Ketika iman bersemi dalam hati sesuai tuntunan syariat, niscaya hati ini rindu terbang ke jannah dan takut siksa neraka

Kamis, 02 Januari 2014

Hadits Lemah Tentang Janji Adalah Utang

     عن علي بن أبي طالب وعبد الله بن مسعود  أن النبي  قال : « الْعِدَةُ دَيْنٌ »
     Dari ‘Ali bin Abi Thalib  dan ‘Abdullah bin Mas’ud , bahwa Rasulullah  bersabda: “Janji adalah utang”.
Hadits ini dikeluarkan oleh Imam ath-Thabrani dalam “al-Mu’jamul ausath” (no. 3513 dan 3514) dan “al-Mu’jamush shagiir” (no. 419), Imam Abu Nu’aim al-Ashbahani dalam “Akhbar
Ashbahan (no. 1527), Ibnu ‘Asa-kir dalam “Tarikh Dimasyq” (52/293) dan Imam al-Qudha-‘i dalam “Musnad asy-Syihab” (1/40, no. 7), semuanya dari jalur Sa’id bin Malik bin ‘Isa, dari ‘Abdullah bin Muhammad bin Abil Asy’ats, dari al-A’masy, dari Ibrahim an-Nakha’i, dari ‘Alqamah dan al-Aswad, dari ‘Ali bin Abi Thalib  dan ‘Abdullah bin Mas’ud , dari Rasulullah .
Hadits ini adalah hadits yang lemah, dalam sanadnya ada rawi yang bernama ‘Abdullah bin Muhammad bin Abil Asy’ats, Imam adz-Dzahabi berkata tentangnya: “Dia meriwayatkan hadits yang mungkar, aku tidak mengenalnya”[1]. Ucapan beliau ini dibenarkan oleh Imam Ibnu Hajar[2].
Imam al-‘Iraqi dan Imam Ibnu Rajab mengisyaratkan kelemahan hadits ini, beliau berkata: “Di dalam sanadnya ada rawi yang tidak dikenal”[3].
Hadits ini juga dinyatakan lemah oleh Imam al-Haitsami[4], al-Munawi[5] dan Syaikh al-Albani[6].
Hadits yang semakna juga diriwatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib  dari Rasulullah  dengan lafazh: “Janji seorang mukmin adalah utang”. Hadits ini dikeluarkan oleh Imam ad-Dailami dalam “Musnadul Firdaus”[7].
Hadits ini diisyaratkan kelemahannya oleh Imam al-Munawi, beliau berkata: “Dalam sanadnya ada (rawi yang bernama) Darim bin Qubaishah, (Imam) adz-Dzahabi berkata (tentangnya): Dia tidak dikenal”[8].
Kesimpulannya, hadits ini adalah hadits lemah sehingga tidak boleh dinisbatkan kepada Rasulullah  dan tidak boleh dijadikan sebagai argumentasi untuk menetapkan bahwa janji kedudukannya dalam Islam seperti utang.
Cukuplah ayat-ayat al-Qur-an dan hadits-hadits yang shahih dari Rasulullah  menjadi sandaran dan argumentasi tentang kewajiban menepati janji dan haramnya mengingkarinya.
Seperti firman Allah U:
{وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولاً}
“Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya” (QS al-Israa’: 34).
Juga sabda Rasulullah : “Tanda-tanda orang munafik ada tiga; kalau berbicara dia berdusta, kalau berjanji dia ingkar, dan kalau diberi amanah (kepercayaan) dia berkhianat”[9].
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين


Abdullah bin Taslim al-Buthoni
url: http://manisnyaiman.com/hadits-lemah-tentang-janji-adalah-utang/

[1] Kitab “Miizaanul i’tidaal” (2/490).
[2] Dalam kitab “LIsaanul miizaan” (3/337).
[3] Kitab “Takhriiju aha-diitsi ihya-I ‘uluumid diin” (2/154) dan “Jaami’ul ‘uluumi wal hikam” (1/431).
[4] Dalam kitab “Majma’uz zawa-id” (4/295).
[5] Dalam kitab “Faidhul Qadiir” (4/377).
[6] Dalam kitab “Dha’iiful jaami’ish shagiir” (no. 3853 dan 3854).
[7] Dinukil oleh Imam al-Munawi dalam kitab “Faidhul Qadiir” (4/308).
[8] Ibid.
[9] HSR al-Bukhari (no. 33) dan Muslim (no. 59).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar