Ketika iman bersemi dalam hati sesuai tuntunan syariat, niscaya hati ini rindu terbang ke jannah dan takut siksa neraka

Minggu, 16 Desember 2012

Nasehat Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam Terkait Khilaf dan Perbaikan Kalbu


بسم الله الرحمن الرحيم
وَلَقَدْ بَوَّأْنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ مُبَوَّأَ صِدْقٍ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ فَمَا اخْتَلَفُوا حَتَّى جَاءَهُمُ الْعِلْمُ إِنَّ رَبَّكَ يَقْضِي بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَلما نزلت هذه الآية: {يا أيها الذين آمنوا لا ترفعوا أصواتكم فوق صوت النبي} جلس ثابت بن قيس في بيته فسأل النبي صلى الله عليه وسلم سعد بن معاذ فقال … فقال ثابت أنزلت هذه الآية ولقد علمتم أني من أرفعكم صوتا على رسول الله صلى الله عليه وسلم فأنا من أهل النار فذكر ذلك سعد للنبي صلى الله عليه وسلم فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم بل هو من أهل الجنة

 Berikut adalah cuplikan nasehat dari Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam -حفظه الله- dalam
pelajaran Tafsir dan Shahih Muslim, ketika membahas ayat dalam surat Yunus ayat 93;
“Dan sesungguhnya Kami telah menempatkan Bani Isra’il di tempat kediaman yang bagus dan Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik. Maka mereka tidak berselisih, kecuali setelah datang kepada mereka pengetahuan (yang tersebut dalam Taurat). Sesungguhnya Rabb-mu akan memutuskan antara mereka pada hari kiamat tentang apa yang mereka perselisihkan itu.”

Beliau berkata: Bani Isra’il telah menceburkan diri-diri mereka dalam perselisihan yang berkepanjangan. Sebenarnya mereka telah diberi kenikmatan yang luas oleh Allah تعالى dan diberi keluasan serta kelapangan hidup berupa rizki yang baik, namun karena kecongkakan mereka, mereka lebih memilih untuk membangkang dan berselisih.

Kita mengambil pelajaran dari firman Allah تعالى ini: Sesungguhnya Rabb-mu akan memutuskan antara mereka pada hari kiamat tentang apa yang mereka perselisihkan itu, suatu pelajaran yang sangat berharga, yaitu perselisihan Bani Isra’il akan tetap berlangsung sampai hari kiamat dan akan diperkarakan di hadapan Allah تعالى, dan Allah تعالى yang memberikan pemutusan perkara.

Terkait dengan kita umat islam, semua perselisihan yang terjadi dalam umat ini kalau tidak diselesaikan dengan hukum Al-Qur’an dan As-Sunnah secara lahir dan batin maka juga akan terus terbawa sampai hari kiamat, dan akan diselesaikan di hadapan Allah تعالى.

Akankah jejak Bani Isra’il ini diikuti oleh sebagian kaum muslimin?

Dalam pelajaran Shahih Muslim ketika beliau membahas hadits berikut; Dari Anas bin Malik رضي الله عنه berkata:
“Ketika turunnya ayat ini : “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengangkat suara kalian di atas suara Nabi”, Tsabit bin Qais duduk diam di rumahnya. Maka Nabi صلى الله عليه وسلم bertanya kepada Sa’ad bin Mu’adz (tentangnya), … Sa’ad mengabarkan bahwa Tsabit berkata: telah diturunkan ayat ini, dan kalian tahu bahwa aku termasuk orang yang bersuara tinggi diantara kalian terhadap Rasulullah, maka aku adalah penghuni neraka. Maka Sa’ad menyebutkan hal itu kepada Nabi, maka beliau bersabda: “Bahkan dia (Tsabit) adalah penghuni surga.”

Pelajaran yang diambil sebagaimana disampaikan oleh Asy-Syaikh, para shahabat sangat bersungguh untuk memahami dan mengamalkan suatu ayat Al-Qur’an. Selain itu, para shahabat ketika turun suatu ayat maka ayat itu dikenakan pada diri mereka sendiri, untuk mengkoreksi diri. Mereka tidak sibuk untuk mengenakan ayat tersebut pada orang lain, masing-masing orang sibuk mengoreksi diri dengan ayat yang turun tersebut. Tsabit bin Qais adalah salah satu contohnya.

Padahal ayat ini sebenarnya turun terkait keributan yang terjadi antara Abu Bakr dan ‘Umar dan mereka mengangkat suara di hadapan Rasul.

Inilah sebab terbesar bagaimana seseorang bisa memperbaiki kalbunya, ketika datang ayat maka mengkoreksi dirinya dengan ayat itu, ketika datang hadits maka dia mengkoreksi dirinya dengan hadits itu. Dan buahnya seperti yang telah dipetik Tsabit bin Qais, akhir hayatnya ditutup dengan syahid, dan diberitakan oleh Rasul bahwa dia adalah penghuni surga.

Demikian cuplikan nasehat dan faedah dari beliau (Asy-Syaikh Muhammad) semoga memberikan bimbingan kepada kita semua untuk mulai berbenah di dunia ini dan mempersiapkan bekal yang sebaik mungkin untuk menghadap Allah تعالى.

Wallahu a’lam.

Sumber: http://thalibmakbar.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar