sebagaimana nampak dari berbagai karyanya
di berbagai bidang ilmu agama.
Asy-Syaikh DR. Muhammad Umar Bazmul menjawab seputar syubuhat yang beredar di beberapa situs internet yang menyebutkan bahwasanya beliau tidak sepakat dengan karya tulis yang disusun oleh adik kandung beliau yang bernama Fadhilatu Asy-Syaikh DR. Ahmad Umar Bazmul yang berisi bantahan terhadap berbagai penyimpangan manhaj Ali Hasan Al-Halabi.
Kini kami menyuguhkan kepada para pembaca hasil terjemah dari rekaman jawaban Asy-Syaikh DR. Muhammad bin Umar Bazmul mengenai penyimpangan manhaj Ali Hasan Al-Halabi sekaligus bimbingan beliau untuk Ahlussunnah dalam menentukan sikap terhadap orang ini.
Rekaman diambil dari acara tanya jawab bersama beliau pada daurah ilmiyah yang dilaksanakan di Masjid Al-Anshar kompleks Ma’had Al-Anshar Sleman Yogyakarta pada tanggal 25 Rajab-2 Sya’ban 1431/8-15 Juli 2010. Para pembaca pun dapat mendengar langsung rekaman suara yang disampaikan oleh beliau.
Tujuan kami menampilkan tulisan ini adalah untuk membantu para pembaca dalam menyikapi penyimpangan manhaj Ali Hasan Al-Halabi dengan cara yang ilmiyah dan jauh dari sikap ashobiyah yang tidak objektif dan tercela.
Penanya:
Bagaimana sikap seorang salafy terhadap Ali Hasan Al-Halabi?

Asy-Syaikh Muhammad bin Umar Bazmul menjawab:
Sikap seorang salafy terhadap Ali Hasan Al-Halabi adalah tawaqquf dari menerima (ilmunya) dan berhati-hati dari mengambil ilmu darinya, baik ilmu yang disampaikan melalui berbagai muhadharah (ceramah) maupun dari berbagai karya tulisnya, terkhusus karya-karyanya pada akhir-akhir ini. Karena kini Asy-Syaikh Ali memiliki sikap-sikap masybuhah (rancu) yang menyelisihi keyakinan Ahlussunnah Wal Jama’ah. Kini dia mulai menempuh sikap (manhaj) yang harus dia koreksi ulang, serta harus dia luruskan kembali sesuai dengan cara bersikap (manhaj) yang telah ditempuh oleh para ahli hadits dan pengikut jejak manhaj as-salafus salih.

Maka sudah seharusnya tawaqquf terhadapnya dan tidak mengambil ilmu dari berbagai karya tulis dan muhadharah yang disampaikannya, terkhusus pada akhir-akhir ini. Sudah seharusnya untuk waspada dari (manhaj)nya sekaligus mentahdzir (memeringatkan ummat) dari orang ini, sampai benar-benar ia kembali kepada al-haq dan membersihkan dirinya (dari berbagai keyakinannya yang menyimpang), sehingga disaat itu boleh untuk menempuh jalannya.
Kemudian Asy-Syaikh Muhammad Bazmul ditanya tentang beberapa bentuk penyimpangan Ali Hasan, maka beliau menjawab:
Kesalahan paling fatal yang ada pada diri Asy-Syaikh Ali Hasan Al-Halabi adalah:
1. Dia berupaya merobohkan kaidah Ahlussunnah Wal Jama’ah dalam berinteraksi dengan para pengikut hawa nafsu dari kalangan Ahlul Bid’ah dan orang-orang yang menyimpang. (sekali lagi) penyimpangan paling berbahaya pada diri Asy-Syaikh Ali Hasan Al-Halabi adalah upayanya merobohkan prinsip pokok dalam menyikapi Ahlul Bid’ah dan orang-orang yang menyimpang serta para pengikut hawa nafsu. Dia ingin menyetarakan antara Ahlussunnah dan Ahlul Bid’ah. Ini adalah manhaj yang paling berbahaya yang ada pada diri Asy-Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid. Manhaj seperti ini tentu sangat berbahaya sekali, karena dapat menimbulkan berbagai dampak buruk yang sangat besar.

2. Termasuk dari bentuk kesalahan fatal yang ada padanya adalah upayanya merendahkan kedudukan ulama, dan memposisikan dirinya seolah-olah seperti kibarul ‘ulama (ulama senior). Dia mencoba menjatuhkan Asy-Syaikh Rabi’ (Al-Madkhali) dan Asy-Syaikh ‘Ubaid (Al-Jabiri). Seolah-olah posisi dirinya dengan kedua syaikh tersebut adalah teman selevel (seangkatan). Sikap seperti ini merupakan adab yang jelek. Berbagai ungkapannya dalam hal ini mengandung makna penghinaan dan pelecehan yang tidak pantas diucapkan terhadap para ulama.
Ada beberapa peyimpangan lainnya yang semuanya telah disebutkan oleh saudara (kandung)ku Asy-Syaikh Ahmad dalam tulisannya (tentang Asy-Syaikh Ali Hasan) yang berjudul Shiyanatus Salafy ‘An Wasawisi ‘Ali Al-Halabi 1) .

—————————–

Footnote: Judul aslinya adalah Shiyanatus Salafy Min Waswasati Wa Talbisati Ali Al-Halabi (Penjagaan salafy Dari Bisikan Jahat dan Tipu Daya Ali Al-Halabi, pent.)

url: http://www.assalafy.org/mahad/?p=526

Tidak ada komentar:

Posting Komentar